"Aku akan berusaha melawan badai yang akan menerpaku kapanpun itu. Aku siap menerima serangan badai yang besar sekalipun. Aku tidak takut kepada besarnya badai, aku tidak gentar terhadap ganasnya badai. Aku juga tidak akan menyerah walau badai itu terus menggulungku. Aku akan berusaha berdiri di atas badai itu. Aku akan menghadapi badai itu. Aku akan melawan badai itu. Aku akan menari diatas badai itu pula. Hingga pada akhirnya, badai itu bisa menyatu dengan diriku. Aku adalah badai dan badai adalah aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan di Hutan Tak Berpenghuni
Ma-maksud senior? Kenapa Anda penasaran dengan junior ini?" tanya Shin Shui yang semakin kebingungan menghadapi situasi ini. Jelas bahwa dia tidak mengerti sama sekali apa yang dimaksud sosok misterius itu.
"Aku penasaran denganmu, siapa namamu? Dan darimana kau berasal?" tanya pria tua itu kepada Shin Shui.
"Namaku Shin Shui, aku berasal dari daerah yang berdekatan dengan hutan larangan senior," jawab Shin Shui.
"Hmmm …" tatapannya menjadi sangat tajam. "Lalu, darimana kau mendapatkan pakaian serta pedang itu?" tanyanya lagi. Dia mulai mengeluarkan sedikit hawa pembunuhnya untuk mengintimidasi Shin Shui.
"A-aku mendapatkan pakaian dan pedang ini dari guruku senior," tubuh Shin Shui merasa sedikit tertekan oleh hawa pembunuh pria tua itu.
"Hmmmm," tatapannya menjadi lebih tajam. Angin mulai bertiup kencang tak tentu arah. Dari balik tubuh pria itu mendadak kelaur cahaya emas.
Tiba-tiba pria tua itu menyerang Shin Shui dengan mengibaskan tangan kanannya. Kibasan itu menghasilkan deru angin yang tajam, beberapa pohon tumbang akibatnya.
Shin Shui yang tidak siap dengan serangan dadakan itu ikut terpental dan menabrak beberapa pohon di belakangnya hingga tumbang. Darah sedikit mengalir dari sudut bibirnya. Segara saja dia menyeka darah tersebut.
"Kekuatannya sungguh mengerikan. Kibasannya saja sedahsyat ini. Apalagi pukulannya." Shin Shui bergumam sendiri sembari meringis menahan sakit di dadanya.
"Maaf senior, apa kesalahan junior sehingga diserang seperti ini?" tanya Shin Shui. Meskipun dia sudah terpancing amarah, namun tentu saja dia tidak mau bertindak gebabah. Apalagi setelah mengetahui kekuatannya.
"Sudah kubilang kau tidak mempunyai kesalahan, aku hanya ingin menguji kekuatanmu sampai mana. Keluarkan apa yang kau bisa, aku ingin melihatnya," sektika sosok itu melesat ke arah Shin Shui dengan sebilah pedang bermotif naga.
Tak mau mengambil resiko, Shin Shui langsung berniat menyambut serangan yang akan datang ke arahnya. Dia langsung mengeluarkan Pedang Halilintar miliknya.
Dua pusaka tingkat tinggi itu beradu, suaranya menggema di hutan itu. Angin kencang seakan mendukung pertarungan tersebut. Sosok pria tua itu menyerang Shin Shui dengan ganas. Gerakannya sangat cepat dan sulit untuk ditangkis.
Dia menyerang ke setiap bagian vital, jelas bahwa Shin Shui kelabakan menerimanya. Seiring berjalannya waktu, gerakan pedangnya semakin cepat dan setiap sabetannya menghasilkan cahaya emas.
Meskipun dari awal Shin Shui sudah mengeluarkan jurus Tarian Pedang Halilintar, namun tetap saja dia tidak bisa melukai lawan. Jangankan melukai, menembus pertahanannya pun sangat sulit.
Sosok pria tua itu kembali menyerang Shin Shui, kali ini gerakan pedangnya mirip seperti kibasan ekor yang menyabet mangsa kesana kemari. Cepat, rumit, dan tentunya mematikan.
Hingga pada akhirnya, paha sebelah kiri Shin Shui terkena serangan sosok pria tua itu. Darah mulai keluar, luka sayatan yang dia terima cukup dalam.
Pria tua itu mundur beberapa langkah. Pedangnya ditancapkan, matanya terpejam sesaat. Hingga pada akhirnya, dia mencabut pedang itu dan mengangkatnya menunjuk ke atas langit.
Sesuatu aneh terjadi, langit mendadak mendung. Hawa kematian mulai terkumpul ditempat itu, Shin Shui masih menahan sakitnya.
"Tebasan Naga Emas …"
Dia mengibaskan pedangnya ke arah Shin Shui berada. Seketika itu juga, dari langit mendadak muncul bayangan naga berwarna kuning emas dengan panjang ratusan meter mengarah kepada Shin Shui. Seolah naga itu terlihat akan menelannya bulat-bulat.
Naga itu melaju dengan sangat cepat ke arah Shin Shui. Semakin dekat, semakin dekat, dan tiba-tiba ….
semoga utk cerita2 lain penulis bisa insaf 🤣🤣🤣
kasian Thor membuat cerita seperti ini 🤣🤣🤣
katanya belajar dan mencontoh Kho Ping Ho,,,, jaaaaauuuuhhh thor