Raihana ayu,ibu muda berusia 25 tahun ini harus menerima kenyataan pahit.luka sayatan bekas oprasi caesarnya belum juga kering tapi harus menerima kenyataan pahit suami yg menikahinya 14 bulan lalu menjatuhkan talak 3 atas dirinya.dengan langkah gontai ia keluar bersama putri cantiknya yang baru berusia 45 hari.hana memilih menjauh,meninggalkan kota kelahirannya yang penuh dengan kenangan pait.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayra Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
langit memang pawangnya azzura
Setelah segala drama memakaikan baju Zura di lalui Mahes.kini dia bawa Zura ke bawah.Karena tadi Angga bilang oma ingin bertemu Zura sebelum beliau kembali ke kediamannya.
" Lihat ni oma buyut,princesnya papa Mahes sudah wangi."semua menoleh ke arah Mahes dan Zuea
"Kenapa masih berantakan rambutnya sayang ?" tante Indira mengambil alih Zura dari gendongan Mahes.
" Mau nyisirin takut tan,rambut Zura lebat banget "ucap Mahes.
" Ya sudah,di sisirin oma mau kan sayang ?" Zura menganguk.Beruntung aisyah selalu sigap.Dia langsung mengambil keperluan Zura yang ada di tasnya.
Rambut Zura memang luar biasa lebat,mana sedikit ikal lagi.sepertinya hana memang sengaja tidak memotong pendek rambut Zura.
" Nah kalo begini kan cantik ya sayang.mandi sama siapa tadi ?" rambut Zura di ikat ekor kuda sama tante indira.
" mbut ma,api mbun atal !" lhah pengaduan Zura.
"Nakalnya gimana sayang ?" ucap tante indira sembari merapikan rambut Zura.
"Ulla ndak oyeh andi ama-ama" ucap Zura dengan bibir cemberutnya.
"Ya udah besok kalau mau mandi sama aunty alin saja ya.Biar bisa lama mandinya "jelas Zura sumringah,Alin ini.
" holle ....ote ti" semua terbahak tapi tidak dengan langit.
"Aunty jangan ngajari adikku aneh-aneh ya.Kasihan bunda yang udah menerapkan kedisiplinan ke adek.Kalau setelah ini adek jadi bandel,ini salah aunty sama papa ya.Harus tangung jawab pokoknya !" keluar posesifnya ini Langit.
Mahes ingin protes tapi,keduluan Zura" atak indak celu " ucap Zura sembari manatap Langit penuh permusuhan.
"Oke kakak ndak seru kan?"
" ikut saja tante alin sama papa.Kakak ndak mau main sama adik lagi.Biar kakak ikut aja oma buyut pulang " dan lihat lah usai di ancam kakaknya.
" huaaaa...atak no egi,no atak !"
Zura merosot turun dari pangkuan tante indira.langsung beralih ke Langit.
" Masih mau bandel tidak ?"
" no atak " ucap Zura sembari sesengukan.benar-benar takut di tinggal kakaknya.
" Janji nurut sama bunda?" Zura menganguk patuh.
"peluk kakak " Zura benar nurut,dia memeluk langit erat.
Baru satu bulan bersama mereka sudah sedekat ini.Zura bahkan begitu patuh sama Langit.
" atak aaf" Dengan Lembut langit mengusap pipi zura yang basah sama air mata Zura.
"Iya,janji jangan bandel lagi ?" lagi-lagi Zura menganguk patuh.
" bisa langsung nurut gitu ya sama kakaknya ?" tidak hanya alina yang kagum,seisi ruangan pun sama kagumnya.
"Syukurlah anak seusia Zura memang butuh figur yang mampu mengendalikannya,biar tidak mudah tantrum anaknya." ucap oma winarsih.
" kayaknya emang Langit pawangnya Zura."mahes yang sedari tadi cuma mengawasi akhirnya ikut angkat bicara.
" gimana kalau Langit udah benar-benar pindah kesini ya kak.apa nggak ngereok to bayi ?" ucapan alina membuat mahes terhenyak.dia juga baru menyadari hal itu.
" iya to,oma khawatir Zura rewel.kan sudah kadung biasa ada Langit disana ?"
" Langit akan pulang kerumah bunda tiap pulang sekolah uyut,nanti pulang kesini lagi kalau adek udah tidur " betapa bijaksananya Langit ini.
" Lagian dirumah juga paling cuma sama simbok sam bik sum.mana sekarang rumahnya besar banget lagi."Mahes menatap sendu kearah putranya.
"Apah..." suara Zura memecahkan keheningan yang sempat tercipta karena ucapan langit.
" Apa sayang?"
" Ulla apal?" semau terkekeh,ada saja tingkah bayu satu ini.
" Adik mau mum ya,bentar kakak cari mbak Ai dulu ya ?" Zura menganguk,lalu beralih kepangkuan Mahes.
Selang tak lama Langit datang bersama Ai pengasuhnya Zura.
" Ai,apa to?" dasar Zura,hidungnya tidak bisa sedikit saja mencium aroma sup.
" sup favorit adik,yuk mum sama mbak ai !"
" ote."
Aisyah memohon ijin untuk membawa zura makan sambil jalan-jalan di halaman rumah Mahes yang luas dengan ditemani langit.hanya kali ini Zura duduk manis di stroller barunya.dia sedang tidak mau jalan.ugh...manjanya bayi kita ini.