NovelToon NovelToon
Become Mafia'S Wife

Become Mafia'S Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Salvador

Dena baru saja selesai menamatkan novel romance yang menurutnya memiliki alur yang menarik.

Menceritakan perjalanan cinta Ragas dan Viena yang penuh rintangan, dan mendapatkan gangguan kecil dari rival Ragas yang bernama Ghariel.

Sebenarnya Dena cukup kasihan dengan antagonist itu, Ghariel seorang bos mafia besar, namun tumbuh tanpa peran orang tua dan latar belakang kelam, khas antagonist pada umumnya. Tapi, karena perannya jahat, Dena jelas mendukung pasangan pemeran utama.

Tapi, apa jadinya jika Dena mengetahui sekelam apa kehidupan yang dimiliki Ghariel?

Karena saat terbangun di pagi hari, ia malah berada di tubuh wanita cantik yang telah memiliki anak dan suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 : Tanpa sengaja bertemu.

...****************...

“Lalu aku harus percaya siapa? Kamu?”

Gevan memalingkan wajahnya, bukannya menjawab pertanyaan Araya pria itu malah berlalu pergi begitu saja.

Araya menatap kepergiannya dengan dahi mengerut, “dasar aneh.”

Ting!

Ia meraih ponselnya di meja dan membuka aplikasi chatting mendengar suara pesan masuk itu.

Ternyata pesan dari adiknya.

...Shinta...

| Kak, maaf kalau kata-kata aku tadi ada yang kelewatan

| Aku cuman mikiran buat kebaikan kakak kok

Araya tersenyum tipis membaca pesan itu.

...Shinta...

^^^It’s okay, gak usah kamu jadiin pikiran |^^^

| Btw, Mama kan belum gajian kak

| Aku lusa udah bayar ukt, boleh minjem uang kakak dulu gak?

Seingat Araya, Shinta ini cukup terlambat untuk ke jenjang perkuliahan karena terkendala biaya. Jadi, di usianya yang sudah 24 tahun, adiknya itu baru menginjak semester akhir.

Iya segera mengetikkan balasan.

...Shinta...

^^^Butuh berapa, Ta? |^^^

| Seratus sih kak

Tunggu, Araya tahu maksud ‘seratus’ Di sini bukan dalam satuan ribu, tapi juta melihat chat-chat adiknya sebelumnya. Dan seingat Araya, Shinta sering meminta pinjaman, Tapi tak satu pun yang ia kembalikan.

...Shinta...

^^^Sebanyak itu? |^^^

| Kakak kan tahu kampus aku swasta

| Sekalian untuk kebutuhan semester akhir kak

Sebenarnya itu hanya sebagian kecil jika Araya melihat rekeningnya yang jumlah nol nya pun tak ia ingat. Setiap tanggal satu Gevan selalu mentransfer bulanannya yang tidak sedikit.

Tapi ya sudahlah, toh itu untuk keperluan pendidikan adiknya sendiri.

...Shinta...

^^^Udah kakak transfer ya ke rekening kamu |^^^

| Oh iya kak, makasi banyak ya kakk

“Jangan terlalu mempercayai adik kamu, Araya.”

Araya jadi mengingat ucapan Gevan tadi, dan ia mempertimbangkan itu. Sebagai orang asing di sini, ia tidak bisa menilai orang yang dekat dengannya dalam sekilas.

“Padahal Shinta bilang dia ga suka Gevan, tapi sering minta bantuan yang mana dia tahu sumbernya juga dari Gevan sendiri?” Gumam Araya penasaran.

“Atau mungkin wajar karena Gevan udah ambil alih saham kami?” Monolognya lagi.

Sepertinya Araya bertekad untuk lebih memperhatikan keluarganya ini, tapi bagaimana caranya mencari tahu?

Ia tak punya koneksi dengan siapa pun, lebih dari tujuh tahun hidupnya hanya terkurung di mansion ini. Hanya empat tahun terakhir ini ia sesekali keluar karena keadaan mentalnya yang sudah stabil. Sebelumnya, Araya bahkan hanya di temani psikiaternya.

Tapi, bukankah ia punya uang? Araya bisa memanfaatkan privilege satu-satunya itu.

***

Hari ini, Araya kembali ke rutinitas biasanya. Menjemput Ghariel ke sekolahannya bersama Bastian.

Tangan kanan suaminya itu tengah membelikannya minum, karena Araya yang tadi mengeluh haus, Bastian dengan peka menawarkan untuk pergi membeli ke toko di seberang jalan.

Sedangkan Araya duduk bersandar di kap mobil melihat gerbang sekolah anaknya yang sudah terbuka, para anak-anak mulai berlarian keluar.

“Ini, Nyonya.” Ujar Bastian memberikan sebotol air mineral itu.

Araya menerimanya, “Makasih, ya.” Ucapnya.

Bastian mengangguk menanggapi.

“Ghariel, itu Mama sama Papa kamu?”

“Wah, Mama kamu cantik banget.”

“Papanya Ghariel juga keren,”

Tiga anak menghampiri mereka, Ghariel bersama dengan dua orang temannya.

Araya yang paling suka di puji anak kecil itu tersenyum manis, “bisa aja, ganteng.” Candanya membalas.

Ghariel sendiri ingin menyangkal temannya yang mengira jika Bastian itu Papanya, tapi kedua jemputan temannya sudah datang sehingga mereka sudah berlalu pergi lebih dulu.

“Wah, anak mama udah punya teman ya?” Tanya Araya senang.

Sebelumnya Ghariel pernah bercerita jika beberapa teman sekelasnya sering mengganggunya dan mengatainya pendek. Araya mengajari Ghariel agar mengabaikan mereka dan tak membalas selagi tak kelewatan.

Dan karena itu Araya segera membeli susu pertumbuhan untuk putranya. Ghariel padahal makan dengan lahap, tapi mungkin pertumbuhannya sedikit sulit karena anak itu sering tertekan sejak kecil.

Ghariel mengangguk, “Iya, Ma. Mereka yang ngajak Ghariel main duluan.”

“Araya?”

Araya yang tadinya tengah menatap Ghariel menoleh akan panggilan itu. Cukup terkejut mengetahui siapa yang menyapanya.

Seorang laki-laki dengan menggandeng anak perempuan di sebelah tangannya.

Araya melirik Bastian dan Ghariel, “kalian bisa masuk ke mobil duluan.” Ujarnya, dua laki-laki itu terlihat menurut.

“Aku senang kita bisa ketemu di sini, Araya.” Ujar Romeo tak menyembunyikan wajah senangnya.

“Halo aunty cantik,” sapa Viena manis.

Araya membalas senyuman untuk anak itu, lalu beralih menatap Romeo.

“Anak kamu?” Tanya nya.

Romeo mengangguk sebagai jawaban. Ia lalu mengusap surai putrinya, “Viena ke mobil dulu ya? Papa mau ngobrol sebentar sama aunty cantik ini.”

Viena menganggukkan kepalanya, “Okay Papa.”

Setelah kepergian Viena, keduanya dalam suasana hening untuk sejenak.

“Kamu, apa kabar?” Tanya Romeo setelah beberapa saat.

“Baik,” jawab Araya singkat.

“Aku gak nyangka ternyata anak kita satu sekolahan, bisa kebetulan gitu ya?” Romeo terkekeh pelan.

Lalu ia menatap lurus ke jalan raya, “kita ga bisa sama-sama lagi, Ar?” Tanya nya.

Araya menggeleng pelan, “ga bisa. Kamu lihatkan, aku udah punya Ghariel, kamu juga udah punya Viena.”

“Lebih baik kamu fokus sama keluarga kamu yang sekarang, Romeo. Demi Viena juga,” Araya tak akan berhenti mengucapkan kalimat ini, agar Romeo mengerti keadaan mereka berdua.

Romeo tersenyum hambar, “Ibunya Viena gak sebaik kamu, Ar. Dan aku yakin, suami kamu juga gak sebaik aku kan?” Tanya Romeo percaya diri.

Ia masih percaya, jika Araya masih memiliki perasaan untuknya. Hubungan mereka bukan satu dua tahun, Romeo tak yakin Araya melupakannya begitu saja.

“Aku udah cukup dengan keluarga aku, Romeo.” Jawab Araya.

“Gak mungkin, Ar. Jangan bohongin diri kamu sendiri.” Ujar Romeo kekeh.

Araya kini menatapnya, “kalau aku bilang suami aku lebih baik dari kamu, kamu juga gak akan percaya kan?”

Tak ada maksud tertentu ia berucap seperti itu, Araya hanya ingin Romeo mengerti.

Araya pergi menuju mobilnya tanpa sepatah kata lagi, sedangkan Romeo hanya memperhatikan itu.

“Araya bohong, dia pasti cuman terpaksa ngomong kayak gitu,” Ujar Romeo masih terus menyangkal.

Ia kembali ke mobilnya, yang mana putri kecilnya sudah menatapnya penasaran.

“Papa kenal sama Mama-nya Ghariel, ya?” Tanya Viena polos.

Lalu, gadis kecil itu teringat wajah perempuan yang terpampang di wallpaper sang Papa, “Oh, yang di handphone Papa itu aunty cantik ya? Pantes aja waktu pertama kali liatnya aku gak asing!” Ujar Viena lagi.

Romeo yang tadinya tak ingin menanggapi karena suasana hatinya yang tengah buruk, kini menoleh pada putrinya itu.

“Dia sering jemput teman kamu itu?” Tanya Romeo.

Viena mengangguk polos, “kata Ghariel, mamanya yang antar jemput dia tiap hari.”

Mendengar itu, Romeo tersenyum tipis, “Mulai sekarang, Papa yang akan jemput kamu pulang sekolah setiap harinya.” Ujarnya.

Mendengar itu Viena terlihat senang, “Papa beneran? Yeyy..”

Untuk ukuran seorang anak yang lebih sering di tinggal dengan pengasuhnya, hal kecil seperti ini sudah cukup membuat Viena senang.

...****************...

tbc.

1
sipuuttt
lagiii, banyak² thorr 😍
Darmanto Atok
next Thor
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
Lay's
Araya jadi jahat, Gevan pun makin terjerat wkwkwk
Putra Satria
next lagi Thor semangat terus ya Thor up x slalu d tunggu jadi gpl/Determined//Angry//Determined//Angry//Smirk//Smirk/
Darmanto Atok
next Thor 💪😊👍
Lay's
OMG, INI MAH SWEET ABIZZZZ
Sulati Cus
tambah berwarna lg geril jika tar adikmu launching 😂
Diyah Pamungkas Sari
seperti batu..... 😑😑🤣🤣🤣🤣
Lay's
Akhirnya Araya berhasil menghindari kematian sesuai alur novel
Darmanto Atok
next Thor 💪😊👍
Ida Rohani
🤩up lagi 🤩donk😍thor😘🤗
Ida Rohani
🤩lagi🤩donk 😍thor😘🤗
sipuuttt
Luar biasa
sipuuttt
kukira marga bapaknya 🥲
Sulati Cus
nah baru bener Araya
Zeana
tanggung ihh uppppp lagiii
IndraAsya
👣👣👣👣👣
Putra Satria
/Whimper//Sob//Whimper/author nich terlalu pagi pagi malahan di kasih Uwu uwu/Facepalm//NosePick//Determined//Angry//Determined/
Lay's
Bagus, terus tingkatkan hubungan kalian agar Ghariel ga jadi korban
Lay's
Bastian jadi keseringan terlibat sama Araya. Bisa-bisa si Gevan kepanasan ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!