Anak dibawah umur dilarang mampir🙅
Harap bijak dalam membaca👍
Slow update 🙏
Silahkan mampir juga ke novel pertama Cimai, klik profil Cimai yaaa😍
"Menikah Dengan Adik Sahabatku"
------
Belum ada dalam pikiran Dira untuk segera mengakhiri masa sendirinya, ia masih trauma pasca ditinggalkan oleh suami yang teramat ia cintai pergi untuk selamanya dan disusul satu-satunya superhero yang selalu berada disisinya, yaitu Ibu.
Meskipun pada kenyataannya sosok pria yang selama ini selalu memperlakukan Dira dengan lembut, ternyata diujung usianya menunjukkan sebuah kenyataan yang teramat pahit, sehingga menyisakan luka dan trauma yang teramat mendalam bagi Dira.
Dira masih tetap mencintainya.
Disisi lain, putra sulung dari pemilik Raymond Group mengalami kegagalannya dalam berumahtangga.
Setelah berhasil dari masa keterpurukannya dan memilih tinggal diluar negeri, akhirnya ia kembali ke tanah air dan menggantikan posisi ayahnya, Erick Raymond.
Awal pertemuan yang tidak sengaja anta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cimai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24 : Maafkan Saya, Tuan
Setelah pulang dari rumah Mentari, Edgar langsung kembali ke rumahnya.
''Mami!'' pekik Edgar.
Edgar terbelalak tidak percaya melihat maminya duduk di ruang tamu dengan menatapnya serius.
''Apa yang terjadi, Edgar?!'' selidik mami. Mami yang tadinya masih duduk langsung berdiri mendekati putranya.
''E....'' Edgar gugup harus memberikan penjelasan seperti apa.
''Mami apa kabar? sejak kapan datang kok tidak kasih kabar dulu kalau mau pulang ke Indonesia?'' Edgar mencoba mengalihkan pembicaraan dan mencoba meraih pundak maminya.
''Apa benar istrimu pergi dari rumah?!''
''E... Mi, aku bisa jelasin. Aku juga tidak tau kenapa Mentari pergi tanpa izin kami semua, aku juga sedang mencarinya Mi.. tapi, dirumah lamanya juga tidak ada.'' jelas Edgar.
''Kamu sedang bermasalah dengan istrimu?''
Edgar menggeleng.
''Tidak Mi, kami tidak ada masalah.'' jawab Edgar.
''Mami kecewa! sangat kecewa! Mami pulang ke Indonesia untuk menemui menantu Mami, lusa papimu akan nyusul, dan kami sudah berencana akan menggelar resepsi pernikahan untuk kalian. Mami benar-benar kecewa!'' racau mami. Kepalanya terasa pusing, wanita paruh baya itu kembali duduk di sofa sembari memegang kepalanya.
''Mami.. Edgar janji akan membawa menantu Mami kembali ke rumah ini.'' bujuk Edgar.
''Tolong bawa Mami ke kamar.'' suruh Edgar pada salah satu pekerja wanita.
''Baik, Tuan..''
''Mari, Nyonya..'' titah pekerja tersebut.
Mami yang masih shock terus memijit-mijit pelipisnya yang terasa berat.
Edgar semakin dibuat pusing, Jimmy belum memberikan kabar apapun. Sedangkan ia tidak tau dimana tempat yang biasa Mentari kunjungi.
Edgar kembali masuk ke kamar setelah memastikan maminya istirahat. Edgar menggeledah beberapa titik didalam kamarnya. Tak lama kemudian, kedua matanya tertuju pada kertas yang dibentuk perahu berada di meja rias. Edgar mendekati dan membukanya secara perlahan.
...Terimakasih telah mencariku, Tuan.....
...Maafkan saya yang pergi tanpa meminta izin kepada siapapun....
...Maafkan saya jika belum bisa menjadi istri yang baik, jangankan untuk menjadi istri yang baik, membuat Tuan mencintai saya dengan tulus rasanya berat....
...Terimakasih ya Tuan, karena sudah menolong saya malam itu dengan menikahi saya. Tidak akan pernah saya lupakan....
...Melalui surat ini, saya izin untuk menyudahi drama yang menyakitkan ini, saya sudah terlalu lama mengalami rasa sakit dan pahit. Saya tidak sanggup lagi jika harus kembali hidup dengan ketidaktulusan, saya ingin hidup dengan normal....
...Maafkan saya, Tuan....
...Saya pergi, saya baik-baik saja, dan untuk hutangnya, tenang saja, suatu hari nanti saya akan kembali dengan membayar hutang-hutang itu....
...Berbahagialah Tuan, anda pasti akan mendapatkan wanita yang anda cintai....
^^^Ghadira Mentari^^^
Edgar meremas kertas itu hingga kusut, sekusut pikirannya hari ini. Ia terduduk lemas di lantai dengan bersandar pada ranjangnya.
''Eh Rita, dicari asisten tuan Edgar tuh, ditungguin dari tadi..'' ujar seseorang.
''Iya-iya ini aku buru-buru pulang karena ditelpon.'' jawab Rita terburu-buru.
Rita langsung berjalan cepat menemui Jimmy yang sudah menunggunya.
''Maaf Tuan sudah menunggu saya.'' ucap Rita.
''Hemm.''
''Apa kau yang dekat dengan nona Mentari, maksudku Ghadira Mentari?'' selidik Jimmy dengan ekspresi datarnya.
''I-iya Tuan, kami cukup baik. Tapi, sudah seminggu lebih kami tidak komunikasi, Dira selalu mengabaikan pesan dari saya. Bahkan saya juga tidak tau kenapa dia resign, dan ketika saya mengunjungi rumahnya, rumah itu kosong. Saya bertanya kepada tetangganya, mereka bilang tidak tau.'' terang Rita.
''Kau sedang tidak berbohong?'' Jimmy menatap tajam Rita yang berdiri.
''Tidak Tuan, saya berbicara apa adanya, sungguh..'' ujar Rita.
Jimmy menarik nafasnya dalam-dalam. Memang setelah Edgar memberitahu padanya tentang pernikahan itu, Edgar langsung memerintahkan kepada Jimmy untuk mengurus para tetangga Mentari agar tutup mulut mengenai pernikahan mereka.
''Yasudah.'' ucap Jimmy.
Rita langsung memberanikan diri mengangkat wajahnya.
''Memangnya kenapa Tuan mencari Dira? apakah anda menyukainya?'' tanya Rita.
Jimmy melotot mendengar pertanyaan Rita yang diluar dugaannya.
''Kau tau dimana tempat yang sering dikunjungi Ghadira?'' tanya Jimmy.
Rita menggeleng, sosok Mentari memang hanya dekat sekedarnya saja.
''Saya tidak tau, Tuan. Saya hanya pernah diajak ke rumahnya dan makam ibu sama makam suaminya.'' jelas Rita.
''Makam?'' tanya Jimmy memperjelas.
Rita mengangguk. ''Betul Tuan.''
''Kamu ikut saya sekarang, tunjukkan dimana tempat pemakaman itu.'' ajak Jimmy langsung beranjak dari tempat duduknya tanpa menunggu persetujuan dari Rita.
Setelah terdiam beberapa detik karena shock diajak pergi oleh salah satu orang penting di Raymond group, Rita akhirnya setengah berlari mengikuti langkah panjang Jimmy.
''Iya halo Jim, gimana?'' tanya Edgar menegakkan posisi duduknya.
''Yang biasa dekat dengan nona Mentari hanya mengetahui dua tempat, Tuan. Rumah itu dan juga tempat dimakamkan ibu dan juga suaminya.'' jelas Jimmy.
''Terus sekarang kau dimana?'' tanya Edgar.
''Kami akan ke makam, Tuan. Alamatnya sudah saya kirim.''
''Aku nyusul.'' ujar Edgar langsung berdiri.
Rita memandang heran, dibenaknya banyak sekali pertanyaan. Kenapa Jimmy mencari Dira yang menghilang. Ada masalah apakah diantara mereka? Dan siapa seseorang yang sedang dihubungi oleh Jimmy..
''Hey, ayo buruan, waktuku tidak banyak!'' seru Jimmy pada Rita.
''Iya Tuan, maaf..''
Gak berusaha ikhlas toh Edgar jga memperlakukan dia lembut ko, gak grasak-grusuk mementingkan napsunya sendiri,,,