NovelToon NovelToon
Kaisar Dingin Mengejar Cinta

Kaisar Dingin Mengejar Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta pada Pandangan Pertama / Fantasi Wanita / Reinkarnasi
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Yun Sia, gadis yatim piatu di kota modern, hidup mandiri sebagai juru masak sekaligus penyanyi di sebuah kafe. Hidupnya keras, tapi ia selalu ceria, ceplas-ceplos, dan sedikit barbar. Namun suatu malam, kehidupannya berakhir konyol: ia terpeleset oleh kulit pisang di belakang dapur.
Alih-alih menuju akhirat, ia justru terbangun di dunia fantasi kuno—di tubuh seorang gadis muda yang bernama Yun Sia juga. Gadis itu adalah putri kedua Kekaisaran Long yang dibuang sejak bayi dan dianggap telah meninggal. Identitas agung itu tidak ia ketahui; ia hanya merasa dirinya rakyat biasa yang hidup sebatang kara.
Dalam perjalanan mencari makan, Yun Sia tanpa sengaja menolong seorang pemuda yang ternyata adalah Kaisar Muda dari Kekaisaran Wang, terkenal dingin, tak berperasaan, dan membenci sentuhan. Namun sikap barbar, jujur, dan polos Yun Sia justru membuat sang Kaisar jatuh cinta dan bertekad mengejar gadis yang bahkan tidak tahu siapa dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Setelah seluruh keluarga kerajaan mengangguk mantap seolah menekan Ayang agar cepat menikah, Yun Sia hanya bisa berdiri kikuk, sementara A-yang terlihat seperti orang yang ingin menggali lubang dan bersembunyi di dalamnya.

Suasana di gerbang sudah cukup heboh.

Tapi ternyata…

Kekacauan baru saja dimulai

Ibu Suri menggenggam tangan Yun Sia dengan wibawa halus yang sanggup membuat seluruh pelayan langsung menunduk dalam-dalam.

“Ayo, Yun Sia. Masuklah bersama kami.”

Yun Sia kaget. “Eh? S-Saya boleh jalan bareng? Didepan?”

Ibu Suri tersenyum. “Tentu saja. Kau adalah tamu penting.”

A-yang langsung memprotes.

“Ibu! Tidak usah sampai begitu! Ini membuat—”

“Diam, Tian’er,” sahut Ibu Suri lembut, namun tegas.

A-yang langsung shut down.

Yun Sia terbelalak " Wow… Ibu Suri ini… mirip Ayang, tapi versi level dewa."

Wang Lee dan Wang Jia mengikuti dari belakang, sambil saling menyenggol bahu menahan tawa melihat A-yang yang jalannya jadi kaku seperti patung.

Begitu rombongan masuk istana, seluruh pelayan berdiri berbaris rapi.

“Salam hormat untuk Yang Mulia Kaisar—” A-yang buru-buru mengangkat tangan.

“Tidak resmi! Tidak usah sambutan!”

Namun sudah telanjur.

Pelayannya tidak berani berhenti.

“Salam hormat untuk Yang Mulia Kaisar Tian Yang, Ibu Suri, Kaisar Tua, Yang Mulia—”

“SUDAH bilang jangan!”

Pelayannya langsung gemetar.

Tapi sayangnya…

Semua mata kemudian memandang Yun Sia.

Matanya bulat polos, rambutnya agak kusut, pipinya bersemu, pakaiannya sederhana… dan tangannya masih digenggam A-yang setengah gugup.

Para pelayan langsung shock level 9000.

"Seorang gadis… digandeng Kaisar…?"

"Dalam sejarah kerajaan, tidak pernah terjadi!"

Desas-desus mulai terdengar.

“Siapa dia…?”

“Wah! Kaisar menyentuh perempuan! Itu nyata?!”

“Calon selir? Atau calon permaisuri?”

“Tunggu, permaisuri?! Langsung?!”

A-yang gemetar halus menahan malu.

“Mochen. Liyan. Suruh mereka diam.”

Mochen segera maju.

“Aku akan berusaha, Yang Mulia.”

Tapi begitu ia menatap para pelayan perempuan yang sedang berbisik sambil mengintip Yun Sia…

Mochen hanya bisa menelan ludah.“Mungkin… ini di luar kemampuanku…"

 

Ibu Suri membawa Yun Sia ke sebuah paviliun indah yang menghadap taman bunga putih.

Pelayan membuka pintunya.

Di dalamnya ada ranjang kayu cendana yang luasnya bisa buat sepuluh orang, meja rias perak, tirai sutra tipis, bak mandi marmer putih dengan air hangat, bunga segar di setiap sudut dan lantai bersih yang bahkan bisa buat bercermin.

Yun Sia langsung membeku. “A-Ayang… ini… kamar siapa??”

“Kamarmu,” jawab Ibu Suri dengan tenang.

Yun Sia merasa lututnya lemas. “K-kamar saya biasanya cuma pake tikar rotan… lantainya tanah…”

A-yang menunduk.n“Aku tahu.”

“Terus kenapa kamarku tiba-tiba kaya rumah dewa?” tanya Yun Sia

A-yang mendecak pelan sambil membuang wajah. “Karena… kau tamu istana…”

“Tamu istana biasa dapat ranjang setinggi bukit dan kamar mandi sebesar kolam renang??”

“Kamu bukan tamu biasa,” potong Ibu Suri cepat.

A-yang hampir tersedak udara.

Mochen dan Liyan diam-diam bersandar ke dinding, berusaha menahan tawa.

Wang Jia memeluk lengan Yun Sia. “Kakak ipar harus tinggal nyaman!”

“A-A-APA??” A-yang hampir jatuh.

Wang Lee menepuk bahu gegenya. “Sudahlah, Tian ge. Takdir sudah menampar mukamu.”

“BERHENTI MEMBUAT KESIMPULAN SEMBARANGAN!!” seru A-yang.

 

Waktu makan malam tiba, dan seluruh keluarga berkumpul.

Di meja panjang, makanan tersaji rapi.

A-yang duduk di kursi utama.

Yun Sia duduk di sampingnya… atas perintah Ibu Suri.

Yun Sia menatap meja penuh makanan mahal itu. “Ini semua makanan… ditaruh di depanku? Banyak sekali!”

Kaisar Tua tertawa. “Makanlah! Kau terlalu kurus.”

“Kurus??” A-yang terkejut. “Dia tidak kurus!”

Semua orang menatap A-yang.

Wang Lee tersenyum nakal. “Lhoo, kok kamu begitu protektif, Tian ge?”

A-yang langsung memukul kepalanya ke meja pelan.“Kenapa aku lahir di keluarga ini…”

Yun Sia mulai makan, tapi pelayan cepat-cepat menambah porsi setiap kali ia menghabiskan satu piring.

“I-ini… makan tapi dikejar-kejar! Aku belum selesai kunyah!”

Ibu Suri tersenyum lembut.“Ini untukmu. Kau harus kuat. Kau tinggal bersama Tian’er.”

Yun Sia tersedak air liur.

A-yang refleks memegang bahunya.“Kamu tidak apa-apa?”

“Aku… aku baik, Ayang…”

Dan lagi-lagi…

Seluruh keluarga menatap tangan A-yang yang menangkup bahu Yun Sia dan bagaimana Yun Sia memanggil A-yang

Wang Jia berseru, “Aaaaah, Gege Tian pegang-pegang lagi!”

A-yang langsung melepaskan tangannya dan menutupi wajah dengan lengan baju.

“Aku menyesal pulang…”

 

Setelah makan malam selesai, Ibu Suri mendadak berkata, “Tian’er, kami ingin bicara sebentar.”

A-yang langsung pucat.

Yun Sia digandeng pelayan menuju paviliun, sementara A-yang diseret (secara sopan) ke ruang studi keluarga.

Wang Lee membuka percakapan.“Jadi, Tian ge… kamu benar-benar menyukai gadis itu, kan?”

“TIDAK ADA YANG SAYA SUKAI! DIA HANYA—”

“Anak itu membuatmu tidak kabur selama perjalanan pulang,” potong Ibu Suri.

A-yang mematung.

Kaisar Tua ikut menimpali.“Dia membuatmu memegang tangan seseorang tanpa mual.”

A-yang memucat.

Wang Jia mengangguk cepat. “Dia bisa memanggilmu ‘Ayang’ dan kamu tidak marah!”

A-yang menutupi muka dengan dua tangan.“Itu… itu kecelakaan…”

Ibu Suri mendekat dan menepuk bahu A-yang.“Tian’er. Kami tidak memaksamu menikah. Tapi kami bisa melihat dengan jelas bagaimana kau memandang gadis itu.”

A-yang terdiam lama.

Benar.

Ia memang memandang Yun Sia…

Dengan cara berbeda dari orang lain.

Dengan rasa ingin melindungi.

Dengan rasa hangat.

Dengan… perasaan aneh yang belum ingin ia akui.

Ibu Suri tersenyum.“Kami akan mendukung jika kau ingin menjadikannya pendamping hidupmu.”

A-yang langsung berteriak malu,“Aku belum siap!!!”

Wang Lee, Wang Jia, Kaisar Tua, Ibu Suri berseru “Tapi kami siap.”

A-yang tertegun.“APA??”

 

Sementara itu, Yun Sia memandangi kamarnya.

Ia menyentuh tirai sutra.

Ia melihat bak mandi hangat.

Ia memegang bantal super empuk.

“Aku… mimpi ya?”

Ia berjalan mondar-mandir bingung.

“Tadi makanan banyak banget… keluarga kaisar ramah banget… Ayang jadi malu-malu… dan aku… tinggal di istana??”

Ia memegang pipinya sendiri.

“Aku bukan putri… Aku bukan ningrat… aku cuma gadis yang hidup di hutan… bagaimana bisa masuk istana??”

Saat ia melamun…

Tok tok tok.

“Yun Sia.”

Itu suara A-yang.

Ketukan gugup.

Suara ragu.

Aura gelisah.

Yun Sia langsung membuka pintu.

A-yang berdiri di sana dengan wajah merah, jubahnya sedikit berantakan, dan ekspresi campuran malu marah pasrah.

“K… kamu baik-baik saja?” tanya A-yang.

Yun Sia mengangguk. “Aku hanya bingung… Ayang. Mereka semua terlalu baik.”

A-yang memandangnya lama.“Nanti… kalau ada yang mengganggumu, atau membuatmu tidak nyaman… bilang saja. Aku akan datang.”

Yun Sia tersenyum. “Ayang… kamu baik sekali.”

A-yang menoleh cepat, pipi merah.“A-aku hanya bertanggung jawab karena aku membawamu…”

Yun Sia mengangguk pelan.“Terima kasih.”

Hening beberapa detik.

A-yang membuka mulut…

ingin bicara…

ingin bilang sesuatu…

Tapi sebelum ia sempat…

Terdengar suara teriakan keras dari kejauhan:

“AYANGGGG NYA YUN SIA INI SUDAH MALAM ISTIRAHAT!!!

Itu suara Wang Jia.

A-yang langsung memukul kepalanya ke pintu.

“Kenapa mereka begini…”

Yun Sia tertawa kecil.

A-yang menatapnya dengan mata sedikit melembut.“Selamat malam, Yun Sia.”

Yun Sia tersenyum.“Selamat malam, Ayang.”

A-yang melangkah pergi.

Tapi sebelum ia benar-benar jauh…

Yun Sia memanggil.

“Ayang!”

A-yang menoleh cepat.

“Hm?”

Yun Sia berkata sambil tersenyum sangat manis…“… aku senang ikut kamu ke istana.”

A-yang terpaku.

Wajahnya memerah sampai telinga.

Dan ia kabur secepat kilat.

Begitu A-yang pergi, dari balik sudut muncul wajah-wajah:

Wang Jia

Wang Lee

Ibu Suri

Kaisar Tua

Mereka berjajar seperti ikan asin.

“Dia kabur!”

“Tian ge kabur!”

“Dia malu!”

“Dia jatuh cinta!”

“Kita harus bantu!”

Yun Sia terkejut sampai kaget mundur tiga langkah.“K-Kalian ngintip?!”

Ibu Suri tersenyum lembut tanpa rasa bersalah. “Kami hanya memastikan putra kami tidak membuat kesalahan.”

Wang Jia menambahkan,“Dan memastikan kakak ipar tidak sedih.”

Wang Lee bertepuk tangan.“Besok pagi kita jadwalkan jalan-jalan istana!”

Kaisar Tua berkata dengan senyum nakal. “Dan malam lusa, Tian’er harus—”

“I-ITU NANTI SAJA!” potong Ibu Suri cepat sambil menutup mulut Kaisar Tua.

Yun Sia gemetar. “Ke… keluarga ini… kenapa seperti ini semua…”

Tapi di balik kegilaan mereka…

Ada kehangatan yang tidak pernah ia rasakan.

Ada perasaan diterima.

Dan entah kenapa…

Hatina terasa hangat.

---+

Saat akhirnya Yun Sia berbaring di tempat tidur besar itu, ia memeluk selimut lembut dan menatap langit-langit indah.

“Besok… apa yang akan terjadi?”

Ia memejamkan mata.

“Ayang… keluargamu memang seru.”

Dan di paviliun sebelah…

A-yang menutup wajahnya dengan bantal.

“Kenapa dia bilang begitu sebelum aku pergi… Kenapa dia tersenyum begitu manis…

Kenapa aku… seperti orang bodoh begini…”

Mochen dan Liyan di depan pintu hanya bisa saling memandang dan bergumam:

“Besok… istana bakal makin heboh.”

Bersambung

1
kaylla salsabella
wah rusa kecil seperti nya ada penghuninya
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
aduh🤣/Facepalm/ merah lagi dah tuh pipi ayang/Facepalm/
Ilfa Yarni
siapakah selir Xu ini sebenarnya dan ada hubungankah dgn selir yg membunuh yunsia waktu bayi
Cindy
lanjut kak
Maria Lina
gkpp thor tpi bsk doule"ya🫠
kaylla salsabella
pinter Yun sia
MataPanda?_
terus semangat kak semakin seru 😁
Ilfa Yarni
yunsia ga pernah skolah tp otaknya dan hatinya tau klo bahaya sedang mengintai mknya dia ga mau berjauhan dgn ayang
Ilfa Yarni
ternyata Yun dia sangat pinter dia tau orang yg ingin berbuat jahat
Cindy
lanjut kak
Ayy°{>Anesstasya}~🤍
kok belum up thorrr
kaylla salsabella
kenapa ayang gak peka ya klu ada yang ngawasin
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
ini selir satu bikin masalah mulu, kalau ketangkap semoga dihukum mati aja/Panic//Panic/
Lala Kusumah
duh jangan sampai terjadi apa-apa sama Yun Sia ya 🙏🙏🙏
Lala Kusumah
itu selir yang sudah tersingkir kan, cepat tangkap dia dan hukum....
Ilfa Yarni
aku harap rencanamu gagal ya Tuhan lindungi yunsia
Cindy
lanjut kak
Maria Lina
oi dsr jalang gk sadar diri ud membunuh mau di bunuh lgi.gk akn bisa lo kn ada ayang hehe lanjut thor
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
siapa ya kira-kira yang memata-matai itu? apakah Lady Shin? 🤔
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
oke kak... selesaikanlah dulu pekerjaannya hingga tuntas... semangat ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!