Pewaris Phoenix Api Xiao Chen 2

Mengetahui bahwa Hun Li telah dikalahkan oleh gadis Mawar Neraka, membuat Hun Guo pun merasakan atmosfer pertarungan yang sangat begitu kejam. Terlebih lagi, Hun Guo juga dibuat tak berdaya di saat berhadapan dengan Yuan Yao, yang saat itu telah menguasai lima puluh persen kekuatan Ratu Laut.

Hun Guo pun mengangkat tinggi kedua tangannya, melepaskan semua aura yang selama itu selalu ia kenakan. Kemudian Hun Guo pun berbicara, "Gadis kecil! Aku menyerah!" katanya, dengan nada yang patah semangat.

Yuan Yao terkejut, wajahnya tercengang, merasa bingung akan apa yang telah dikatakan Hun Guo.

"Me— menyerah...!?" ucap Yuan Yao, "Apa maksudnya ini?" kata Yuan Yao, heran.

Hun Guo pun duduk di atas tanah, ia menghela nafas panjangnya, melepaskan rasa lelah setelah pertarungan melawan Yuan Yao.

"Ya, aku menyerah! Jika kau ingin membunuhku, maka lakukanlah." kata Hun Guo, nampak sudah tak memiliki semangat lagi untuk bertarung.

Bahkan, tidak hanya Hun Guo yang menyatakan bahwa dirinya menyerah. Bahkan Hun Sen dan Hun San pun memutuskan keputusan yang sama, mereka menyerah kepada Yan Ling dan Juga Sheng Kun.

Sheng Kun yang merupakan seorang maniak pertarungan, ia merasa tidak terima, ia merasa sangat belum puas untuk pertarungan pertamanya setelah mencapai Ranah Jiwa Baru. Namun, pembatas arena yang dibuat oleh Xiao Chen, tiba-tiba menghilang. Tidak ada lagi arena pertarungan, hanya ada halaman Istana Klan Hun yang telah hancur berantakan.

Saat itu, Xiao Chen, Jian Yu, Huo Qiang'er, Chu Yun, dan juga Luo Li. Mereka pun turun menghampiri Sheng Kun dan juga Yan Ling.

Dihadapannya, Hun Guo, Hun Sen, dan Hun San. Mereka bertekuk lutut di tanah. Namun, baru saja Xiao Chen tiba dihadapan mereka, langit tiba-tiba memerah, seolah-olah ada sosok bersinar dibalik awan kelabu.

Tidak hanya itu, angin pun berhembus kencang, membuat rambut panjang Xiao Chen berantakan tertiup angin. Suasana seketika menjadi begitu mencekam. Asap-asap hitam kemerahan itu benar-benar membuat bulu kuduk berdiri.

"Ketua Klan!" ujar Hun Sen, rendah. Dan ucapan itu didengar oleh Xiao Chen, membuat Xiao Chen pun mengangkat tinggi kepalanya, menatap langit merah.

"Oh... Apakah dia adalah Hun Yue?" ujar Xiao Chen, bertanya kepada Hun Sen.

"Ketua Klan sudah datang! Mereka tidak melupakan kita!" ucap Hun San, senang. Tetapi membuat Xiao Chen mengkerutkan kulit dahinya.

"Tamatlah riwayat kalian! Orang-orang Klan utama telah datang, kalian pasti akan mati!" telunjuk Hun Sen terangkat, matanya menggeliat, merasa puas akan kedatangan Hun Yue.

Di atas langit, Hun Yue berdiri menginjak awan kelabu, dan ada lebih dari seribu orang dibelakangnya.

Hun Yue mengenakan jubah ungu yang nampak begitu elegan, tetapi jubah hitamnya membuat kesan bahwa ia adalah sosok yang sangat kejam. Biar bagaimanapun, Hun Yue adalah Pemimpin tertinggi Klan Hun saat ini. Di mana sepanjang sejarah Klan Hun, mereka dijuluki sebagai pembunuh berdarah dingin. Bahkan, Pemimpin Klan Qin dari Kekaisaran Bintang Biru pun pernah menjadi korban pembunuhan Klan Hun, dan itu adalah awal terjatuhnya Klan Qin bersama Kekaisaran Bintang Biru.

Selama ini, selain Klan Naga dan Klan Phoenix Es, tidak ada yang berani untuk mengusik Klan Hun. Semua Klan besar umat manusia mempunyai standar kekuatan yang rata-rata di bawah klan Hun, membuat Klan Hun adalah Klan terkuat Ras Manusia. Hingga kedatangan Ras Iblis. Klan Hun juga pernah berjuang mati-matian untuk mengusir para pendatang itu ke planet Tian Yuan. Namun, kesenjangan tingkatan Ranah yang dimiliki semua mahkluk di Alam Manusia, terbilang sangat rendah. Membuat mereka yang dulunya berada di Alam abadi dan juga Alam Dewa Planet Tian Yuan, melakukan pertempuran besar.

Walaupun para pejuang tangguh itu berhasil membunuh beberapa Ras Iblis yang telah mencapai ranah keabadian, tetapi peperangan itu membuat Planet Tian Yuan mengalami kerugian yang sangat besar. Hancurnya Alam Abadi, hancurnya Alam Dewa, membuat jalan menuju kedewaan terputus, sehingga Planet Tian Yuan berhasil dikuasai oleh Ras Iblis.

Pertempuran Tujuh Raja Dunia melawan Ras iblis, diakhiri dengan kekalahan Tujuh Raja Dunia. Namun, Ras Iblis masih membiarkan umat manusia untuk menetap di Benua Tian Yuan, dengan syarat mereka harus menjadi pelayan seluruh Ras Iblis.

Namun, pada saat itu, Kaisar Dewa Iblis menawarkan kerja sama terhadap Klan naga, Klan Hun, dan Klan Phoenix, yang di anggap sebagai tiga kekuatan utama planet Tian Yuan. Kaisar Dewa Iblis menawarkan bahwa mereka akan menjadi salah satu pilar kekuasaan Planet Tian Yuan, di bawah kekuasaan Ras iblis.

Namun, di saat Klan Hun dan Klan Naga menyetujuinya, Klan Phoenix mundur satu langkah. Mereka menolak untuk tunduk, dan terbentuklah Aliansi Tiga Wilayah untuk memerangi para Ras Iblis.

Pada dasarnya, Planet Tian Yuan telah jatuh ke tangan Kaisar Dewa Iblis. Namun, dengan kekuatannya yang tak tertandingi, ia tak lagi turun tangan untuk mengurusi bentuk kekuatan Aliansi Tiga Wilayah. Walaupun tanpa Kaisar Dewa Iblis, tetapi umat manusia masih kalah telak oleh pasukan Dewa Iblis yang tak terhitung jumlahnya.

Malam ini, di malam yang paling merah. Hun Yue datang dengan sikapnya yang dingin. Menatap kelompok Xiao Chen dengan tatapan yang sinis.

"Kalian ... Pemburu Iblis, kan?" Hun Yue bertanya dengan nada dingin. Tetapi suaranya menggema di atas langit, bahkan hanya dari suaranya saja, membuat Chu Yun seketika runtuh bertekuk lutut. Seolah-olah gelombang suara itu telah membuat jiwanya berguncang.

"Wha!" Chu Yun memuntahkan seteguk darah segar dari mulutnya. Segera Jian Yu pun menopang tubuh Chu Yun.

"Apa kamu baik-baik saja, Yun?" tanya Jian Yu.

Xiao Chen pun memberikan satu pil emas kepada Jian Yu, lalu berbicara, "Mundurlah! Biarkan aku yang akan menghadapi Hun Yue!" kata Xiao Chen dengan nadanya yang dingin.

Jian Yu, dan semua anggota kelompok Xiao Chen, memandang Xiao Chen dengan tatapan yang khawatir. Tetapi mereka pun serentak menganggukkan kepalanya. Mereka juga tahu bahwa Hun Yue bukanlah lawan yang mudah, dengan tingkatan ranahnya yang telah mencapai ranah Abadi, hanya Xiao Chen yang mampu menghadapi Hun Yue.