Kontrak kerja Tya di pabrik garmen akan segera berakhir. Di tengah kalut karna pemasukan tak boleh surut, ia mendapat penawaran jalur pintas dari temannya sesama pegawai. Di hari yang sama pula, Tya bertemu seorang wanita paruh baya yang tampak depresi, seperti akan bunuh diri. Ia lakukan pendekatan hingga berhasil diajak bicara dan saling berkenalan. Siapa sangka itu menjadi awal pilihan perubahan nasib. Di hari yang sama mendapat dua tawaran di luar kewarasan yang menguji iman.
"Tya, maukah kau jadi mantu Ibu?" tanya Ibu Suri membuyarkan lamunan Tya.
"HAH?!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Private Dining (2)
"Yang, cobain sup kentang jamurnya. Enak lho." Di kolong meja, Diaz menyepak pelan kaki Tya yang belum membuka mulut. Padahal sendok berisi sop sudah berada di depan bibir Tya yang bentuknya penuh dan proporsional. Warna bibirnya seperti buah ceri—cerah alami, ranum dan tampak lembab serta halus. Menggiurkan untuk dilumat. Eh.
Hwuaaa....Joko...help! Ini nggak ada di skrip harus makan pakai sendoknya Mas Diaz. Aduuuh mana nggak bisa nolak. Itu si Lion ngeliatin sini lagi.
Tya membuka mulut dengan kedua pipi bersemu. Rasa malunya natural bukan akting. Salahnya sendiri tidak meminta penjelasan tentang treat like a queen itu rinciannya apa saja. Kan kalau dirasa berlebihan bisa protes di awal, minta di-skip atau ganti yang lebih wajar. Sekarang bagaimana? Ya... terlanjur basah, ya sudah mandi sekalian.
"Enak?" Diaz tersenyum. Tatapan mata sipitnya hangat dan mendalam.
"Enak. Cobain salad nih." Tya menusuk seiris buah stroberi menggunakan tenaga dalam yang tertekan karena ingin balas dendam, lalu dicolek ke yogurt yang di plating entah membentuk benang kusut, entah bentuk ular, entah terinspirasi cakar ayam si Joko.
Dan Diaz menyambut suapan dari Tya dengan membuka mulut. Wajahnya berseri, senyumnya manis terpatri.
"Ayah senang bisa merayakan pernikahan Diaz dan Tya dengan syukuran private begini. Ayah menyayangi Ibu dan Diaz. Ayah juga sama menyayangi Mama, Boby, dan Leony. Kini bertambah satu orang anggota keluarga, yaitu Cantya Lova. Terkhusus sama Mama, Boby, Leony, kalian harus anggap Tya sebagai bagian dari keluarga besar Kavian. Harus saling menyayangi ya." Hilman membuka percakapan serius setelah sesi menyantap hidangan pembuka selesai dan meja kembali kosong menyisakan air minum karena semua piring diambil lagi oleh dua orang waiters.
Ini adalah titah dari seorang raja yang ngakunya punya dua istri. Dengan segala kekuasaan dan harta berlimpah yang dimiliki, Hilman percaya diri jika anak dan istri akan selalu khidmat dan patuh padanya tanpa ada kisruh. Dan selama ini sudah terbukti. Begitu yang ia lihat secara kasat mata.
"Pastinya, Yah. Malah aku sudah meminta sama Diaz kapan bisa ajak Tya ke rumahku. Mantunya Mak Suri, mantu aku juga." Dimulai dari menatap sang suami, Selly beralih menatap Tya dan Diaz.
"Iya, Ma. Nanti kalau senggang bakal main ke rumah Mama," sahut Diaz.
Beruntung Chef Andra yang memasak langsung steak wagyu untuk satu keluarga itu datang. Percakapan yang bagi kubu Diaz sama sekali tak menarik, bisa berakhir.
"Selamat malam Tuan Hilman dan keluarga, steak wagyu spesial ready untuk disantap." Chef Andra khusus membawakan nampan untuk sang kepala keluarga. Dua waiters menyajikan nampan steak untuk yang lainnya.
"Ini bagian tenderloin dari ras Kobe. Limited edition di bulan ini. Tuan Hilman dan keluarga sangat beruntung bisa menikmatinya."
"Aku kan loyal customer di resto ini. Kalau sampai nggak kebagian, bisa ku panggil GM nya. Ku tegur dia. Kalau sampai aku kecewa bisa pindah ke hotel lain" Hilman menunjukkan 'taringnya' sebagai pengusaha berpengaruh.
Chef Andra membungkuk hormat. "Pak Hilman customer prioritas kami. Saya pribadi selalu bangga bisa melayani Anda, apalagi sekarang membawa keluarga. Selamat menikmati." Ia kembali memberi penghormatan kepada semua orang dalam satu ruangan private itu. Barulah pergi bersama dua orang waiters yang mengikuti di belakang.
Tya menatap hidangan miliknya. Sedari awal menyantap makanan pembuka, serbet sudah terpasang di pangkuan mengikuti Diaz yang secara tidak langsung memberi contoh. Pisau, sendok, garpu, ditata berdasarkan urutan pemakaian dari luar ke dalam. Garpu diletakkan di sebelah kiri piring steak dan sendok serta pisau di sebelah kanan dengan mata pisau menghadap ke arah piring. Sekali lirik, ia melihat penataan milik Diaz pun sama. Pelayan restoran menata dengan presisi.
Ah, kirain bakal rumit. Basicnya sih nggak jauh beda sama steak biasa. Beda kualitas aja.
"Yang, mumpung momen spesial dan menunya spesial, Ayang duduk manis aja. Biar aku suapin." Diaz sengaja menaikkan volume suaranya agar terdengar jelas oleh semua orang. Tangannya mulai memotong-motong steak wagyu yang menguar harum menggoda selera.
"Malu ih, Mas. Mau makan sendiri aja." Tya memasang wajah tersipu malu. Sekilat melirik ke pasukan di seberang meja. Jika Mama Selly tersenyum mesem, ekspresi Boby terlihat datar, dan Leony memutar bola mata terkesan muak.
"Cuek aja. Kita kan makan bareng keluarga. Aku tes dulu ya, masih panas apa aman." Dengan santai, Diaz mencoba daging potongan pertama yang sudah menyatu dengan lelehan butter sauce yang ada di atas steak. "Hmm...enak. Udah nggak panas."
Mau tak mau Tya menerima suapan pertama steal wagyu milik Diaz. Sementara punyanya masih utuh belum sempat tersentuh. Akting natural Diaz menimbulkan dampak kedua pipi kembali merona.
"Owalah...dunia milik pengantin baru. Kita-kita pada ngontrak nih. Jangan sampai kena gusur aja." Ibu Suri sengaja menggoda Diaz dan Tya.
Hilman tertawa. Ia terlihat senang melihat tingkah anak sulungnya yang bucin. Setelah selama ini menilai karakter sang pewaris yang dingin dan judes. Kini, dengan mata kepala sendiri menyaksikan Diaz telah menemukan pawangnya.
"Ibu help...anak Ibu malah belum makan. Masa suapin aku terus." Tya merajuk dengan menoleh ke arah sang mertua.
Suri terkekeh. "Diaz jadi kenyang karna lihat istrinya makin cantik kalau lagi makan. Lanjutin aja kunyahnya, Tya."
Haduh. Minta bantuan dalang malah pro Daddy Cumi.
"Nanti aku makan setelah kau. Kan kita mau LDR-an tiga hari. Mesti quality time dari sekarang." Jawaban Diaz serta sepakan kaki pelan di kolong meja membuat Tya tak lagi melayangkan protes. Pasrah disuapi sampai steak milik Diaz habis hampir habis.
"Waktunya Mas Diaz makan. Aku yang potongin." Berbekal pengalaman memperhatikan Diaz saat memotong steak wagyu, Tya jadi paham posisi tangan agar nyaman saat menggenggam pisau.
Dua orang waiters kembali masuk. Kali ini menyajikan dessert sesuai pesanan masing-masing.
"Yah, apa boleh aku duluan pulang? aku harus hadir ke ultah temen." Boby baru bersuara setelah sedari tadi memasang senyum palsu menanggapi kebucinan pengantin baru. Ingin segera pergi dari suasana yang membuatnya enek. Lebih menyenangkan berpesta dengan teman-teman. Ditambah ponselnya sedari tadi bergetar. Yakin itu dari Gena yang menunggu kapan dijemput.
"Dessert kau belum dimakan. Habisin dulu baru boleh pergi."
Titah sang ayah tak bisa dibantah. Boby mengambil gelas berisi whipped cream. Hanya butuh waktu lima menit untuk menghabiskan hidangan penutupnya itu. Usai menyeka mulut dengan serbet, ia pamit pada sang ayah dan keluarga Ibu Suri.
Sepuluh menit kemudian di saat semuanya menikmati dessert dengan suasana lebih santai.
"Kak Tya, bisa temenin aku ke toilet? Aku penakut soalnya. Biasanya Kak Bob yang suka anter. Dia udah duluan pergi." Leony menatap Tya dengan sorot memohon.
"Udah gede masa masih penakut." Ejek Diaz sambil otaknya berpikir mencari alasan yang logis untuk menolak.
"Kalau di rumah berani. Kalau di luar rumah takut. Pernah punya pengalaman kunci macet dan aku teriak minta tolong tapi nggak ada orang. Nunggu setengah jam baru cleaning service masuk. Please, Kak Tya. Temenin yuk."
"Iya ayo." Tya menepuk pelan paha Diaz dua kali. Semoga isyaratnya itu dipahami bahwa ia akan bisa menjaga diri kalau saja adik durjana itu berniat berbuat ulah.
karya teh nia gak pernah gagal
yakin da gak bakalan nyesel
malah ketagihan
hhmmm gimana reaksi Ayah yaaa apa kah percaya dg kiriman video dari Diaz hhmmm
pak Husain andalan Bu Suri ada berita apa gerangan super urgent kayaknya
mas kudis selalu.modus.ihhhh kesempatan dalam kesempitan terus deh yaaa
makasih kak Nia up nya 🙏🏻❤️