Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Andini pulang.
“Bereskan semua rumah,sebentar lagi Andini mau pulang dari rumah sakit.”
Setelah mengucapkan kalimat itu,mobil Bima pun melaju meninggalkan lokasi rumah nya.
Perlahan Kaira melangkah menuju rumahnya,tempat yang membuatnya bahagia dan tersiksa.
Senyum tipis muncul di dalam bibirnya.kembali lagi dia memperingatkan di dalam hatinya bahwa dia hanya akan menaidi badut, bukan seseorang yang bisa bebas menikmati hidup seperti orang lain.
Kaira duduk di atas kursi makan di dapur, dirinya melihat seisi rumah, masih terlihat rapi dan bersih,hanya perlu di sapu dan sedikit di rapikan.
Kaira mengingat saat dirinya tinggal di apartemen milik Fathan, di sana ia merasakan kebahagiaan dan ketenangan,walaupun hanya sebentar,tapi gadis itu menikmatinya.
Perlahan senyum yang sedari tadi muncul kini mulai pudar,Kaira pun berdiri dari duduknya lalu melangkah kan kaki menuju sudut rumah,mengambil sapu dan mulai membersihkan rumah nya.
.
“Bagaimana mas? Dia mau pulang?”
Bima mengangguk kan kepalanya.”iya diabsudhs di rumah dan ku suruh membersihkan rumah,nanti kalau kita sudah sampai kita bisa istirahat.”
Mita hanya tersenyum,dirinya baru selesai menyusun barang barang puterinya.hari ini,Andini akan pulang ke rumah, dia akan melakukan perawatan jalan dari rumah saja.
“Ayo mah, kalian bisa ke parkiran dulu,papa mau bayar Administrasi.”
“Iya pah..”
Bima pun kembali keluar dari dalam ruangan sedankan Mita membantu puterinya turun dari atas brangkar.
“Mah nanti di rumah aku mau makan spageti,aku udah rindu banget makan itu.”
“Iya sayang,nanti kita minta sama papah..”
kedua ibu dan anak itu akhirnya melangkah meninggal kan tempat,Andini juga sudah menggunakan pakaian pribadi,bukan pakaian rumah sakit lagi.
.
Kaira duduk, gadis itu baru saja selesai mengepel rumah, entah mengapa baru bekerja sedikit, dia sudah kelelahan.sepertinya memang itu terjadi karena ginjalnya yang hanya tinggal satu.
“Huh..lelah sekali,dulu aku mengerjakan semua pekerjaan rumah tidak terlalu lelah seperti ini,padahal aku masih mengerjakan seperempat.”
Ucapnya sembari meletakkan gelas yang sudah kosong.dia baru saja menghabiskan satu gelas air putih.
Kaira berdiri dari duduknya,suara mobil terdengar dari luar yang membuatnya segera membersihkan kain pel dan langsung melangkah ke ruang tamu untuk membuka pintu yang ia kunci.
Papahnya dan juga ibu sambungnya berdampingan menatah Andini melangkah masuk ke dalam rumah.
Kali ini tidak ada rasa cemburu di dalam hatinya.
“Minggir Kaira kenapa kamu terus berdiri di situ?”suara Mita muncul yang membuat Kaira memberikan jalan kepada mereka untuk masuk ke dalam rumah.
“Ambilkan air putih,Andini pasti haus.”
Mendengar perintah Mita,Kaira segera melangkah ke dapur untuk mengambil satu gelas air putih.
.
Fathan meletakkan tasnya ke atas kursi sofa yang ada di ruang tamu.walaupun Kaira sudah tidak ada di Apartemen, pria itu tetap datang ke sana.
dan biasanya ia sangat jarang ke tempat ini.
Fathan melihat ke arah dapur Apartemen,perlahan langkah nya menuju kesana.
Bekas masakan Kaira masiu terletak di atas meja makan.
Beberapa potongan cabai,bawang merah, bawang putih tersusun rapi di atas piring.tadi gadis sebelum pergi dari Apartemen,Kaira mengatakan dia ingin memasak nasi goreng untuk di nikmati mereka jika Fathan sudah pulang dari sekolah.
Tapi nasi goreng itu belum jadi sampai sekarang.
Akhirnya Fathan membuka ponselnya dan melihat tutorial cara membuat nasi goreng.ia ingin melanjutkan masakan gadis itu.