NovelToon NovelToon
Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pertiwi1208

"Jadi kamu melangsungkan pernikahan di belakangku? Saat aku masih berada di kota lain karena urusan pekerjaan?"

"Teganya kamu mengambil keputusan sepihak!" ucap seorang wanita yang saat ini berada di depan aula, sembari melihat kekasih hatinya yang telah melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Bahkan dia berbicara sembari menggertakkan gigi, karena menahan amarah yang menyelimuti pikirannya saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pertiwi1208, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Ting tong.

Sore hari saat Mery membersihkan rumah, untuk pertama kalinya bel rumah tersebut berbunyi, sejak dia dan Arya menempati rumah tersebut. Mery yang saat ini sedang mencuci piring di dapur pun, segera keluar dan melihat siapa gerangan yang ada di balik pintu.

"Mama... " teriak Mery dengan girang dan juga mata yang berbinar. Mery pun segera melangkah maju dan berhambur memeluk mamanya.

"Ayah," ucap Mery yang juga segera memeluk ayahnya, setelah merasa cukup puas berpelukan dengan mamanya.

"Kenapa Mama dan Ayah repot-repot datang kemari?" tanya Mery.

"Apa kami tidak boleh kemari?" goda Mama Erika.

"Tentu saja boleh Ma," ucap Mery dengan tersenyum.

"Mari masuk," ajak Mery. Mama Erika dan Ayah Haris pun segera mengikuti langkah Mery ke dalam rumah.

"Kamu sedang apa Nak?" tanya Mama Erika.

"Sedang bersih-bersih nih Ma," jawab Mery.

"Kemana suami kamu?" tanya Ayah Haris.

"Arya sedang berada di kamar Ayah, dia sakit perut seharian ini tadi," jawab Mery.

"Apa sudah diberi obat?" tanya Mama Erika.

"Sudah dong... aku sudah merawatnya dengan sangat baik," jawab Mery dengan percaya diri.

"Tentu saja, anak siapa dulu. Pastilah bisa merawat suami dengan baik," puji Mama Erika. Mery, Mama, dan Ayah yang sudah duduk di sofa pun tertawa kecil bersama.

"Tapi hari ini Mery tidak memasak, Mery hanya membuat bubur saja untuk Arya. Apa kita melakukan pesan antar saja, untuk kita makan bersama?" tanya Mery.

"Tidak perlu, ini Mama membawakan kamu oleh-oleh," ucap Mama Erika sembari menyodorkan sebuah tas kertas yang tadi beliau letakkan di sebelah sofa.

Mery pun menerima tas tersebut dengan senang hati. "Wah ... ini semua kue kesukaan Mery Ma. Makasih ya Mama," ucap Mery setelah melihat isi tas tersebut.

"Jangan makasih pada Mama," jawab Mama Erika.

"Lalu aku harus makasih pada siapa?" tanya Mery.

"Bilang makasih pada Andra," sahut Ayah Haris.

"Andra?"

"Apa Andra sudah pulang ke Indonesia?" tanya Mery dengan terkejut, juga mata yang berbinar.

"Iya, tadi dia mendatangi Ayah di kantor, dia juga menanyakan kamu," jawab Ayah Haris.

"Kenapa dia tidak menghubungiku? Nomorku pun tidak berubah," ucap Mery.

"Ayah tadi sudah menghubungi kamu, tapi tidak ada jawaban," ucap Ayah Haris.

"Mama juga," sahut Mama Erika.

"Oh iya, aku sibuk seharian mengurus Arya dibawah, ponselku ada di atas. Sampai sekarangpun aku belum mengeceknya," ucap Mery sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hmb... " gumam Mama Erika sembari mencebikkan bibirnya.

"He, he, maaf Ma," ucap Mery dengan tersenyum, seakan tidak merasa bersalah.

"Ayo, kita akan bantu kamu bersih-bersih. Setelah itu kita bersantai bersama sambil mengobrol," ajak Mama Erika.

"Eh jangan, Mama dan Ayah kan tamu di sini," cegah Mery.

"Tidak apa Mery, Mama senang bisa membantu," ucap Mama Erika.

"Baiklah jika Mama memaksa," ucap Mery dengan tersenyum.

Mereka bertiga pun segera beranjak bersama dan mulai membersihkan seluruh rumah. Saat Mama Erika berada di dapur, beliau mengulas senyum tipis, karena mendapati ada banyak gelas yang masih berisi sedikit air, Mama Erika mengangkat satu persatu gelas tersebut dan mencium baunya. 

"Ini teh." 

"Ini sepertinya air madu," 

"Ini apa ya?" Mama Erika bergumam sendirian, sementara Ayah dan Mery membersihkan bagian depan dan ruang makan.

"Entahlah ini apa, yang pasti Mery sudah bisa merawat suaminya dengan baik," gumam Mama Erika yang segera meletakkan semua gelas ke wastafel. Mama Erika juga memindahkan bubur yang masih di dalam panci ke satu mangkok kecil. Beliau juga menyempatkan mencicipi sedikit bubur yang masih menempel di panci, ternyata rasanya sangat enak sekali.

"Mery…" teriak Mama Erika.

"Iya Ma," jawab Mery dengan sedikit berteriak juga.

"Bubur yang kamu buat, rasanya enak," ucap Mama Erika.

"Tentu saja, Mama kan sudah mengajariku semua hal," jawab Mery.

"Baguslah, Mama senang kamu pandai mengurus suami, pasti suamimu juga sangat senang mempunyai istri seperti kamu."

Degh.

Tiba-tiba jantung Arya seakan terhenti sejenak. Sebenarnya tadi saat bel berbunyi, Arya hendak turun untuk membuka pintu dan melihat siapa gerangan yang bertamu ke rumahnya. Namun, langkahnya terhenti di tengah tangga, saat dia mendapati Mery meneriaki mamanya. Arya pun segera kembali ke kamar dan menutup pintu, dengan masih menyisakan sedikit celah. Sehingga dari tadi dia bisa mendengarkan semua pembicaraan mereka bertiga. "Mama salah besar, jika mengira bahwa Mery mempunyai suami yang baik," gumam Arya sendirian di dalam kamar.

"Maafkan aku Mama, Ayah, aku sudah mengecewakan kalian. Aku bukan menantu yang baik," gumam Arya lagi sembari sedikit mengintip ke lantai bawah.

"Kenapa keluarga mereka sangat harmonis ya?" Arya sempat merasa iri saat melihat kekompakan keluarga kecil Mery tersebut dari celah pintu.

Arya memang belum pernah mengobrol lebih lama dengan mertuanya, dia hanya bertemu mertuanya saat acara pesta pernikahan berlangsung. Selebihnya dia belum pernah bertemu lagi, bahkan selama ini Arya juga tidak pernah menanyakannya. Arya pun baru menyadari itu saat ini. 

"Ngomong-ngomong, Andra itu siapa ya? Yang sudah berhasil membuat Mery sangat senang sekali, melihat oleh-oleh darinya." Tiba-tiba saja Arya mulai penasaran dengan kehidupan Mery.

***

Setelah mereka selesai membersihkan ruang tamu, ruang makan, dan juga dapur. Mereka pun mengobrol santai di ruang tamu sembari minum teh herbal. Mery juga menyuguhkan kue dari Andra di atas meja. 

"Sebenarnya Mama ini tadi ingin mengundang kamu untuk makan malam, karena Andra akan datang ke rumah," ucap Mama Erika.

"Aduh... sepertinya kalau malam ini Mery nggak bisa Ma," ucap Mery.

"Kenapa?" tanya Mama Erika.

"Arya masih sakit, sejak tadi dia bolak balik ke kamar mandi, hingga tidak terhitung," jawab Mery. 

"Apa tidak sebaiknya dibawa ke rumah sakit saja?" tanya Ayah Haris.

"Tidak perlu Ayah, tadi setelah makan siang, sebetulnya dia sudah membaik. Dia sudah tidak pergi kamar mandi lagi setelah makan bubur."

"Tapi kan tidak enak juga kalau mendatangi acara, saat tubuh tidak sehat," jelas Mery.

"Oh... mungkin dia cuma kangen aja pingin dimasakin sama istrinya, istrinya kan sekarang sudah sibuk bekerja di perusahaan orang lain," sindir Ayah Haris.

"Ayah kan sudah mengizinkan untuk bekerja diluar perusahaan, kenapa sekarang malah dibahas," ucap Mery.

"Jangan menggodanya Ayah," sahut Mama Erika yang segera membela putrinya.

"Ya memanglah dua wanita ini, kalau sudah ketemu pasti Ayah yang kalah," ucap Ayah Haris yang seketika membuat mereka bertiga tertawa bersama. Arya yang hanya mendengar dari lantai atas pun seakan ikut merasa kehangatan di dalam keluarga tersebut.

"Jadi bagaimana? Apa kita harus membatalkan makan malam bersama Andra?" tanya Mama Erika.

"Mama dan Ayah makan malam saja bersama Andra tidak apa-apa. Lain kali buat janji lagi," jelas Mery.

"Andra itu sangat ingin bertemu dengan kamu. Kalau bertemu dengan Ayah kan tadi sudah di kantor. Kalau bertemu dengan Mama lain kali juga bisa," ucap Mama Erika.

"Ya sudah, nanti aku akan tanyakan dulu keadaan Arya. Setelah itu Mery kabari lagi."

"Tapi kalau hari ini sih, sudah pasti nggak bisa ya Ma," ucap Mery.

"Nanti akan aku kabari lagi kalau Arya sudah benar-benar sehat," imbuh Mery.

"Andra tidak buru-buru kembali ke luar negeri kan?" tanya Mery.

"Sebenarnya, niat awal dia itu ingin pulang kembali ke Indonesia, tapi setelah mengetahui kamu sudah menikah. Sepertinya dia akan balik ke luar negeri," jawab Ayah Haris.

"Kenapa begitu?" tanya Mery. Ayah Haris hanya mengangkat kedua bahunya saja.

"Oh iya, nanti saat makan malam aku juga akan mengajak Kayla," ucap Mery.

"Iya, ajak saja dia, Mama juga udah kangen sama Kayla, lama gak ketemu," ucap Mama Erika.

"Kayla? Siapa lagi dia?" gumam Arya yang terus saja menguping pembicaraan mereka bertiga.

"Baiklah, nanti Mery akan kabari lagi, kapan Mery bisa datang. Semoga nanti yang lain juga tidak sedang dalam keadaan sibuk," ucap Mery.

"Kamu buat janji sendiri lah sama teman-teman kamu, nanti Mama tinggal memasak saja dan menjadi tuan rumah," ucap Mama Erika.

"Tapi aku tidak punya nomor Andra," ucap Mery.

"Nanti Ayah beri, Ayah juga baru mendapatkan nomornya tadi saat dia datang ke kantor," ucap Ayah Haris.

Mereka pun akhirnya mengobrol dengan cukup lama di rumah, sementara Arya tetap tidak turun untuk menampakkan dirinya. Mery juga sudah menawarkan agar Arya dibangunkan dan bisa mengobrol bersama, tapi Mama dan Ayah tidak mau mengganggu istirahat suami Mery tersebut. 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!