Alrazi adalah seorang suami yang hanya memiliki pekerjaan sebagai tukang ojol, saat ia kembali ke rumah, ia semua bajunya sudah ada di teras rumah. Dan istrinya mengaku telah berhubungan dengan mantan pacarnya yang kaya.
Ia di usir dari rumah, dan motornya di ambil, akhirnya ia pun pergi dari rumah tersebut. Tak sengaja ia menendang sebuah kotak misterius, yang ternyata ada sistem.
Dengan adanya sistem, hidupnya berubah total menjadi lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19 Makan
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
...happy reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
"Mbak, berapa ini?" tanya Alrazi sambil menunjuk makanan yang baru saja ia habiskan di meja restoran kecil itu.
"Semuanya lima puluh ribu, Pak," jawab pelayan perempuan muda itu dengan senyuman sopan.
Alrazi mengangguk kecil, lalu meraih ponselnya dari saku. Ia membuka aplikasi pembayaran digital dan memindai kode QR yang disediakan di meja kasir.
*Ting!*
*Saldo Anda dikurangi 50.000*
*Sisa saldo Anda: 1.229.370.000*
Ia memperhatikan angka di layar ponselnya sejenak, lalu menyimpan ponselnya kembali ke saku. Meskipun saldo di rekeningnya sangat besar, ia tahu bahwa uang itu bukanlah sesuatu yang bisa ia gunakan sembarangan. Setiap rupiah yang ia miliki adalah hasil dari misi-misi berbahaya, dan ia tidak ingin menarik perhatian lebih dengan pengeluaran yang mencurigakan.
Setelah membayar, Alrazi berjalan keluar restoran. Angin malam menyapu wajahnya, membawa aroma jalanan yang khas. Namun, ia tidak langsung menuju mobilnya. Ia berdiri di dekat pintu restoran, mengamati sekeliling dengan seksama. Matanya menyapu trotoar, jalanan, hingga kendaraan yang terparkir di dekatnya. Ia memastikan tidak ada orang yang mencurigakan atau mobil hitam yang tadi membuntutinya.
"Tenang, Raz. Jangan sampai lengah," gumamnya pada dirinya sendiri.
Setelah merasa cukup yakin bahwa area itu aman, Alrazi berjalan ke arah mobilnya yang terparkir di sisi jalan. Namun, sebelum membuka pintu, ia berhenti sejenak. Sebuah ide muncul di kepalanya. Orang yang tadi mengikutinya pasti sudah mencatat atau mengingat plat nomor mobilnya. Jika mereka benar-benar serius, mereka bisa dengan mudah melacaknya melalui plat itu.
Dengan cepat, Alrazi membuka bagasi mobilnya dan mengeluarkan sebuah plastik hitam tebal. Ia membungkus plat nomor depan dan belakang mobilnya dengan plastik itu, memastikan tidak ada yang bisa membaca angka atau huruf di plat tersebut. Ia mengikatnya memastikan plastik itu tidak mudah terlepas.
"Setidaknya ini bisa memberiku waktu lebih lama kalau mereka mencoba mencariku," pikirnya sambil menepuk-nepuk plastik itu, memastikan semuanya terpasang dengan rapi.
Setelah selesai membungkus plat mobilnya dan memastikan semuanya aman, Alrazi masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya yang masih dipenuhi dengan kejadian-kejadian aneh malam ini. Ia melajukan mobilnya perlahan, meninggalkan tempat makan tersebut, matanya terus mengamati kaca spion dengan waspada. Ia tidak ingin kejadian dibuntuti terulang lagi.
Selama perjalanan, Alrazi mengambil rute yang lebih panjang, sengaja berbelok ke beberapa jalan kecil untuk memastikan tidak ada kendaraan yang mencurigakan mengikutinya. Jalanan kota malam itu tampak sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang melintas. Namun, kewaspadaannya tetap tinggi. Setiap lampu jalan yang redup atau bayangan kendaraan lain membuatnya terus berjaga-jaga.
Setelah memastikan dirinya tidak sedang diawasi, Alrazi akhirnya tiba di depan rumahnya. Ia memarkir mobilnya di depan pagar dan membuka pintu garasi dengan remote. Begitu pintu garasi terbuka, ia langsung melajukan mobilnya masuk, lalu menutup pintu garasi dengan cepat. Ia merasa sedikit lega, setidaknya malam ini ia berhasil sampai di rumah tanpa insiden apa pun.
Namun, saat ia turun dari mobil dan hendak masuk ke dalam rumah, matanya tertuju pada sebuah mobil besar yang baru saja berhenti di depan rumah tetangganya. Dari dalam mobil itu, keluarlah sekelompok orang, keluarga besar Sarah, mantan istrinya, lengkap dengan ibu mertuanya. Alrazi berdiri mematung sejenak, matanya menyipit, mencoba memastikan bahwa ia tidak salah lihat.
"Ah, ini benar-benar hari yang buruk," gumamnya sambil menghela napas berat. Wajahnya menunjukkan ekspresi jengkel yang sulit disembunyikan. "Ck! Huuft, bisa-bisanya aku menjadi tetangga dengan calon suami mantan istriku. Ini benar-benar tidak lucu!" celetuknya dengan suara rendah, berusaha agar tidak ada yang mendengarnya.
Alrazi mempercepat langkahnya menuju pintu rumahnya, berharap tidak ada yang memperhatikan kehadirannya.
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
why bekas bininya pun dikerjakan
kenapa tak direjek saja
lanjut up lagi thor