NovelToon NovelToon
AMBISI SANG ANTAGONIS

AMBISI SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Pelakor / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Angst
Popularitas:118.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Di malam pertunangannya, Sahira memergoki pria yang baru saja menyematkan cincin pada jari manisnya, sedang bercumbu dengan saudara angkatnya.

Melihat fakta menyakitkan itu, tak lantas membuat Sahira meneteskan airmata apalagi menyerang dua insan yang sedang bermesraan di area basement gedung perhotelan.

Sebaliknya, senyum culas tersungging dibibir nya. Ini adalah permulaan menuju pembalasan sesungguhnya yang telah ia rancang belasan tahun lamanya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Benarkah sosok Sahira hanyalah wanita lugu, penakut, mudah ditipu, ditindas oleh keluarga angkatnya? Atau, sifatnya itu cuma kedok semata ...?

"Aku Bersumpah! Akan menuntut balas sampai mereka bersujud memohon ampun! Lebih memilih mati daripada hidup seperti di neraka!" ~ Sahira ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASA : 22

Flashback.

“Oh ini … anak pungut yang katanya cerdas itu.” Arimbi menatap jijik pada gadis remaja berkuncir satu berseragam putih biru, sama sepertinya. Dia dorong bahu ringkih itu sampai mundur dua langkah. “Boleh juga tenagamu, sepertinya tahan banting.”

“Kau lihat sendiri bukan? Gayanya sangat arogan!” Jenny bersedekap tangan, memanasi sepupunya.

Arimbi maju, menjambak rambut panjang coklat kehitaman. “Siapa namamu?!”

“Sahira,” jawabnya tegas, sama sekali tidak terlihat raut kesakitan, kesedihan, dia tetap berdiri kokoh dengan pancaran mata tenang.

“Nama itu terlalu bagus untuk mu anak pungut! Lebih cocok Benalu. Kehadiranmu dalam keluarga ku bagaikan parasit menjijikan!”

Bugh!

Suara punggung membentur dinding tembok gudang sekolah, terdengar nyaring.

“Kau ingat ini Benalu! Aku Arimbi, anak kandung Sigit Wiguna dan juga Widya Mandala. Jangan pernah sekali-kali kau berharap bisa mengambil hati kedua orang tuaku, terlebih bermimpi diadopsi secara resmi!” kemudian dia berlalu.

Ini pertemuan pertama Arimbi dengan gadis remaja bernama Sahira, sosok yang sebelumnya telah sering disebut dalam obrolan keluarga.

Sahira masih bergeming, menatap datar punggung remaja yang umurnya beberapa bulan di bawahnya, ia tersenyum sinis, menepuk-nepuk layaknya menyingkirkan debu pada bagian yang tadi di sentuh oleh Arimbi.

Semenjak itu, acap kali Arimbi mengerjai Sahira. Dia bersama sang sepupu begitu kompak mempermalukan gadis yang terkenal pendiam, penyendiri, irit bicara, tak pernah berkumpul dengan para siswi apalagi siswa.

***

Pada suatu ketika di toilet khusus wanita, tepatnya hari Senin, saat upacara bendera mau di mulai.

Byur!

Arimbi menyiram Sahira menggunakan air bekas pel lantai, tubuh gadis berekspresi tenang itu langsung basah kuyup dan berbau karbol.

“Ha ha ha … ihh bau nya, aku seperti mencium timbunan sampah!” Ejeknya sambil menjepit hidungnya sendiri.

Lagi-lagi Sahira hanya diam, tidak menanggapi apalagi membalas.

Perundungan itu terus berlanjut. Arimbi terobsesi ingin melihat seorang Sahira menangis, memohon, meminta dikasihani.

Namun, hasilnya nihil. Sampai mereka lulus SMP, Sahira tetap tegar. Tak pernah mengiba, mengadu, menangis. Dia menerima segala perlakuan tak manusiawi itu dalam diam.

Saat aksi bullying yang dilakukan oleh anak pemilik yayasan mulai terendus publik, pihak sekolah langsung bertindak agar tetap menyabet terakreditasi A.

Di ruangan kepala sekolah.

“Saya mengetahui semua tindakan tak mengenakan yang dilakukan oleh Arimbi, putri saya. Sangat wajar bila dia mengganggumu, dikarenakan dirinya masih belum terima, kami memberikan beasiswa dan menanggung seluruh biaya hidup mu, termasuk membayar asrama.” Widya Mandala bersedekap tangan, menatap mengancam netra gadis yang memandang tenang.

“Ambillah barang di atas meja itu! Anggap sebagai bentuk tanggung jawab kami atas ulah Arimbi,” Sigit Wiguna ikut menimpali.

Tidak ada ucapan terima kasih, Sahira memungut paperbag yang dia sendiri sudah tahu isinya apa. Ini bukan kali pertama, setiap Arimbi melakukan perundungan, maka orang tuanya akan memberi hadiah tutup mulut.

Tas, sepatu, pakaian, aksesoris, peralatan tulis, itulah nilai tukar agar Sahira tetap bungkam.

Pintu ruangan sudah Sahira tutup, tapi dia masih berdiri di sana, mendengar percakapan suami istri pemilik sekolah lumayan elite.

“Kau yakin kalau dia normal? Sedari tiga tahun yang lalu saat pertama kali kita memutuskan untuk menjadikan dia anak angkat secara lisan, mimik wajahnya tak pernah berubah, tanpa ekspresi, datar.” Widya mengerutkan kening, berusaha mengingat di setiap pertemuannya, Sahira selalu menampilkan wajah tenang.

“Tak perlu dipikirkan! Yang terpenting kita memiliki alat berguna untuk memajukan restoran warisan orang tua kita!” Sigit memilih abai, baginya lebih penting memikirkan mengembangkan usaha kuliner daripada menerka raut wajah gadis remaja.

Tiada hari yang dilalui Sahira tanpa tekanan, perundungan, caci makian. Hanya pada waktu jam sekolah usai dan saatnya libur tiba, dirinya terbebas dari Arimbi dan juga Jenny. Dikarenakan Sahira tinggal di asrama.

Sosok Sahira tetap menjadi misteri bagi Arimbi, rasa penasarannya semakin menggebu-gebu. Dia yang terbiasa dimanja, diperlakukan bak putri raja, segala keinginan dituruti, menjadi bertambah berani ingin mencelakai adik angkatnya.

Meskipun orang tuanya telah memberikan pengertian, bila mereka sengaja membiayai pendidikan Sahira dikarenakan gadis itu memiliki bakat luar biasa dalam mengolah makanan, tetap saja dirinya tak puas.

Kendatipun sering memanfaatkan kepintaran Sahira dibidang akademik, Arimbi masih saja memendam benci. Dia benci pada tatapan mata tenang itu, dia muak tubuh ringkih itu tetap berdiri kokoh, tak pernah melawan dan membalas.

Arimbi ingin, Sahira frustasi. Bukannya semakin cemerlang, tiga tahun berturut-turut selalu menyabet juara kelas serta umum.

Hingga masa putih-biru, berganti putih abu-abu pun, Sahira masih secerdas itu. Ditambah dia sudah mulai dipekerjakan di restoran cabang orang tuanya kala libur sekolah.

Sampai di mana, Arimbi melakukan hal gila, membayar preman jalanan untuk melecehkan Sahira.

.

.

Pada pukul sembilan malam, terlihat Sahira menyusuri jalanan sepi lalu lalang kendaraan. Dia hendak pulang ke asrama setelah dua hari bekerja dan menginap di restoran cabang milik Wiguna dan Tama.

Seseorang beraroma keringat campur nikotin, menarik tangannya saat ia hendak menyeberang. Membekap mulut dan menyeretnya ke sudut tembok temaram bawah jembatan layang. Tas bahu Sahira terjatuh.

Ada tiga pemuda berwajah sangar, telinga memiliki banyak tindikan, tato memenuhi tangan dan leher, berkumpul menunggu mangsa.

Untuk pertama kalinya terlihat netra Sahira bergetar takut, dia melawan, tapi hal itu tidak imbang dikarenakan empat lawan satu.

“Bila kalian tak ingin menyesal, pergilah sekarang juga!” Sahira mundur, posisinya terjebak dan sama sekali tidak menguntungkan, dia dikepung.

“Ha ha ha … ternyata kau punya tetek juga nya, kukira rata.” Salah satu dari mereka menjilati bibir menatap lapar pada bra berwarna putih. Kemeja Sahira telah robek ditarik paksa.

“Sini manis, puaskan kami!” tanpa ragu dirinya maju, menarik lepas kemeja si gadis, sehingga hanya tersisa bra dan celana jeans, kemudian terdengar tawa membahana.

Sahira mendorong sosok yang mencoba menjilat leher dan meremas buah dadanya, sampai badannya terhuyung.

“Kuat juga ya tenagamu! Ayo kita nikmati bersama-sama!”

Salah seorang dari mereka sangat gesit menarik tungkai Sahira sampai dia terjatuh di atas tanah berdebu, satunya lagi merentangkan kedua tangan gadis yang mulai kehilangan tenaga.

Demi mempertahankan kehormatannya, Sahira bergerak brutal, menggigit, menendang, mencakar, lalu kembali berdiri dan mundur menjauhi.

“Wow ….” Pemuda yang tadi membekap Sahira, bersiul sambil membuka ikat pinggang. “Aku suka gadis binal!”

Belum sempat dirinya menurunkan celana, tiba-tiba kepalanya sudah dihantam balok kayu dari arah belakang oleh orang berpakaian serba hitam.

Bugh!

Ketiga preman lainnya sangat terkejut, saat bersiap mau melarikan diri, terlebih dahulu mereka tumbang setelah di setrum empat orang berbaju hitam.

“Pergilah! Aku ingin sendirian!” Sahira mengusir, dia menutup wajahnya dengan kedua tangan bergetar hebat.

Keempat orang tersebut sejenak bergeming, salah satu dari mereka melepaskan kemeja, tanpa kata mendekati dan menutupi bahu terbuka Sahira, lalu melangkah pergi dengan memanggul para pria keparat yang jelas orang bayaran.

“Arimbi! Suatu saat nanti, kau akan merangkak, bersujud meminta pengampunan. Akan ku hancurkan kau tanpa sisa! Merampas semua hal berharga dalam hidupmu!” Sahira menggeram, meremas kemeja polos kebesaran.

Ini pertama kalinya, seorang Sahira meraung setelah sekian lama menjalani kehidupan bagaikan mayat, bernyawa tapi seperti tak memiliki jiwa.

Tak lama setelah kejadian itu, Arimbi dikirim ke luar negeri. Sigit Wiguna takut bila putri semata wayangnya berbuat lebih nekat lagi.

Flashback selesai.

***

Ponsel Sahira berdering, tanpa melihat si pemanggil langsung saja ia tekan layar hijau.

"Pulanglah, tak baik berhenti ditempat sepi seperti itu! Atau mau dihampiri, Sayang ...?"

.

.

Bersambung.

1
narti bintang
Luar biassaaa...karya thor slalu ter the best👍
aryuu
sudah kudugong Sahira ini assuu juga 🤭🤭 dia pukul rata orang baik ,, tulus sama jahat dia perlakuan sama....
lyani
ini org kepercayaan Hira. pemilik Nusantara rupanya meski racikan ttp tangan Hira
Zeliii... S
Apa maksud kata²Thariq ya??? Apa dia tau kalo sahira rubah kecil yg licik... 🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔
SasSya
adistyyyyyy
Kamu bermain di mana ty???
kaya bunglon 🤓
Zeliii... S
para iblis betina sedang menyusun rencana jahat untuk sahira semoga berbalik kepada mereka senjata makan tuan...!!!!!!
Zeliii... S
Makin kesini ceritanya makin seruuu... bikin gak sabar nunggu part selanjutnya... 🤗🤗🤗🤗🤗
SasSya
hooooooo
kaya ada clue
Thoriq sebenarnya sudah tau niat awal Sahira 😃🤔
aryani
curiga ma adysti. Sahira hati² para perusuh akan datang
Nur Hamidah
kryamu selalu di tunggu kak
Secret Admire
apakah Adisty orang yang menjebak Thariq dulu dengan obat perangsang? sepertinya Adisty juga mencintai Thariq 😁
Ayanii Ahyana
adisty kyknya di pihak sahiraaaaa
🌷💚SITI.R💚🌷
Aditya ini mau menjerumuskan kedua dan tr dia yg menari di atas luka
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan smp kecewa ya thoriq..klu sahira memanfaatkan kamu
🌷💚SITI.R💚🌷
pinteey sahira ..rencana apa lg yg mau dia llakukan
Aprisya
siap2 aja kamu arimbi kena jebakan badman,,,
imau
si Adisty ini masih abu-abu, sebenarnya dia berada dikubu siapa?
Mommy'ySnowy 💕
adisty antek2 hira ini mh,, ngsih ide smbil lempar bumerang buat àrimbi...
🌷💚SITI.R💚🌷
jd bingung mau dukung sahira tp punya niat ga baik..dukung arimbi tp dia sdh ga baik dr awal..
🌷💚SITI.R💚🌷
ini yg antagonis benar sahira yg punya encana lirik dan kejam..gmn klu thoriq benar² tulus ya sm sahira klu tau sahira memperbaiki dia gmn nasib ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!