NovelToon NovelToon
Melahirkan Bayi Kembar Ceo

Melahirkan Bayi Kembar Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:16.3k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Sienna Blair, seorang wanita mandiri dan kuat, dikhianati oleh kekasihnya Landon Pierce dan adik tirinya, Sabrina Horison. Setelah insiden tragis di Hotel Savoy yang mengguncang hidupnya, ia melarikan diri ke luar negeri dalam keadaan hamil. Lima tahun kemudian, ia kembali ke London bersama kedua anak kembarnya, Hunter dan Hazel, dengan tekad untuk membalas dendam dan membangun kembali kehidupannya.

Tanpa disadari, jalan hidup membawanya bertemu dengan Sebastian Cole, CEO dingin Cole Group, yang ternyata ayah kandung anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Sentuhan lembut yang tiba-tiba di bibir membuat Sienna dan Sebastian terpana. Mereka langsung tersadar dan cepat-cepat menjauh satu sama lain.

Melihat Sienna dan Sebastian benar-benar berciuman, kedua anak kecil itu terlihat sangat puas.

Sienna menengadah dan melihat Sebastian menyentuh bibirnya dengan ekspresi jijik.

Sial! Cowok bajingan itu. padahal dia jelas-jelas tidak jijik

Sienna kehabisan napas. Saat ia hendak berkata sesuatu, ponsel di tasnya tiba-tiba berdering. Nada dering yang nyaring memecah ketegangan yang masih menggantung.

Jantung Sienna mencelos saat melihat nomor penelepon. Ia sangat mengenali nomor itu, meskipun sudah lima tahun tidak ada komunikasi.

“Aku angkat telepon dulu,” katanya pelan. Ia mengambil ponsel dan berjalan menjauh untuk menjawab.

Sebastian menggenggam tangan kedua anak kecil itu, kali ini tanpa menghentikan Sienna. Dia ingin tahu trik apa lagi yang akan dimainkan wanita itu.

Sienna menatap nama penelepon, alisnya berkerut. Ia ragu beberapa detik, menarik napas dalam, lalu menjawab dengan suara lembut, “Halo.”

Tak ada suara dari seberang sana, hanya napas berat dan stabil yang terdengar.

Beberapa saat kemudian, suara pria berat dan sedikit lelah terdengar, “Sienna.”

Meski hanya satu kata itu membuat mata Sienna langsung berkaca-kaca.

“Karena kamu sudah kembali ke Inggris, pulanglah ke rumah,” ucap suara di ujung telepon.

Sienna menggigit bibir. Ia tak menjawab. Air matanya mengalir tanpa bisa ditahan. Dadanya terasa sesak tanpa alasan yang jelas. Ia tidak akan pernah lupa apa yang terjadi lima tahun lalu sampai kapan pun.

Seolah tahu apa yang ia pikirkan, Franklin Blair kembali bicara, “Lupakan saja apa yang terjadi lima tahun lalu.” Setelah berkata begitu, terdengar suara batuk dari seberang.

Sienna terkejut. Batuk ayahnya terdengar cukup parah. Apakah kesehatannya memburuk? Memikirkan itu, hatinya seperti diremas kuat-kuat.

“Pulanglah,” suara Franklin terdengar sedikit gemetar, seolah menahan batuk. “Aku akan menunggumu di rumah. Ini akan selalu menjadi rumahmu.”

Kata-kata terakhir ayahnya benar-benar mengguncang pertahanan Sienna. Bagaimanapun, dia tetap ayah kandungnya. Ia tak bisa sepenuhnya mengabaikan kekhawatirannya terhadap pria itu.

Sienna terdiam sejenak, lalu membuka bibir tipisnya, “Baik, aku akan pulang nanti.”

Tentu saja dia tidak benar-benar akan kembali untuk tinggal di rumah keluarga Blair. Ia hanya akan pulang sebentar untuk melihat-lihat, lalu pergi setelahnya.

Setelah menutup telepon, Sienna mendekati Hazel dan Hunter. Ia berpikir sejenak.

Saat nanti pulang, kemungkinan besar dia akan bertemu dengan Sabrina. Jika Sabrina melihat anak-anak, bisa saja dia akan mulai bertingkah. Jadi, mereka tidak boleh ikut.

Memikirkan itu, Sienna memandang Sebastian dan berkata lembut, “Tuan, aku harus menyelesaikan urusan penting sekarang, dan tidak bisa membawa anak-anak. Bisakah aku menitipkan mereka pada Anda?”

Setelah berkata begitu, dia menggigit bibir bawahnya. Karena pria ini adalah ayah biologis mereka, dia seharusnya tidak akan menyakiti anak-anak. Untuk saat ini, ini adalah pilihan terbaik.

Sebastian menyipitkan mata, melirik Sienna, dan menjawab tenang, “Anak-anak itu milikku. Tentu saja aku akan menjaga mereka dengan baik.”

“Kalau begitu, terima kasih,” ujar Sienna, lalu membungkuk ke arah kedua anak kecil itu. “Sayang, kalian main dulu di taman hiburan, ya. Mima akan segera kembali.”

Dua anak kecil itu mengangguk. “Mima, cepat kembali ya."

Sienna mengangguk dan pergi dengan langkah tergesa.

Melihat punggungnya yang menjauh, Sebastian mengernyit sedikit, tapi dalam hatinya sudah tersusun rencana.

Hazel dan Hunter memandangi kepergian Sienna. Setelah ia pergi, mereka langsung menoleh ke Sebastian dan tersenyum.

“Papa, nanti kita mau main apa?” tanya Hazel dengan riang.

Senyuman mereka membuat Sebastian ikut tersenyum. Nada suaranya jarang sekali selembut ini, “Hazel, Hunter, taman hiburan membosankan. Papa akan bawa kalian pulang. Di rumah Papa banyak mainan keren dan ada bioskop pribadi.”

Kedua anak kecil itu langsung melompat kegirangan. “Wah Aku mau nonton film di bioskop pribadi"

Sebastian pun membawa mereka pulang ke rumah.

***

Setibanya di vila pribadi, kedua anak itu takjub melihat sekeliling.

Vila mewah itu berdiri megah, dengan tata letak sempurna. Sofa kulit, dinding mengilap, dan dekorasi yang elegan. Setiap detail terlihat diciptakan dengan penuh cita rasa. Bahkan ornamen kecil pun tampak mahal.

Vila ini memiliki tiga lantai: lantai pertama untuk ruang tamu dan dapur, lantai kedua terdiri dari kamar tidur utama, ruang kerja, serta kamar tamu tambahan. Lantai ketiga dilengkapi dengan gym, ruang permainan, dan berbagai fasilitas mewah lainnya.

Sebastian menyukai ketenangan. Vila itu dibersihkan oleh staf khusus seminggu sekali. Sarapan dan makan malam pun disiapkan. Selebihnya, tidak ada penghuni lain. Bahkan kepala pelayan, Paman Robert, baru saja kembali ke kampung halamannya.

Hazel memandang sekeliling dengan mulut menganga dan mata berbinar. Rumah Papa benar-benar seperti istana.

Sementara itu, Hunter tetap tenang seperti biasa. Ia melirik Hazel yang hampir meneteskan air liur, dan merasa tidak tahu harus berkata apa.

“Papa, rumahmu besar dan cantik sekali!” seru Hazel kagum, matanya seperti dipenuhi bintang.

Sebastian tertawa kecil, menatap Hazel dengan hangat, lalu membetulkan, “Ini rumah kita. Hazel dan Hunter akan tinggal di sini mulai sekarang.”

Hazel langsung menggenggam tangan Sebastian dengan semangat. “Bagus banget Nanti aku bisa main petak umpet di rumah sebesar ini. Pasti seru”

Hunter hanya menggeleng kecil. Petak umpet? Kenapa adiknya selalu punya ide seperti itu.

“Baiklah,” Sebastian mengangguk sambil tersenyum. Matanya memancarkan kelembutan.

Ia bertekad untuk membalas semua cinta kepada mereka dua kali lipat, dan memberi kehidupan yang tanpa beban. Karena mereka adalah anak-anaknya.

***

Sementara itu, Sienna sedang dalam perjalanan dengan taksi menuju rumah lamanya tempat yang terasa akrab namun asing.

Berdiri di depan pintu, telapak kakinya seakan berat seribu kilogram. Ia tidak sanggup melangkah. Pandangannya tertuju pada rumah tempat ia tumbuh besar, dengan emosi campur aduk.

Setelah lima tahun, akhirnya ia kembali. Tapi segalanya sudah berubah.

Saat itu, Franklin Blair yang sedang berjalan-jalan di halaman, melihat Sienna berdiri terpaku di depan pintu. Ia langsung berjalan keluar dengan semangat, “Si-- Sienna, kamu akhirnya pulang”

Sienna tersadar dan menatap ayahnya yang tampak jauh lebih tua. Ada banyak perasaan dalam matanya saat berkata, “Papa aku pulang.”

Franklin langsung menggenggam tangan Sienna.

“Bagus kalau kamu pulang, Nak. Papa sudah tidak sekuat dulu. Aku berharap kamu bisa sering tinggal di rumah ke depannya,” katanya dengan suara bergetar.

Mata Sienna memerah. Setelah semua yang terjadi, keluarga Blair dulu tega membuangnya. Dan kini, mereka ingin menghapus semua itu hanya dengan beberapa kata?

Tidak mungkin dia pulang untuk balas dendam!

Namun saat melihat kondisi Franklin saat ini, hatinya tidak sanggup membenci. Ia pun tidak bisa bersikap kejam.

Saat ia masih larut dalam pikirannya, sebuah suara sinis terdengar, “Oh, bukankah ini Sienna Blair yang dulu dikirim ke luar negeri oleh keluarga kita? Kenapa sekarang ada di sini?”

Sabrina muncul dengan langkah angkuh dan tatapan menusuk. Ia sengaja menekankan kata belajar di luar negeri.

Sienna hanya menghela napas dan menatap Sabrina dengan dingin. Sial benar, dia harus bertemu wanita ini.

“Sabrina!” tegur Franklin, suaranya terdengar tegas. “Jangan sebut-sebut apa yang terjadi lima tahun lalu.”

Sabrina mengerutkan kening, kesal. “Papa, wanita ini hanya akan mempermalukan keluarga kita Kalau dia kembali, kita bisa jadi bahan tertawaan di London.”

Sienna menyeringai. Sepertinya Sabrina sangat tidak ingin dia kembali. Tadinya dia memang tak berniat kembali, tapi karena Sabrina menolaknya begitu keras maka dia akan kembali.

Biar dia kesal.

Dengan senyum tenang, Sienna berkata, “Papa, aku janji. Aku akan kembali tinggal.”

“Sienna Kamu." Sabrina sampai menggertakkan gigi. Jalang ini!

Sienna menyunggingkan senyum tajam. “Kamu kenapa? Aku kenapa? Ini rumahku. Aku bisa kembali kapan pun aku mau. Aku tidak perlu izin darimu Lagipula, aku adalah putri sulung keluarga Blair kapan pun.”

Sabrina nyaris muntah darah karena emosi. Kalau Sienna kembali dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi lima tahun lalu, maka.

“Papa, jangan izinkan dia kembali” seru Sabrina cemas.

Tapi Sienna hanya tertawa kecil, lalu berkata pelan, “Papa, rumah ini terlalu jauh dari tempat kerjaku. Jadi aku akan datang hanya saat akhir pekan.”

Ia benar-benar tidak ingin melihat wajah menjijikkan Sabrina setiap hari.

“Baik, Nak. Yang penting kamu kembali,” ucap Franklin sambil mengangguk puas.

Setelah itu mereka berbincang sebentar, dan Sienna pun pamit dengan senyum puas. Dia senang melihat Sabrina begitu jengkel.

Sabrina menatap punggung Sienna yang pergi, lalu menghentakkan kaki dengan marah. “Papa!!!”

“Kalau kita ingin hidup damai sebagai keluarga, lupakan masa lalu,” ucap Franklin Blair, menatap Sabrina penuh makna.

Sabrina menunduk, tapi matanya penuh kebencian.

Kalau Sienna ingin kembali ke rumah ini, dia punya banyak cara untuk menghentikannya. Sienna masih belum tahu kebenaran lima tahun lalu.

1
partini
Si Bas sok suci banget apa iya memang tidak pernah bersentuhan sama lawan jenis
makasih Thor dah up buanykkk semoga besok up lagi
partini
aihhh
partini
paling Si Bas ma wanita nya
pls Sienna jangan ada rasa deh untuk sekarang ,,be strong woman ok jangan lembek
Maizuki Bintang
bgs
partini
good
partini
bocil bocil smart,,mode cool bingit Si Bas ini nanti yg meleh duluan siapa si bas kah atau Siena
Guaybb
Gabisa berktaa kata lagi kerennnnn😍😍😍😍😍😍👹👨🏿‍✈️🙂👹🥲🎃🤣😅😭😂😁
Dita lestari
ceritanya seru meskipun alur dan penulisannya agak berat🥰🥰🫶🏻
yumi chan
knpa seina gk trus trs kejadian 5 thn yg llu..ko ribt kerja seina..dn ank2 sena gk kshn sm seina..entlh thor aku ikut pusing
Ma Em
Kapan damai nya tuh Siena sama Bastian , dua2 nya salah sangka .
Guaybb: Iya pengen siena dan sebastian damaiii aaaa
total 1 replies
Rara Ayuni
lanjutt thorr smgtt teruss
yumi chan
thor knapa bastian gk ingt sm saena thor..
Anonymous
si kembar ada aja tingkah nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!