NovelToon NovelToon
Kau Selingkuh, Ku Nikahi Suami Kakakmu

Kau Selingkuh, Ku Nikahi Suami Kakakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Menyembunyikan Identitas / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:140.4k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

Anyelir Almera Galenka, tapi sudah sejak setahun yang lalu dia meninggalkan nama belakangnya. Wanita bertubuh tinggi dengan pinggang ramping yang kini tengah hamil 5 bulan itu rela menutupi identitasnya demi menikah dengan pria pujaan hatinya.

Gilang Pradipa seorang pria dari kalangan biasa, kakak tingkatnya waktu kuliah di kampus yang sama.

"Gilang, kapan kamu menikahi sahabatku. Katanya dia juga sedang hamil." Ucapan Kakaknya membuat Gilang melotot.

"Hussttt... Jangan bicara di sini."

"Kenapa kamu takut istrimu tahu? Bukankah itu akan lebih bagus, kalian tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi untuk menutupi hubungan kalian. Aku tidak mau ya, kamu hanya mempermainkan perasaan Zemira Adele. Kamu tahu, dia adalah perempuan terhormat yang punya keluarga terpandang. Jangan sampai orang tahu jika dia hamil di luar nikah."

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mendengar semua pembicaraan itu.

"Baiklah, aku akan ikuti permainan kalian. Kita lihat siapa pemenangnya."

UPDATE SETIAP HARI.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belajar Dari Pengalaman

"Apa yang kamu lakukan?" Teriak Mama Ambar ketika Gavin menyerangnya. Mereka berdua berebut sebuah pistol.

Dor

Tembakan terdengar lagi, tapi tidak mengenai siapa pun. Arrayan dan Anye tetap tidak terbangun, karena mereka sudah menghirup obat tidur yang tadi disemprotkan Gina.

Sementara Rizal ingin membekuk Gina yang membawa sebuah suntikan aneh.

"Jangan halangi aku, Arrayan dan Anye harus mati." Teriak Gina.

Rizal tidak mau mendengar, fokusnya hanya ingin mengambil suntikan itu. Tapi tangan Gina mencengkeram kuat. Jarum yang sudah dibuka itu terlihat runcing dan sangat berbahaya. Entah apa isi di dalamnya, yang jelas Rizal tidak ingin ada korban karena keserakahan Ibunya.

Sleeehhh...

Jleebbb...

Jarum suntik itu menancap di tangan Gina sendiri. Hening, semua orang mendadak diam. Tidak lama kemudian, Gina jatuh tersungkur dengan tubuh kejang-kejang.

"Gina..." Teriak Mama Ambar histeris.

"Kurang ajar, kamu membunuh Gina."

Mama Ambar marah, dia ingin melesatkan satu tembakan ke arah Rizal tapi Gilang berhasil menggagalkannya.

Dor...

Bruukkk...

Pistol itu terlempar, karena Gilang melemparkan sebuah buku tebal yang dia ambil dari atas meja dekat pintu kamar.

"Mas Rizal, ambil ponsel Mas Ray telepon Mas Vano sekarang." Ucap Gavin yang sedang memegang erat kedua tangan Mama Ambar.

"Lepas...sialan." Umpat Mama Ambar tapi tidak ada yang peduli.

Dug

Bruukkk...

Karena tidak ingin mendengar umpatan lagi, Rizal memukul tengkuk Mama Ambar hingga pingsan.

"Apa Mas Vano tidak mengangkat?"

"Sepertinya dia tidur, lagian ini sudah malam. Sebenarnya siapa mereka?"

"Mantan istri Mas Ray dan mantan Ibu mertuanya." Ucap Gavin.

"Tapi, kenapa mas Penghulu ada di rumah ini?" Tanya Gavin.

"Ceritanya panjang, besok pagi saja akan aku jelaskan." Ucap Rizal.

"Lalu bagaimana dengan kedua orang ini? Aku takut Mas, mereka juga tidak mungkin datang berdua. Pasti ada yang menunggu dan berjaga di lantai bawah." Ucap Gavih mulai merasakan kecemasan berlebih.

"Kamu tenangkan diri, jangan panik atau takut." Ucap Rizal menenangkan.

Tut

Tut

"Halo Mas Ray ada apa?" Suara Vano terdengar malas, mungkin dia sudah tidur.

"Aku Rizal, tolong datang dan panggil polisi. Ada dua orang wanita yang datang menyerang kami. Mas Rayan dan istrinya sedang pingsan karena terpengaruh obat bius."

"Baiklah, tunggu sebentar jangan lakukan apapun. Kunci kamar dari dalam."

Rizal menuruti perintah Vano dengan mengunci pintu kamar dari dalam. Benar saja, beberapa anak buah Bondan datang ingin membunuh mereka.

Bruk

Bruk

"Buka pintunya." Teriaknya.

"Gavin diam saja dan tenang, kita tunggu Vano." Ucap Rizal.

Beberapa saat kemudian, Vano datang bersama beberapa rekan polisi berpakaian preman. Mereka langsung membekuk pelaku.

"Rizal buka pintunya, ini aku." Suara Vano terdengar membuat lega.

"Akhirnya kamu datang, mana polisinya. Lihat Gina keracunan suntikannya sendiri. Sedangkan Ibunya aku yang pukul hingga pingsan. Mas Rayan dan Anye belum sadar juga, apa perlu dibawa ke Rumah Sakit?" Tanya Rizal jelas terlihat khawatir.

"Tidak perlu, aku bawakan Dokter."

"Pak, tolong bawa kedua penyusup ini. Mereka sudah banyak melakukan kejahatan. Nanti saya beri laporan resmi sekaligus bukti-bukti kejahatannya."

"Baik kami akan bawa pelaku langsung ke kantor. Terima kasih atas laporan tentang para pelaku."

Setelah para polisi membawa Mama Ambar dan Gina pergi, kini giliran Dokter segera memeriksa korban.

"Mereka tidak apa-apa, hanya terkena efek obat bius. Saya sudah menyuntikkan penawarnya." Ucap Dokter.

"Terima kasih banyak atas bantuannya." Ucap tulus Rizal pada dokter.

Setelah semua pergi, kini Vano menghubungi bodyguard yang kemarin ditugaskan.

Tut

Tut

Tut

"Rani... Rino... Kenapa kalian pulang, tidak tahukah jika rumah majikanmu disatroni penjahat."

"Cepat datang, atau aku pecat kalian berdua." Ucap Vano marah.

"Ini juga kenapa Anye menyuruh mereka pulang, rumah sebesar ini security hanya ada satu. Mana banyak musuh lagi, benar-benar ceroboh." Ucap Vano komat kamit.

Rizal dan Gavin diam melihat sahabat Anye terlihat marah. Tapi memang benar, mereka berdua ceroboh.

Beberapa jam setelah itu, di meja makan semua orang berkumpul.

"Kenapa kamu bisa ceroboh begitu? Andai Gavin dan Rizal tidak ada, apa kalian pikir nyawa kalian masih aman? Sok meminta Rani dan Rino pulang, padahal sudah tahu kalian sedang menjadi incaran para musuh. Bagaimana jika yang datang justru penjahat beneran?"

"Aku gak habis pikir, bisa-bisanya kalian santai tidak waspada. Ah... Sudahlah aku capek ngomel, tapi kalian sendiri begitu bodoh membiarkan penjahat datang menyatroni kalian. Apa sekarang kalian puas sudah mengganggu tidurku?" Omel Vano lagi.

"Maaf... Maafkan kami, aku tidak berfikir jauh. Karena aku pikir semua ini tidak mungkin terjadi."

"Tapi, buktinya terjadi, dan kalian hampir saja mati. Sedangkan misi kita masih panjang. Sekarang surat wasiat sudah ada di tangan kita. Kamu mau bagaimana? Mau langsung beri pengumuman pada publik atau diam menunggu mereka datang lalu membawa puluhan pembunuh bayaran? Jujur aku gak respect dengan kecerobohan kalian ini." Ucap Vano.

Arrayan dan Anye menunduk, Vano benar kecerobohan ini sangat memalukan. Padahal harusnya mereka sudah bisa belajar dari pengalaman. Kedua orang tua mereka pernah menjadi korban. Karena kecerobohan dan sikap kurang waspada yang mereka miliki selama hidupnya. Seharusnya dengan uang yang mereka miliki, bisa menyewa banyak bodyguard dan sistem keamanan berlapis.

Bukan malah menyuruh bodyguard yang hanya dua untuk pulang dulu. Meninggalkan rumah berukuran besar itu tanpa perlindungan. Sungguh penulis malu dengan para pembaca yang menyayangkan sikap Arrayan dan Anye ini. Ceroboh dan terkesan sedikit bodoh.

"Maaf Vano... Sekarang pulanglah dan lanjutkan tidurnya. Aku sangat menyesal. Nanti kita bahas masalah ini."

"Ya, aku pulang dulu. Rani dan Rino juga sudah datang."

Arrayan menatap Rizal dan Gavin yang duduk di sofa kamar dengan pandangan rumit. Ada rasa bersalah, ada penyesalan, juga kecanggungan.

"Maaf karena kecerobohan kami, kalian menjadi sasaran mereka. Terima kasih juga karena sudah sigap menolong." Ucap Arrayan sedikit merasa malu.

"Benar kata reader, kalau tidak ada kalian berdua kami sudah pindah alam. Rasanya malu sekali."

"Sudahlah Mas, tidak apa-apa. Namanya juga manusia, tempat salah dan khilaf. Asal jangan keterusan."

Rizal dan Gavin kembali ke kamarnya, rasanya tubuh mereka remuk. Ternyata meskipun tua, tenaga Mama Ambar ketika memberontak kuat juga.

Beberapa jam kemudian, pagi sudah kembali menyapa. Di ruang makan, semua orang tengah menyantap hidangan. Bukan Anye yang memasak, tapi Arrayan yang membuat semua makanan. Rumah milik Anye memang masih kosong, tidak ada pembantu atau para pekerja lain karena sudah lama kosong. Karena selama ini, Anye tinggal di rumahnya sendiri.

Rumah yang sudah dijual pasca perceraian, rumah yang dibangun dari hasil keringat tapi menjadi rumah neraka selama beberapa bulan terakhir. Sedangkan rumah yang sekarang ditempati adalah rumah milik keluarga Galenka. Anye baru tinggal beberapa hari, masih sibuk dengan menyusun rencana, hingga melupakan jika sebelum ditempati harus tersedia dulu petugas keamanan.

"Langsung saja ya, aku masih kesel karena kejadian tadi malam. Rizal katakan bagaimana kamu bisa mendapatkan surat wasiat palsu ini? Ada hubungan apa kamu dengan semua yang terjadi di keluarga Arrayan?" Tanya Vano menatap tajam.

"Aku anak hasil hubungan gelap antara Ibu Renata dengan Ayah Andhika." Ucap Rizal menundukkan kepalanya.

"Aki hadir karena perselingkuhan mereka, hubungan terlarang Ibuku dengan suami orang. Karena aku, akhirnya Ayah menikahi Ibu dan mengkhianati Nyonya Arimbi. Tapi, aku tidak serta merta mengambil kesempatan dalam kesempitan. Aku tidak menyukai perbuatan Ibu, dan Mas Arthur yang terkesan melakukan segalanya demi sebuah ambisi. Aku akan membantu Mas Rayan."

"Aku bisa menjadi saksi, jika surat wasiat ini palsu. Ditulis atas paksaan Ibu dan Mas Arthur, aku juga akan menjadi saksi bagaimana Ibu dengan tega membunuh suaminya sendiri demi harta. Untuk surat wasiat milik Nyonya Arimbi, ada padaku. Aku yang menyimpannya selama ini, supaya Ibuku tidak semakin serakah." Ucap Rizal.

"Jadi, kamu adikku? Adik satu ayah begitu?" Tanya ulang Arrayan.

"Benar, aku harap Mas Rayan menerimaku sebagai seorang saudara sedarah. Meskipun aku tahu, jika Ibuku penyebab kekacauan dalam hidup kalian."

"Baiklah, kalau begitu ikut aku ke kantor polisi. Kita harus tuntaskan masalah ini sesegera mungkin."

"Jadi, kalian berkumpul di sini?"

1
partini
❤️❤️❤️❤️❤️
vj'z tri
biar akoh yang jawab ,maaf jas ,Gavin auto meriang liat yang wadidau indah nya mudah mudah gak mimisan terus pingsan 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kalau sampai kejadian gav siap siap di buli arr🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 memang 1 paket sama arr si Gavin
vj'z tri
hati hati kau arr ,semua akan anye ingat sampai 7 belokan ,7 turunan ,7 tanjakan sekalipun 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 hadeuh hadeuh Rizal maning Rizal maning penghulu ne
vj'z tri
alam menentukan jalan nya sendiri 🤣🤣🤣🤣 kalau jodoh gak kemana say
vj'z tri
what gak perlu turun tangan dah lansung di grebek 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 secara gitu anye gak ada yang bisa lewat dari mata sakti anye
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 umpan di makan
vj'z tri
wes geregetan akoh telah di wakilkan anye 🤣🤣🤣🤣
Erchapram: Senangnya hatiku ya Kak.🤭🤣
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Ninik
didunia ini hanya ada dua macam wanita yaitu yang pasti benar dan selalu benar
partini
zal itu bukan dendam itu cuma antisipasi kalau sesuatu terjadi bisa jadi jurus ampuh you now,,
rayy ko bisa kamu nularin bucin oon mu sih
partini: karena 11/12 ya Thor jadi menular sakit dekat nya 😂
total 2 replies
Eka suci
karma Gavin tuh terlalu dendam dan sering Ng ledek ketularan kan😄
Eka suci
gavin oh gavin🤦🏻‍♀️
Eka suci
di pinggiran JKT masih ada ky GT, di arak ditelanjangi 🙄
Erchapram: Iya, kalau si doel ke jadulen 🤣
total 3 replies
partini
duh rayy lama lama kamu di geprek jg ma Anye, OTW akad ini
Eka suci
lah wanita bercadar di grebek🤣🤣🤣 nikah donk 😄 awas lho Ray kalau masih oon bukan dipecat Anye tapi dipecat reader 🤭
partini
masih aman cuma tingkat kabupaten bukan tingkat pusat tokonya kalau pusat dah akut itu 😂😂😂😂
Erchapram: Hahaha
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Erchapram: Sudah 5 bab hari ini sayang, besok lagi ya. Terima kasih.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!