NovelToon NovelToon
MY STUDENT IS MY STUPID WIFE

MY STUDENT IS MY STUPID WIFE

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: gabby

Judul novel : "MY STUDENT IS MY STUPID WIFE

Ini kisah tentang NANA DARYANANI, seorang mahasiswi cantik yang selalu mendapat bullying karna tidak pandai dalam pelajaran apapun. Nana sudah lama diam-diam naksir dosen tampan di kampusnya, sampai suatu hari Nana ketahuan suka sama dosennya sendiri yang membuat geger seisi kampus.

Bagaimana dengan Sang Dosen, apakah dia juga akan menyukai Nana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gabby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JANGAN GANGGU ISTRIKU

Di Perpustakaan

Seorang pria muda tampan dan keren masih memantau-mantau orang yang di tunggunya sedari tadi tapi orang itu masih belum datang.

Ya dia Andrean, Andrean berdiri di depan pintu perpustakaan dengan sebuah kotak kecil ditangannya, dia masih menunggu Nana.

"Kenapa belum datang juga sih, apa aku telpon aja." gumamnya.

"Arghhh... gak aktif lagi, Nana kemana sih." Andrean berkali-kali menelpon namun tidak ada balasan dari Nana.

*****

Saat Hessel melangkah keluar dari kelasnya, langkahnya terhenti begitu saja dan tercekat kaget saat melihat Laras dan Jessi berdiri di samping kelas.

"Pak Hessel, kok masih di sini, tumben biasanya begitu kelas berakhir bapak langsung pergi." sapa Jessi sembari berucap

"Laras... kalian ngapain di sini?" Hessel menarik Laras menjauh sedikit dari Jessi.

"Kami hanya kebetulan lewat Hes, kenapa wajahmu terlihat terkejut?" kata Laras.

Sementara Nana masih di dalam kelas, dia tidak mendengar keributan di luar karna dia sedang mendengar musik dengan headsetnya.

"Apa kami mengagetkanmu Hes?" bisik Laras, Hessel diam, dia tidak ingin terjadi keributan yang akan menjadi tontonan penghuni kampus.

"Enak ya pak, habis di kasih jatah, memangnya berapa kamu membayar gadis lugu itu, dulu kamu tidak pernah melakukannya padaku." ucap Laras di telinga Hessel dengan nada menyindir.

"Tutup mulutmu Laras, jangan bicara sembarangan." ucap Hessel. Dia tidak tau bahwa Laras dan Jessi sudah melihat adegan mesra diantara dia dan Nana.

"Bu Laras, pak Hessel, saya masuk ke kelas dulu." kata Jessi permisi.

Hessel hendak menahan Jessi masuk ke kelas, karna di dalam sana ada Nana, maka Hessel pikir mereka akan tau kalau dirinya berlama-lama di kelas karna bersama Nana.

"Oh... ternyata ada Nana juga ya." terdengar suara keras Jessi dari dalam kelas yang membuat Hessel mendenguskan nafas kasarnya.

Hessel dan Laras langsung masuk ke kelas, sementara Nana kaget melihat mereka bertiga.

"Ada apa ini?" ucap Nana bertanya, dia heran saat melihat tatapan mata Jessi dan bu Laras yang menyeramkan.

"Pak, saya juga mau donk punya guru privat seperti bapak, dengan begitu saya rasa bapak bisa menyukai saya juga." ucap Jessi sedikit mengeraskan suaranya agar Nana mendegarnya.

"Apa maksudmu Jes?" ujar Hessel.

"Kenapa Nana bisa, sedangkan saya tidak bisa, seharusnya saat ini saya yang di posisinya." sambungnya.

Hessel bingung dan tidak memahami apa yang Jessi bicarakan.

"Pak Hessel, bukankah siang ini kita ada rapat." ucap Laras sembari mengaitkan tangannya kelengan Hessel alih-alih sengaja memanasi Nana.

Nana berjalan ke arah mereka, Laras pikir Nana akan marah saat melihat dirinya menggandengan tangan Hessel.

Nana sempat tersenyum simpul kearah suaminya, Hessel melihat senyuman terpaksa di wajah istrinya itu.

"Semuanya, saya permisi, mari." sapa Nana terlihat santai sembari berlalu pergi.

"Mari pak Hes, nanti kita telat." ucapnya sedikit berteriak agar Nana mendengarnya dan menoleh ke arah mereka tapi Nana fokus saja ke depan seolah tidak terjadi apa-apa.

Hessel mengusap pasrah wajahnya sembari mengerutkan kening, dia tau betul Laras sedang berusaha memanas-manasi Nana.

"Aku yakin mereka berdua sengaja melakukan semua ini." ucap Hessel dalam hati.

"Jessi, saya dan pak Hessel permisi dulu ya, kau pulanglah harusnya kalian udah pulangkan." ucap Laras.

"Iya bu." Jessi berpikir bu Laras sedang membantunya membuat Nana cemburu, tapi kenyataannya Jessi sedang di manfaatkan oleh Laras agar Laras bisa mendapatkan Hessel kembali. Jessi yang malang.

Sementara Hessel masih menatap kepergian Nana yang perlahan-lahan wujudnya semakin tak terlihat, ingin sekali Hessel mengejarnya dan memberinya penjelasan karna Hessel pikir istrinya akan marah. Namun, Hessel tak bisa mengejarnya untuk saat ini karna dia harus menghadiri rapat.

"Arghhh sial... 2 orang ini sangat menggangguku." gumam Hessel.

*****

Laras masih mengikuti Hessel menuju ruang rapat. Di sana Hessel tak sengaja berpapasan dengan Henry yang baru keluar dari ruang rapat.

"Kebetulan ketemu di sini." sapa Henry.

"Ada apa Hen?" tanya Hessel.

"Pak rektor berpesan rapat hari ini di undur sampai besok." jelas Hessel.

"Yes, akhirnya aku bisa pulang bareng Nana, kenapa aku jadi gini, aneh rasanya senang banget." batin Hessel senang.

"Hes, kenapa kau senyum sendirian?" ucap Henry mengagetkan.

"Ahhh gak apa-apa lagi senang aja Hen."

"Pak Hessel, gimana kalau kita makan siang dulu sebelum pulang." ujar Laras, sementara Henry langsung memberi Hessel isyarat supaya ia menolak ajakan Laras.

"Maaf Ras, aku tidak bisa, aku ada janji sama seseorang, aku duluan ya Hen." ucap Hessel dan berlalu pergi.

"Nana dimana ya, apa dia di perpustakaan menemui bocah itu." pikir Hessel setelah mencari istrinya ke sana kemari tapi tidak ketemu.

Langsung saja Hessel ke perpus, begitu dia datang perpus sudah terkunci dan tidak ada siapa-siapa di sana.

"Jangan-jangan bocah itu sudah membawa Nana pergi, awas aja kalian." gerutu Hessel sendirian dan tampak kesal.

Dia pun mencoba menghubungi Nana, tapi Nana 5 kali tidak menjawab panggilan darinya.

"Kamu, dimana Na... membuatku panik saja." Hessel bertambah panik masih berusaha menelponnya.

"Halo... Hehhh Nana... kenapa baru diangkat telponku, apa kau sengaja mengabaikanku." ucap Hessel menggerutui Nana, tapi dia bisa bernafas lega akhirnya Nana menjawab panggilannya.

"Ada apa menelponku masss?" suara Nana terdengar lesu dan tak bersemangat sementara Hessel merasa bersalah. Kenyataannya Nana sedang kepanasan karna berdiri tepat di bawah matahari makanya dia merasa lesu.

"Na, apa kamu marah padaku?"

"Marah apa sih mas?" suaranya masih lesu.

"Setelah melihat kejadian itu apa kamu tidak cemburu."

"Tenang aja mas, katakan apa tujuan menelponku?"

"Cemburu sih udah pasti mas, tapi untuk apa juga Nana cemburu sama suami yang tidak mencintai Nana." ucap Nana dalam hati.

Hessel senang ternyata Nana tidak marah, tapi Hessel tidak tau apa yang ada dalam hati istrinya.

"Aku mau bilang hari ini gak ada rapat, kamu kenapa lama sekali angkat telponku." jelas Hessel sembari bertanya.

"Oh... maaf ya mas tadi aku gak lihat ponsel kebetulan ponselku gak di kasih nada, jadi aku gak tau kalau mas menelponku." ucap Nana memberi penjelasan.

"Gak apa-apa, sekarang beritahu aku kamu dimana, aku kan udah janji mau pulang bareng kamu." kata Hessel.

"Di tempat biasa, Nana lagi nungguin angkot mas... mas serius mau pulang bareng Nana?" ujar Nana.

"Hehhh kapan aku pernah berbohong, kamu tunggu aku di sana, jangan kemana-kemana aku segera meluncur ke sana." ucap Hessel mengakhiri telpon.

Setelah tau keberadaan istrinya, Hessel langsung buru-buru menaiki mobilnya meluncur ke tempat dimana Nana sedang menunggunya.

Sebelum Hessel datang, Andrean melihat Nana lebih dulu dan segera menghampirinya. Andrean menghentikan motornya tepat di depan Nana.

"Na, ternyata kamu di sini." ucap Andrean senang setelah bertemu Nana.

"Oo iya Drean pasti kamu mau mengambilnya kan, sungguh aku lupa banget." Nana mengambil sebuah buku tebal dari dalam tasnya dan memberikannya pada Andrean. Buku itu hanyalah kamus bahasa inggris yang Nana pinjam beberapa hari lalu.

"Makasih sudah meminjamkanku." ucap Nana tersenyum.

"Kenapa masih di sini Dre?" tanya Nana bingung karna Andrean masih tertegun di depannya sambil menatap matanya membuat Nana salting.

"Itu kotak apa Dre, cantik sekali." ucap Nana lagi, Andrean diam tanpa bicara sepatah katapun.

"Naaa..." lirihnya tiba-tiba meraih kedua tangan Nana, membuat Nana sedikit kaget dengan sikap yang ditunjukkan oleh Andrean.

"Dre, lepasin tanganku." resah Nana, tapi Andrean begitu kuat menggenggamnya.

"Aku punya hadiah buat kamu Na."

"Nana kan gak sedang ulang tahun Dre." piriknya.

"Gak perlu nunggu ulang tahun Na." ucap Andrean.

Andrean membuka kotak imut itu dan terlihat sebuah jam tangan merk terkenal (GUCCI) dengan tali rantai kecil dan tampak mewah, jam tangan mewah yang bertaburan permata.

"Cantik sekali, ini serius untukku?" batin Nana.

"Ini untukmu, boleh aku memasangkannya di tanganmu?" ujar Andrean seolah mendengar isi hati Nana sembari memohon.

"Maaf aku tidak bisa menerimanya, ini terlalu berlebihan Dre." Nana berusaha mencari alasan dan menolak tapi Andrean masih saja mencoba memasangkannya di tangan kiri Nana.

"Aku tau cintaku pasti akan di tolak saat aku mengutarakannya lagi, tapi aku mohon jangan menolak pemberian dariku Na, anggap saja ini sebagai tanda persahabatan kita, apa kamu juga akan menolak jika kita menjadi sahabat?" ucap Andrean sambil memasangkan jam tangan ke tangan Nana.

Nana yang mendengar tanda persahabatan tidak bisa menolaknya, sementara Hessel yang ternyata melihatnya dari kejauhan mulai tersulut emosi. Seketika Hessel mengepal tangannya sekeras batu, wajahnya memerah dan hatinya mulai membara.

Di tariknya tubuh Andrean menghadapnya, hingga jam tangan yang belum terpasang secara sempurna di tangan Nana terlempar begitu saja dan pecah terbentur di aspal.

BUUUGHK... BUUUGHK...

terdengar suara tonjokan, Hessel menonjok wajah Andrean beberapa kali sehingga Andrean sempat terkulai dan wajahnya memar.

"Kenapa bapak tiba-tiba memukul saya, salah saya apa?" ucap Andrean.

Karna tidak terima

BUUUGHK... Andrean membalas pukulan Hessel.

"Apa bapak pikir karna saya murid, saya tidak berani memukuli dosen, rasakan ini..."

BUUUGHK... lunas sudah pukulan bayaran dari Andrean.

"Bapak yang mulai duluan memukul saya tanpa alasan."

"Dasar tidak waras." maki Andrean.

"Hehhh kau yang tidak waras." caci Hessel.

"Maksud bapak apa, katakan apa salah saya hah?"

Hessel tak bisa berkutik, Andrean memang tidak tau bahwa Nana adalah istrinya, sedangkan untuk jujur tiba-tiba saja mulut Hessel terasa membeku.

"Sudah hentikan... apa kalian tidak malu dilihat banyak orang..." ucap Nana dengan berteriak menengahi perkelahian mereka.

"Nana, ikut denganku." Hessel menarik tangan Nana dengan erat.

"Tidak, kau harus ikut denganku Na." balas Andrean tidak akan membiarkan Nana pergi bersama dosen dingin itu.

"Biar aku yang menentukannya." ucap Nana lagi dengan berteriak membuat pekik telinga Andrean dan Hessel.

"Pak Hessel, bapak harus minta maaf pada Andrean, dan kamu Andrean juga harus melakukan hal yang sama, atau kasus ini akan di tersebar di kampus." pinta Nana serta mengancam.

Dengan tatapan yang sadis keduanya pun terpaksa saling meminta maaf.

"Aku mohon pada kalian berdua, tolong jangan membuat keributan lagi." ucap Nana tegas.

"Tapi pak Hessel yang mulai duluan, dia yang memukulku Na." Andrean membela diri.

"Na, harusnya kamu sadar diri, siapa dirimu tapi kenapa kamu masih dekat-dekat sampai mesra-mesraan pegangan tangan dengan laki-laki ini." ujar Hessel terdengar marah.

"Hehhh maksud bapak apa, terserah Nana donk mau dekat sama siapa, emang bapak siapanya dia? bukan siapa-siapakan."

"Sudah-sudah hentikan, tidak ada gunanya bertengkar."

Hessel diam menuruti perintah istrinya tapi tatapannya seolah dia menaruh dendam pada Andrean, dia juga tak punya keberanian untuk mengakui Nana sebagai istrinya.

"Andrean, maaf jam tangan kamu jadi pecah seperti ini, tapi aku janji aku akan menggantinya nanti." ucap Nana sembari memberikan jam tangan.

"Kamu tidak perlu menggantinya Na, ini bukan kesalahanmu." ucap Andrean melirik Hessel.

"Kamu mau ikut denganku kan Na, aku akan mengantarmu pulang." ujar Andrean dengan lembut.

Sementara Hessel semakin gerah dan hampir mati rasa melihat sikap Andrean yang dianggapnya sangat manis.

"Ishhh... menjengkelkan sekali murid sok pintar ini, dia pikir dia itu siapa." gumam Hessel tak terima.

Sedangkan Nana menatap lekat pandangan Hessel yang menoleh ke samping seolah tidak tahan melihat istrinya bersama orang lain.

"Maaf Andrean, kali ini aku akan ikut bersama pak Hessel."

"Lhooo tapi kenapa begitu Na, ada apa ini..."

"Aku akan menyelesaikan masalahku dengannya Dre... sekali lagi aku minta maaf... aku duluan Dre." ujar Nana.

"Kau jangan lupa obati luka di wajahmu." sambung Nana sebelum pergi.

Kemudian tangan Nana ditarik oleh Hessel dan mereka masuk ke dalam mobil berdua, sementara Andrean bertanya-tanya ada gerangan apa yang terjadi dengan pak Hessel dan Nana, bahkan dia masih tak habis pikir pak Hessel akan memukulinya.

1
Ufi Yani
ada yg smaan g??manggil hessel nya kok hes brasa geli rsanya ka thor...
Nunik Wahyuni
smoga Nana hamillllll dan ksh anak kembar thorrr biar Hessel ga jaim lagi mengakui pernikahan mrk 🫰😍💃🍼
Nunik Wahyuni
Hessel keselll jadinya bikin anak takut nana disamber Andrean 🤣🤣🤣
Nunik Wahyuni
Hessel mau sampe kpn km bertidak bodoh munafik dan egois .....tdk mau mengakui istri halalmu di kampusss?
Nunik Wahyuni
hareudang hareudang itu ulet bulu dan ulet keket liat mrk romantis harmonis di kampus ehhh di kelas 😂😂😂
Nunik Wahyuni
🤣🤣🤣🤣ini suami istri lama lama berdua somplakkkk
Nunik Wahyuni
🤣🤣🤣🤣hanya Nana mahasiswi kurang ajar yg berani ngompol di pelukan dosen killernya 😂😂😂😂
Nunik Wahyuni
🤣🤣🤣🤣Nana sudah pinter akting skrg suami sendiri dicuekin 😂😂😂😂
Nunik Wahyuni
ini gmn hassel blg tdk mencintai nya diambil Andrean bnrn baru tau rasa loee....🤣🤣🤣
Nunik Wahyuni
thorrr boleh jitak Devan ga ....aku gemess ma dia klo ada mama pasti udh dijewer itu bawa Laras ke dlm rmh mrk....Nana km bakat jd pemain FTV aktingmu sempurna mengusir ulet bulu ga tau maluuuu🤣🤣🤣🤣💃💃💃🫰😍🫰
Nunik Wahyuni
ahhhh Nana aku jd ikut shock ....gara gara km teriakkk....TDR lagi ahhhh🙈🙈🙈
Nunik Wahyuni
udah na bodo amat anggapan orang tentang km .....kalian sah kalian nikah kalian ibadah halal....dan satu lagi kalian dijodohkan jd Nana ga salah ok...💃💃😍😍🫰
Nunik Wahyuni
🤣🤣🤣🤣Jessi jungkir balik itu perasaan nya liat pa dosen mesra ma istri kecilnya ..... sugar daddy dan sugar baby 🙈🙈🙈😡😡😡
Nunik Wahyuni
Devan km knp sich bikin ruwettt aja....biarin aja knp toh kakakmu udh nikah udh halal repoot amattt😡😡😡
Nunik Wahyuni
udah Nana intinya itu suami km seutuhnya sepenuhnya suami tuamu 😂😂😂
Nunik Wahyuni
Nana hbs minum kecubung itu makax anehhh🤣🤣🤣
Tina Kim
nyimak ceritanya 🍒🍒🍒🍒
Nunik Wahyuni
Nana terlalu naif apa bodoh trs aja suruh selesaikan urusan dgn janda ulet bulu. ...klo hassel salah langkah nyesel loe seumur hidup.....suami loe di rebut janda 😡😡😡
Nunik Wahyuni
Hessel kurang tegas ma Jessi ....anak didik ga sopan msk kamar dosen itu kan privacy 😡😡😡😡
Nunik Wahyuni
SMP bukan bocil lagi Hessel 🙈🙈🙈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!