Sampahmu Adalah Hartaku

Sama sekali tidak ada pemberitaan tentang kematian seorang anggota DPR. Haikal pada awalnya menganggap segalanya hanya angin lalu. Membiarkan putrinya berlalu melangkah pergi, dengan langkah terkesan merajuk.

Hingga keesokan harinya_

Suara garpu dan sendok terdengar beradu. Semua orang makan dalam keheningan. Telivisi masih menyala tanpa ada yang menonton satupun.

"Kita kembali ke berita selanjutnya, seorang anggota DPR ditemukan tewas semalam dalam sebuah kamar hotel saat melakukan perjalanan dinas. Diperkirakan penyebab kematiannya, adalah serangan jantung."Kalimat dari pembawa acara di televisi membuat Haikal membulatkan matanya.

Putrinya benar, ini aneh, benar-benar aneh baginya.

"Ayah dan ibu masih tidak percaya padaku?" tanya Erlina menikmati sarapannya.

"Ta... tapi---" Kalimat Saskia disela.

"Kalian menyuruhku mengejar Virgo? Virgo saat ini seharusnya sedang berada di luar negeri. Kakeknya sakit keras, karena Virgo tidak memiliki kemampuan dan tekad, perusahaan kakeknya pada akhirnya diberikan pada yayasan amal. Sudah aku bilang, aku mengalami pengulangan waktu. Istilah lainnya regresi." Ucapnya penuh senyuman, merasa keadaan akan dapat dikendalikan dengan mudah.

"Tidak masuk akal! Apa kamu memiliki kemampuan meramal?" Tanya Haikal.

"Bukan, aku bilang... aku mengulangi waktu. Sebelumnya aku memilih menikah dengan Virgo. Pada awalnya aku berjaya, tapi setelah kematian kedua orang tuanya Virgo bangkrut dan mati karena overdosis." Jelas Erlina, ingin kedua orang tuanya mempercayai apa yang dikatakannya.

"Tidak mungkin! Kamu berbohong kan?" Tanya sang ibu.

"Ini adalah awal dari kehancuran Virgo perlahan. Tiga perusahaan yang seharusnya diwariskan padanya, kini salah satunya diberikan pada yayasan amal." Erlina meraih buah anggur, menatap betapa indah bentuknya. Entah apa yang ada di fikirannya.

"Ibu masih tidak percaya." Ucap Saskia.

"Baik, aku mulai ke hal yang lebih privasi. Nanti siang ibu akan menghadiri arisan. Ada salah satu teman ibu yang menjual emas. Jangan pernah membelinya. Karena sebelum waktu terulang, ibu membeli banyak perhiasan. Berakhir menangis karena semuanya palsu." Erlina mengatakan apa yang diingatnya.

Saskia terdiam tidak percaya pada awalnya. Hingga ada beberapa foto yang dibagikan di group WA arisannya. Salah seorang anggota, benar-benar tiba-tiba menjual perhiasan emas.

Membulatkan matanya, menelan ludahnya pada akhirnya mempercayai putrinya."Lalu apa yang akan terjadi di masa depan, apa ayah dan ibu tetap kaya?"

"Jangan percaya pada---" Kalimat Haikal disela.

"Ini buktinya! Lihat-lihat pakai mata kepalamu!" Geram Saskia menunjukkan handphonenya.

"Perusahaan kita bangkrut, entah karena apa sebabnya. Jika diingat-ingat kembali, mungkin dimulai saat Erwin keluar. Aku ceroboh..." Gumam Erlina menghela napas."Tapi aku sudah merebut kehidupan Fishya. Ayah dan ibu tenang saja."

"Kehidupan Fishya?" Tanya Saskia, bertambah tertarik.

"Benar! Aku akan mencurinya. Sebelum mengulangi waktu Fishya menikah dengan Andika. Dia memiliki kehidupan yang sempurna, suami dan mertua yang mencintai dan memanjakannya. Seorang anak laki-laki berprestasi, ditambah dengan harta yang dikumpulkan dari banyak bisnis sampingan. Andika menjabat sebagai wakil CEO perusahaan terbesar. Tidak ada yang tidak sempurna dengan kehidupan Fishya. Karena itu, aku lebih memilih Andika daripada Virgo, suami tidak berguna." Jelasnya menghela napas.

"Kamu ingin menggunakan Andika untuk menjaga perusahaan keluarga kita?" Tanya sang ayah, menebak jalan fikiran putrinya. Masih tidak yakin dengan segalanya.

"Itu memang tujuanku. Ayah dan ibu tenang saja, dengan keberadaan Andika perusahaan kita akan mencapai puncak kejayaan." Erlina benar-benar percaya dengan segalanya.

Biarlah Fishya mendapatkan Virgo yang akan mati di usia muda. Dirinya lah yang akan bersama dengan Andika, mencapai puncak kejayaan.

***

Namun, terkadang perubahan kecil dapat berdampak besar. Itulah yang tidak disadari oleh Erlina. Dirinya hanya terpaku pada hasil akhir, dimana Andika menjadi pemenang. Sementara Virgo menjadi pecundang.

Ada beberapa peristiwa tidak terduga, yang terjadi beberapa bulan lalu_

Pemuda yang mengenakan setelan tuxedo, menyemprot pengharum aroma mulut. Mengendus bau parfum di tubuhnya. Jika ingin menyatakan cinta, harus tampil sempurna.

Wajahnya tersenyum, membuka kotak beludru berisikan kalung bermotif bunga mawar. Kalung bermotif sederhana, tapi berlian yang menjadi motifnya, jangan ditanya.

Senyuman mengembang di wajah Virgo. Fishya menyukainya karena dirinya kaya. Seharusnya menyukai berlian ini bukan?

Menutup kotak beludru, kemudian berdiri di hadapan cermin sembari membawa buket bunga, berlatih menyatakan cinta."Fishya... kalau kamu mawar, maka aku ulatnya."

"Tidak! Harus berlutut." Gumam Virgo berlutut di hadapan cermin. Kemudian berucap."Fishya, aku suka kamu, mau jadi pacarku ya?"

"Terlalu polos!" Celetuk Virgo lagi, terbatuk-batuk mengatur suara."Fishya, mau membuat anak dan membangun keluarga denganku."

"Tuan muda---" Kalimat sang butler disela.

"Apa!?" Bentak Virgo.

"Sudah pukul 8, belum berangkat juga." Sang butler menghela napas kasar.

Dengan kecepatan tinggi Virgo segera bangkit, mengambil buket bunga, dan kotak beludru. Sementara sang butler menghela napas mengikuti.

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Tentunya Troy yang menyetir, tidak ingin tuan mudanya mengemudikan mobil bagaikan kesurupan Valentino Rossi, salah! Maksudnya Taufik Hidayat. Yang jelas, Virgo jika sudah di kursi pengemudi, bagaikan pembalap mobil profesional.

Hingga pada akhirnya mobil berhenti di area tempat parkir mobil taman bermain. Virgo berlari ke dalam, sementara Troy terlihat mengangkat panggilan dari seseorang.

Masih melangkah penuh senyuman, membawa buket bunga dan kotak beludru. Hingga langkahnya terhenti, Virgo menipiskan bibir menahan tawanya, melihat ke arah Fishya yang berlatih untuk menyatakan cinta padanya.

Ternyata mereka memiliki perasaan yang sama. Siluman rubah putih yang begitu manis, begitu lucu, terkadang licik.

Ingin melewati jembatan kecil dekat parit tempat Fishya duduk, untuk mengejutkannya.

Tapi.

"Tuan muda, kita harus ke bandara. 20 menit lagi pesawat lepas landas." Ucap Troy menghentikannya.

"Kenapa? Ayah bilang aku masih punya waktu hingga liburan semester." Tanya Virgo tidak mengerti.

"Kakek anda sakit keras. Kali ini dia menolak untuk menjalani operasi, sebelum bertemu sendiri dengan tuan muda." Sang butler menghela napas.

"Beri aku waktu 3 menit, aku ingin berpamitan dengan Fishya." Virgo menghela napas, kembali hendak melangkah.

"20 menit lagi pesawat landing. Untuk penerbangan berikutnya hanya ada besok. Bagaimana jika---" Kalimat sang butler disela.

Virgo menghela napas."Kita ke bandara sekarang!" Pada akhirnya dirinya berbalik melangkah pergi, meninggalkan Fishya.

Hujan perlahan mengguyur kala kepergiannya. Membasahi tubuhnya saat dirinya sampai di bandara. Pemuda yang menatap ke arah belakang sejenak. Apa Fishya sudah pulang?

Kala hendak mengirim pesan, handphone yang basah, tidak dapat menyala lagi.

"Sial!" Umpatnya, entah kapan dirinya dapat kembali lagi. Bertemu dengan rubah kecilnya.

***

Pesawat jet pribadi yang mengangkut beberapa penumpang. Mungkin pesawat carteran yang kebetulan juga digunakan rekan bisnis ayahnya.

Menatap ke arah jendela pesawat, ada kegelisahan dalam dirinya.

Hingga Troy mengatakan sesuatu padanya."Kakek tuan muda sempat berkata, mempertimbangkan perkembangan tuan muda belakangan ini. Beliau ingin mewariskan perusahaan pada tuan muda. Tapi harus tinggal menemaninya beberapa waktu, agar beliau melihat sendiri ketekunan tuan muda."

"Bukankah kakek sakit keras? Tidak mau menjalani pengobatan." Virgo menghela napas.

"Begitu mendengar tuan muda melonjak dari rank terakhir menjadi ke-tiga, beliau bersedia meminum obat dan akan melakukan operasi. Itu bagus bukan?" Gumam sang butler penuh senyuman.

"Bagus! Bagus! Berapa lama aku harus bersabar. Kapan aku akan punya anak kalau begini."

"Tuan muda belum memasuki usia yang cukup untuk menikah."

"Tapi aku sudah memasuki usia yang cukup untuk membuat anak."