WARNING!!
MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN PELAJARAN HIDUP LAINNYA. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA.. 🙏🙏
Hai Pencinta Pelangi Setelah Hujan (PSH) season 1.. Allhamdulillah akhirnya di awal Ramadhan Tahun ini release..
*
Aku adalah Rizkiya.. mereka menyapaku Kiya, sedari kecil aku sudah harus berjuang untuk kehidupanku, orang tua dan keluarga juga ikut memberi dukungan hingga support yang luar biasa untukku..
Aku Menjalani hari-hariku penuh perjuangan, hingga akhirnya aku memutuskan untuk 'Berubah' .. Namun ternyata perubahan pada diriku mengarahkan diri ini Kalam kemelut cinta yang begitu membuat hatiku hancur...
🌷🌷
Aku Adalah Rizky, Kehidupanku sangat sempurna, tak ada yang tidak bisa aku raih di dunia ini.. Orang tuaku dan keluargaku selalu bangga padaku meski di belakang mereka aku banyak melakukan hal bodoh.. Hingga ketika jalan hidupku membawaku dalam sebuah pelajaran hidup yang kemudian merubahku..
⭐⭐⭐⭐
Apakah Cobaan yang akan kami hadapi?
Mari Beri dukungan kalian yaa 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mynamei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 34
"Maaf Ka Agam, bisa kau ulangi ucapanmu????" kata Kiya seolah pikirannya blank saat itu.
"Aku pernah berbuat kesalahan dengan Byana, Kiya" kata Agam jujur.
"kesalahan apa? maksudnya apa?" bingung Kiya yang akhirnya ia dapat berucap meluapkan rasa penasarannya.
"Aku pernah menyukai Zhiva..." jujur Agam membuat Kiya semakin bingung.
"Kak , bisa to the poin? jujur kak aku ga paham" kata Kiya juju..
"Aku menyukai Zhiva, tapi.. Zhiva milik Bima, rasa cemburuku membuat aku hilang akal sehat, hingga Byana mengetahui perasaanku terhadap Zhiva" ucap Agam.
"Lalu???"
"Lalu Byana mengajak aku ke kost nya dengan alasan untuk menenangkan diri, disana aku mabuk sampai aku melakukan hilafku padanya" kata Agam jujur membuat Kiya mebutup mulutnya karena syok.
"yaa Tuhan, kak" pelan Kiya berucap, rasa tak percayanya membuat Kiya tak mampu berkata apapun.
"Sekarang aku takut, kiyaa" kata Agam dengan raut wajah memelas nya.
"Takut??" kata Kiya bingung.
"Kasus Bima pasti akan menarik Byana, karena Byana adalah candu bagi Bima.. dan aku takut Byana akan menyeret namaku juga.." kata Agam dengan nada penuh kekhawatiran.
"Lalu apa hubungannya dengan aku, kak?" bingung Kiya.
"Aku Tahu, kamu dan Zhiva adalah pelapor kii... maka itu aku harus menjelaskan hal ini padamu, agar kamu tidak termakan sembarang opini nantinya" kata Agam dengan ucapan yang membuat Kiya tersentuh hatinya.
"Sudah kak, Kakak bisa bilang jika Kaka dalam pengaruh alkohol kan? kalo Kaka benar dan sudah mengakui kesalahan Kaka, aku rasa ini bukan suatu Maslaah yang besar..." kata Kiya dengan pikiran logisnya.
"benar juga ya...Tapi jujur, aku takut Kiyya..." kata Agam membuat Kiya terkekeh..
"Selesaikan masalah yang sudah kita mulai kak, aku yakin kamu akan baik-baik saja asalkan kejujuran menyertai hatimu .." kata Kiya sambil berdiri di hadapan Agam..
Agam memegang tangan Kiya..
"Kiya, jangan menilai aku sebagai laki-laki brengsek, ya?" kata Agam merasa malu.
"Tidak akan, asalkan jangan pernah kau lakukan lagi sebelum kamu menikah" kata Kiya membuat agam tersenyum tenang mendengar ucapan Kiya kala itu..
Kiya kemudian berjalan menjauh, ia menuju ruang kelasnya.. Kiya sedikit tercengang dengan jantung yang langsung saja berdebar saat Deon berjalan di hadapannya. Ingin memangil namun terdapat rasa segan dalam hati Kiya, mengingat Deon tengah menjadi pusat perhatian mahasiswa lainnya..
Kenapa ya sama gue? kenapa gue seneng gini? padahal cuma berjalan di belakang pak Deon aja.. - Batin Kiya dan akhirnya Deon berjalan ke sisi lain dari tujuan Kiya.
*
Kiya dan Ichal menuju Apartemen setelah seharian merasakan lelahnya mengikuti mata kuliah di kampus.
"Lo rapih banget, mau kemana?" tanya Ichal pada Zhiva.
"Astaga, kalian baru sampai" kata Zhiva.
"Waw.. harum masakan" kata Kiya sambil menarik nafasnya menikmati harumnya rempah maskaan.
"Tugas kampus bikin kita pulang sore .." kata Kiya kemudian.
"Ki..gue tadi telfon Lo tapi gak Lo angkat" kata Zhiva membuat Kiya mengecek ponselnya.
"Iya ya.. sorry gue bener-bener fokus ke tugas kampus tadi,, ada apa emangnya?" tanya Kiya
"Gue ngundang pak Deon makan malam disini.. boleh kan??" kata Zhiva membuat Kiya tercengang, ia melihat ke arah Ichal.
"Gile Lo, ada apa Lo ngundang dia?" kata Ichal dengan cepat merespon nya.
"Sebagai ucapan terimakasih gue aja, Niat hati mau makan di luar tapi pak Deon menolak, dia bilang keadaan gue masih lemah" kata Zhiva sumringah.
"Baik banget ya dia, sampe perhatian banget sama gue" tambah Zhiva yang nampak bahagia.
"Jadi ini beneran Pak Deon mau kesini?" Ichal kembali menegaskan.
"Iya...." jawab senang Zhiva.
"Gakpapa kan kii??" tanya Zhiva dengan raut wajah senangnya.
"Tak apa... aku mandi dulu ya" kata Kiya melangkah menuju kamarnya.
Kiya duduk di tepi kasurnya, ia memegang dadanya dengan waktu yang cukup lama..
"Apa si ini? kenapa gini" kata Kiya merasa ada yang lain yang di rasakan hatinya..
"Masa gue bete saat Zhiva merasa senang begitu???" kata Kiya..
"Gak beres ini hati!!!" kesal Kiya pada dirinya sendiri.. ia memilih sejenak merelaxsasikan dirinya, aroma vanilla menjadi teman mandinya sore ini.
Usai mandi Kiya membawa laptopnya dan beberapa buku ke ruang tengah, ia memang berniat untuk mengerjakan tugas bersama Ichal.
Beberapa cemilan tersedia, Kiya duduk di atas karpet bulu ruang tengah apartemennya.
"Kemana si Zhiva, Ki?" kata Ichal membuat Kiya menghentikan jemari lentiknya yang tengah mengetik.
"Mungkin di kamar nya... sesuai permintaan papa gue, Zhiva akan tinggal diisni... dan gue seneng sih jadi rame kan" kata Kiya membuat Ichal merubah posisinya menjadi lebih dekat ke arah Kiya.
"Lo ngerasa ga si, Zhiva tadi lebay banget ngebahas pak Deon??" tanya Ichal membuat Kiya terkekeh kecil dengan raut wajah yang tak biasa.
"Kayaknya Lo yang lebay hahaha" ledek Kiya.
"Ayok lanjut" kata Kiya berusaha memfokuskan lagi pada tugas kuliahnya.
Pukul 18.30.. bel pintu apartemen Kiya terdengar, Kiya hanya menoleh kebelakang memastikan ada seseorang selainnya untuk membuka kan pintu.
"Biar aku saja" kata Zhiva sedikit berteriak berlari kecil menuju arah pintu.. Kiya dan Ichal saling menatap kaku kala itu.
"Wah jangan-jangan Zhiva baper?" kata Ichal.
"Zhiva BAPER, gue Laperrr" kata Kiya kemudian meraih bungkus snack dan memakannya membuat Ichal menyungingkan bibirnya melihat sikap Kiya yang cukup konyol.
*
"Assalamu'alaikum.." Suara itu lantas membuat Kiya menoleh ke arah belakang sambil sedikit mendongak. Kiya melihat sosok Deon disana, jantungnya berdebar sejak melihat Deon disana.
"Waalaikumsalam" jawab kompak Kiya dan Ichal.
"Pak..." kata Kiya berdiri.
"Silakan duduk, maaf berantakan" kata Kiya dengan senyumnya.
"Di ruang tamu aja Zhiv, disini berantakan" kata Kiya pada Zhiva, karena terlihat beberapa bungkus snack berada bebas di atas lantai.
"hemm... disini tak apa" kata Deon.
"Mau dekat saya ya, pak?" kata Ichal nyeletuk membuat Deon menyungingkan bibirnya.
"Baiklah, diruang tamu aja" kata Deon membuat Ichal memajukan bibirnya.
"Awas pak Deon, suatu saat pasti butuh dengan sosok Ichal yang mempesona ini" kata Ichal dengan gaya gemulainya.
*
"Pak terimakasih mau memenuhi undangan saya" kata Zhiva membuat Deon tersenyum.
"Sama-sama..."
"Hemm Kiya, kamu sendiri disini?" kata Deon pada Kiya, mendengar pertanyaan untuknya, Kiya cukup syok.
Kenapa pak Deon malah bertanya pada Kiya?
"Tidak, sebelum Zhiva disini ada satu orang yang bantu menemani saya.. pak" kata Kiya penuh keramahan.
"Owh...cukup besar untuk kalian tinggal disini ya" kata Deon .
"Kapan Rizky kesini?" kata Deon membuat Zhiva mengerutkan keningnya, saat mendengar nama Rizky.
"Bapak kenal Rizky?" kata Zhiva penasaran.
"Kenal cukup baik, kita kenal dalam dunia kecil bisnis" kata Deon menjelaskan.
"Rizky kesini pekan depan, Seperti biasa mama juga akan ikut" kata Kiya memeberi informasi tak hanya pada Deon melainkan pada Zhiva.
Zhiva sedikit merasa kesal, karena terlihat ia sedikit kalah start dari Kiya untuk lebih dekat dengan Deon.
"Makan yuhuuu lapeeeyyyyyyyy" kata Ichal yang datang dengan suara kencang melengkungnya.
"Astaga suara mu seperti tanjidor Mandra, ya?!" kesal Deon yang terperanjat kaget , di ikuti oleh terkekeh ya Kiya dan Zhiva kala itu.
"Sudah biasa, Ommmm" ledek Ichal membuat Deon menggeser duduknya.
"Sudah - Sudah .... yuk kita makan" kata Kiya berdiri. Kiya melihat Zhiva yang seketika terdiam.
Astaga aku lupa kalo ini acara dia.. batin Kiya.
"Zhiva, ajaklah pak Deon... aku ke kamar sebentar mau charge ponselku..." kata Kiyaa tersenyum sambil mengatakan alasan yang tak benar adanya.
Zhiva dengan senang hati mengajak Deon ke area ruang makan yang langsung menembus pandang ke arah luar, memancarkan langit yang gelap dan tenang.
Sementara itu Kiya terpaksa harus menepi sejenak, ia melupakan sejenak rasa aneh pada dirinya agar membuat zhiva terlihat senang ..
*
*
Like
komen
vote..
gift jika ada rejeki yaa... Jikalaupun hanya setangkai bunga yang kau berikan hehehe 🙏
malas baca lebih suka dengan in
buntu ya kehabisan