Baby Girl CEO Genius

3 tahun kemudian

“Mom, boyeh Nore ambil icu” ucap Leonore dengan suara cadelnya. Leonore menunjuk salah satu snack ciki rasa jagung dengan antusias. Ia tidak bisa mengambilnya karena posisinya berada di troli belanjaan mommy Clau dalam posisi duduk.

“No baby girl. Itu banyak micinnya” jawab mommy Clau sembari mendorong troli menuju lorong tempat popok bayi.

“Iiiiss mommy, Nore mau cikiiii huaaaaa” rengek Leonore pada sang bunda.

“No no no” mommy Clau terkekeh dengan ulah sang puteri yang sangat ngotot mau ciki. Pada hal isi troli mereka saat ini hanya berisi snack pilihan sang puteri ketika lewat di lorong tempat makanan ringan. Lalu, dia ingin menambah lagi? Yang benar saja.

“mom tidak acik” Leonore mencebikkan bibirnya tanda ia marah pada mommy nya.

Melihat itu, Clau jadi gemes sendiri dengan puterinya yang sedang merajuk, ingin ia gigit rasanya pipi chubby Leonore yang bulat bak bakpau itu.

“Mom, Nore ingin tuyun” Leonore mengeluarkan satu kakinya dari troli

“Eh eh Nore jangan begitu nanti jatuh” kaget Clau melihat sang puteri seperti sedang bergelantungan di troli belanja.

“Hehehehe, no problem mom, kata uncle Teo Nore itu hayus kuat” Leonore malah cekikikan ketika sang bunda menggendongnya dan menurunkannya di lantai untuk jalan.

“Jangan berjalan terlalu jauh girl” pusing Clau melihat Leonore berlari ke sana ke sini di setiap lorong, untung saja tempat pembelanjaan itu sedang tidak ramai, jadi Clau tidak kewalahan mengikuti sang puteri dari belakang.

“Uncleee” pekik Leonore melihat Matteo sedang berjalan ke arahnya membawa sebuah ice cream rasa stroberi dan coklat.

“Come on girl, sini uncle gendong, kau membuat mommy mu kewalahan” Matteo terkekeh melihat Clau yang sudah kelelahan mengahadapi Leonore yang cukup aktif dan gesit melebihi anak seusianya.

“Mau ice clim” Leonore berusaha mengambil ice cream di tangan kiri Matteo, sedangkan tangan kanan Matteo sedang menggendong Leonore.

“Is kau itu, kenapa memberinya ice cream lagi” Clau geleng-geleng kepala dengan kelakuan Matteo yang selalu mengikuti keinginan Leonore.

“Tidak masalah, namanya anak-anak pasti suka yang manis” jawab Matteo dengan enteng.

“Jangan memberinya yang manis-manis terus Matt, nanti giginya rusak bagaimana, belum lagi itu tidak baik untuk kesehatannya” gerutu Clau dengan bibir manyun ke depan.

“Hahaha iya iya, ke depannya aku akan membatasi” Matteo terkekeh dengan sifat Clau yang kesal begitu, di matanya sangat gemas rasanya ingin ia bawa pulang saja.

“Uncle cudah abis” ucap Leonore dengan muka yang belepoten.

“Oh astaga mukanya lucu sekali girl, ayo uncle bersihkan”

“Clau, kau lanjut saja belanjanya, aku dan Leonore akan menunggumu di food court” ucap Matteo pada Clau yang sedang asik memilih bahan dapur.

“Oh oke Matt, terimakasih dan maaf jadi merepotkan mu lagi” Clau jadi tidak enak karena Matteo selalu ia repotkan dalam mengurus Leonore kecil.

“Jangan berkata seperti itu terus, aku sudah bosan mendengarnya” Matteo menampilkan wajah sedang merajuk untuk menggoda Clau.

.

.

“Uncle, apa mom macih lama” tanya Leonore pada Matteo yang sedang asik menyeruput jus jeruknya.

“I don’t know girl, kita tunggu saja ya”

Matteo tersenyum kecil melihat gadis kecil di hadapannya ini, ia mengayunkan kedua kakinya untuk menghilangkan rasa bosannya menunggu mommy Clau.

“Nore, kau itu lucu sekali. Lihatlah pipi gembul mu itu seperti skuisi” Matteo yang gemas langsung mencubit kedua pipi Leonore

“Isss uncle, don’t touch Nore” Leonore jadi merengek karena Matteo yang mencubit kedua pipinya.

“Aduh maafkan uncle girl, habisnya kamu terlalu gembul sih” Matteo tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengusili Leonore.

“Jadi, apa Nore endut begitu”Leonore tak terima dengan perkataan Matteo yang mengatakan dia gembul.

“Kenyataannya memang begitu gadis gembul” Matteo mencolek dagu Leonore sambil tertawa terbahak-bahak.

“aku tidak endut ya, aku itu montok, teyus gemoi” Leonore langsung berdiri di kursi dan memperagakan beberapa pose model.

Melihat itu Matteo semakin tertawa sampai beberapa orang di tempat itu melihat mereka.

“Isss uncle jangan begitu, Nore aduin opa Adof nih” mata Leonore berkaca-kaca menahan tangis karena Matteo terus mengejeknya.

Tak berselang lama Clau menghampiri dua orang yang sedang bertengkar kecil itu.

“Mom, kata uncle Nore gendut Huaaaaa” adu Leonore pada sang mommy sambil merentangkan kedua tangannya pertanda minta di gendong.

“Cengeng sekali, padahal kan memang Leonore itu gendut hahaha” ejek Matteo tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Clau langsung memandang Matteo memintanya supaya diam, jangan mengusili Leonore terus.

“Siapa bilang Leonore gendut, uncle itu hanya bercanda. Leonore itu cantik dan lucu” Clau berusaha menenangkan putri kecilnya yang sedang merajuk dan menangis akibat ulah Matteo.

“Sorry girl, uncle hanya bercanda saja tadi itu”ucap Matteo sambil mendekati Leonore

“No, jangan deket Nore, uncle jeyek, uncle jahat” Leonore malah semakin merajuk

Melihat itu, Matteo seketika berpikir bagaimana caranya agar Leonore tidak marah lagi.

“Bagaimana kalau kita makan saja, aku sudah lapar” Matteo memang lapar sekarang karena menunggu Clau yang cukup lama belanja sekalian membujuk Leonore dengan cara memesan makanan.

“Nore mau susu coklat” Leonore langsung menyahuti perkaaan Matteo

“Oke girl, tapi jangan marah lagi ya” Matteo tersenyum kecil kepada leonore yang seketika lupa kalau tadi ia sedang merajuk pada Matteo.

“Nore tidak mayah, hanya kecel aja” Leonore turun ke pangkuan Clau dang langsung minta di pangku oleh Matteo.

Melihat itu, Clau tersenyum kecil melihat keakraban antara Matteo dan puterinya. Sebentar akrab, sebentar bertengkar. Mungkin jika ada orang yang melihat interaksi itu, mereka bisa beranggapan bahwa Leonore dan Matteo adalah ayah dan anak.

.

.

Apartemen Claudia

Saat ini Claudia sedang berkomunikasi dengan kedua orang tuanya lewat sambungan ponsel.

“Clau, kapan kau pulang di Indonesia. Kesehatan bundamu menurun terus karena kepikiran tentang kamu yang tidak tahu kapan pulang” ayah Agam sedikit pusing bagaimana caranya membujuk sang puteri untuk pulang.

“Yah, aku masih butuh waktu” lirih Claudia tertunduk

“Waktu apa lagi yang kamu butuhkan Clau, sekarang pulanglah. Jangan beralasan terus. Pikirkan bundamu” ayah Agam langsung mematikan sambungan ketika mengatakan itu.

Clau menghela nafas kasar, saat ini ia sungguh bingung apa yang harus ia lakukan, apakah ia pulang atau tidak. Apakah hatinya memang sudah benar-benar sembuh dari luka beberapa tahun lalu. Apakah Clau sudah berhasil melupakan satu nama yang menorehkan luka itu.

Sudah setahun terakhir, ayah Agam dan bunda Lara terus membujuknya agar kembali ke Indonesia. Mereka sudah sangat merindukan puteri mereka, rasanya mereka ingin menyusul saja. Namun Clau tidak mengizinkan dan malah mengancam, jika kedua orangtuanya datang maka ia akan bersembunyi ke negara lain agar ia tidak di temukan.

Dengan perasaan entah, Clau berjalan menuju kamarnya, dimana di ranjangnya sedang tertidur malaikat kecilnya yang telah ia sembunyikan dari banyak orang termasuk orangtuanya.

“Apa aku harus pulang sekarang, lalu bagaimana dengan Nore” ucap Clau dengan mata berkaca-kaca.

.

.

.

Jangan lupa like comment yah kakak²

sekalian jangan lupa mampir ke cerita ke dua ku berjudul "Terjerat Pesona Dewi Athena"

Selamat weekend🤗✨