Alceena harus menelan kekecewaan saat pernikahannya dibatalkan secara sepihak oleh calon suami, karena ada rumor yang beredar jika dirinya mandul.
Alceena tidak merasa jika dia seperti yang diberitakan pun berniat untuk membuktikan pada seluruh orang bahwa dirinya bisa memiliki keturunan. Dia melakukan program hamil dengan metode inseminasi buatan, memasukkan sel dari bibit kehidupan seorang pria misterius yang bersedia mendonorkan sedikit cairan penting tersebut, tanpa melakukan hubungan badan.
Namun, tanpa Alceena ketahui bahwa pendonor bibit kehidupan tersebut adalah Dariush Doris Dominique, seorang pengusaha muda di Eropa sekaligus musuh dan orang yang selalu dia hindari sejak dahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Dariush segera berdiri dari sofa karena Alceena sudah ada yang akan menjaga. “Lain kali, perhatikan saudaramu. Bisa-bisanya membiarkan kembaran di rumah sakit sendirian,” ucapnya seraya menatap dingin ke arah Cathleen.
Cathleen menyengir mendapatkan omelan. Wajah Dariush yang nampak seperti manusia Antartika benar-benar membuatnya terpana. “Aku tak tahu jika Alceena di rumah sakit, dia pergi tak pernah pamit,” balasnya mencoba memberikan penjelasan agar Dariush tak marah-marah dengannya.
Dariush tak menanggapi ocehan Cathleen. Dia melirik ke arah Alceena. “Aku pergi, semoga hidupmu tenang tanpaku, seperti apa yang kau inginkan,” pamitnya.
Pria itu mengayunkan kaki menuju pintu keluar. Namun saat melewati Cathleen, tiba-tiba tangannya merasakan bahwa ada yang memegang. Dan otomatis Dariush menatap ke arah orang yang menyentuh anggota badannya. “Apa?” Nada bicaranya terdengar berbeda saat berbicara dengan Alceena, dia lebih ketus saat berkomunikasi dengan Cathleen.
“Terima kasih karena sudah membantu menjaga kembaranku,” ucap Cathleen diiringi ulasan senyum manis.
“Ya!” balas Dariush begitu singkat. Tak ada basa-basi sedikit pun dengan Cathleen, tidak seperti memperlakukan Alceena. “Lepaskan tanganmu, aku mau pergi!” titahnya dengan tegas seraya menatap ke arah genggaman Cathleen.
Cathleen segera melepaskan tangannya. “Sorry, kau seperti memiliki magnet yang sangat kuat.” Dia berkilah diiringi cengiran.
Dariush menatap Cathleen tajam. Menilai wanita itu yang melihatnya dengan sorot berbeda. ‘Apa wanita ini menyukaiku?’ Dia bergumam menilai situasi yang ada di hadapannya.
Anak kedua keluarga Dominique itu menyukai Alceena, kenapa yang menatapnya seolah memuja justru keturunan Pattinson lainnya. Dia melirik ke arah sang pujaan hati, melihat bagaimana reaksi Alceena saat menyaksikan Cathleen yang memperlakukannya dengan wajah manis.
‘Sialan! Alceena terlihat biasa saja, tak cemburu sedikit pun.’ Dariush mengumpat di dalam hatinya. Tapi ide terlintas begitu saja untuk mencoba membolak balikkan perasaan Alceena. Jika jual murah tak mampu menakhlukkan perasaan tamatan hatinya, maka dia akan sok jual mahal saja.
Dariush kembali menatap Cathleen, mengulas senyum yang nampak kaku. “Tak masalah, memang ketampananku selalu membuat semua orang terpana.” Dia melirik ke arah Alceena lagi. “Kecuali kembaranmu itu yang sudah menyia-nyiakan kesempatan emas,” imbuhnya.
Alceena mencebikkan bibir. “Dih! Sok tampan, yang ada kau itu tengil dan selalu membuatku darah tinggi.”
“Tenang, mulai sekarang aku tak akan mengganggumu lagi.” Dariush menyunggingkan senyum sinis seolah dia memang menyerah dengan keadaan.
Tangan Dariush mengacak-acak rambut Cathleen. Sengaja membuat Alceena panas. “Tolong kau cerahkan pikiran kembaranmu itu, terlalu jual mahal bisa membuat aku bosan,” pintanya.
Cathleen sampai menahan napas. Baru pertama kali disentuh oleh pria idamannya karena Danesh, keturunan Dominique yang tadinya dia incar saat di bangku kuliah itu sudah menikah. Inilah prinsip tak dapat kakaknya, adiknya pun jadi.
Kepala Cathleen mengangguk cepat. “Dia itu memang sedikit bodoh kalau memilih pria,” celetuknya tanpa sadar.
Dariush tak menanggapi lagi, dia mengayunkan kaki meninggalkan ruangan VIP tiga.
Setelah kepergian Dariush, Cathleen baru menghela napasnya. Memegang dada yang terasa berdebar. “Gila, tak menyangka jika aku bisa disentuh oleh Dariush,” ucapnya terlihat sangat senang. Dia segera mengambil kursi dan duduk di samping ranjang pasien.
“Jangan mudah terbawa suasana, Cath. Dia itu tukang mempermainkan wanita, aku tak ingin kau dipermainkan dengannya.” Alceena mencoba menasehati kembarannya agar tidak terhanyut oleh suasana yang hanya berlangsung sekilas.
...*****...
...Jangan lupa like, komen, vote, dan kirim hadiah sebanyak-banyaknya ya bestie...