NovelToon NovelToon
Aku Akan Mencintaimu Suamiku

Aku Akan Mencintaimu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

Aku belum bisa mencintai sosok pria yang telah menikahiku. Kenapa? Karena, aku tak mengenalnya. Aku tidak tahu dia siapa. Dan lebih, aku tak menyukainya.

Pria itu lebih tua dariku lima tahun. Yah, terlihat begitu dewasa. Aku, Aira Humaira, harus menikah karena usiaku sudah 23 tahun.

Lantas, kenapa aku belum siap menikah padahal usiaku sudah matang untuk melaju jenjang pernikahan? Yuk, ikutin kisahku bersama suamiku, Zayyan Kalandra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Butuh Waktu

Zayyan menarik diri sedikit, menatap wajah Aira yang basah karena tangisan. “Kamu adalah istriku. Pilihanku. Dan aku akan menjagamu… sehidup semati.”

“Tapi aku… aku masih belum ngerti,” gumam Aira pelan, matanya menatap lantai kamar yang dingin.

"Tidak apa-apa. Kita akan saling mengenal… mulai sekarang. Pelan-pelan. Nggak harus langsung paham, nggak harus langsung nyaman. Tapi aku butuh tahu… apa kamu masih bersedia menjadi istriku? Mendampingi sisa hidupku… hanya bersamaku?”

Aira menggigit bibirnya. Hatinya terasa campur aduk, bagai benang kusut yang tak tahu ujungnya. “Tapi… Kak…”

“Aku tahu,” sela Zayyan cepat. “Aku tahu kamu butuh waktu untuk menerima semua ini. Untuk bisa menerima aku, dan kehidupan yang mungkin jauh dari bayanganmu. Tapi tekadku sudah bulat, Aira. Aku mencintaimu. Bukan hanya sebagai wanita yang kunikahi… tapi sebagai istriku. Pendampingku seumur hidup.”

Aira tercekat. Tak mampu berkata-kata. Dadanya sesak, dan suara Zayyan terdengar begitu tulus. Terlalu tulus, hingga membuat benteng pertahanannya runtuh.

Benarkah? Batin Aira. Benarkah pria ini baik? Pria ini tulus?

Namun justru itulah yang paling menyakitkan. Kenapa hatinya terasa semakin terikat?

Rasa bersalah terhadap Harry tiba-tiba muncul dan mencengkeram. Kenangan akan Harry kembali menghantam. Ia panik. Nafasnya mulai berat. Dengan cepat, Aira melepas pelukan Zayyan.

“Ma… maaf, Kak,” ujarnya gugup, lalu mendorong dada suaminya.

“Aira? Ada apa?”

“Aku… aku ingin keluar sebentar.” Tanpa menunggu jawaban, Aira melangkah cepat ke luar kamar.

Namun baru beberapa langkah keluar dari ambang pintu, ia tertegun. Ia teringat… ini bukan rumahnya. Ini rumah suaminya. Rumah yang asing. Rumah yang dingin. Dan -sialnya- rumah yang tak ramah.

Dari sudut lorong, suara langkah kaki mendekat perlahan. Sosok itu muncul.

Ibu Sukamti.

Tatapan matanya tajam. Dingin. Tak ada sedikit pun kehangatan di sana. Seolah hanya perlu satu lirikan untuk meruntuhkan nyali Aira.

“Kamu mau ke mana, Nduk?” tanyanya, suaranya datar namun tajam seperti pisau tipis.

Aira menelan ludah. “Maaf, Bu. Saya hanya ingin menghirup udara sebentar saja.”

Ibu Sukamti menyipitkan mata, “Kamu memang pinter bersandiwara ya.”

Aira terdiam. “Maksud Ibu?”

“Kamu pikir Ibu nggak tahu? Kamu berhasil merebut hati Zayyan hanya dengan wajah manismu. Dengan air mata palsu dan kepura-puraan.”

“Ibu?" Aira mencoba bicara, tapi terpotong.

“Kamu pikir Ibu bodoh? Mahar ratusan juta, cincin mewah, dan sekarang kamu duduk manis di rumah kami yang sederhana ini seolah kamu pahlawan? Perempuan matre seperti kamu… cuma numpang hidup! Menghabiskan semua harta anakku!”

Perih.

Ucapan itu seperti cambuk yang mencabik-cabik harga diri Aira. Tapi ia hanya bisa berdiri terpaku, mulutnya menggantung. Hatinya menjerit.

“Kamu nggak lebih dari perayu kelas atas!” lanjut Ibu Sukamti, wajahnya semakin mendekat. “Dan anakku terlalu bodoh untuk sadar dia sedang dimanfaatkan.”

Mulut Aira terkunci oleh rasa sakit dan luka batin yang baru terbuka. Hatinya yang rapuh seolah digulung kasar oleh cemoohan yang tidak ia duga. Dan entah kenapa… air mata itu akhirnya jatuh.

Tepat saat ketegangan antara Aira dan Ibu Sukamti memuncak, suara berat nan tenang memecah suasana.

“Ibu bicara apa sih?” Suara itu milik Bapak Dikromo, yang baru saja muncul dari arah dapur, masih membawa kain lap di pundaknya. "Jangan kasar begitu. Gendhuk Aira sekarang sudah jadi bagian dari keluarga kita.”

Ibu Sukamti mendengus. “Keluarga? Bagian dari keluarga? Hah!”

Bapak Dikromo menghela napas, berusaha menenangkan. “Aira itu istri anak kita, Bu. Kita harus belajar menerimanya.”

Namun justru kata-kata itu menyulut bara dalam diri Ibu Sukamti. Matanya membelalak, emosinya memuncak. “Bapak nggak ngerti apa-apa! Ibu nggak akan pernah bisa menerimanya! Bapak lihat, kan? Zayyan itu uangnya banyak! Dia punya segalanya! Tapi kenapa? Kenapa dia malah bikin pernikahan seakan-akan ini nikahan orang kampung?!”

“Ibu—” Bapak Dikromo mencoba memotong.

Namun istrinya tak berhenti. “Ibu malu dilihat tetangga! Mereka bilang apa coba? Cuma selamatan kecil. Nggak ada musik, nggak ada dekorasi. Ibu ingin mereka tahu! Ibu ingin nunjukin kalau keluarga kita ini udah kaya raya! Kalau anak kita sukses! Bukan malah seperti... pengemis yang sembunyi-sembunyi nikah!”

“Istighfar, Bu…” Suara Bapak Dikromo mulai bergetar. “Kita ini bukan hidup buat pamer ke tetangga. Zayyan itu anak yang bersahaja. Dia tahu apa yang dia lakukan. Dia menikah bukan buat pesta, tapi buat ibadah. Dia mau menikah dengan sederhana… dan itu mulia.”

Tapi Ibu Sukamti masih mendesis penuh kemarahan, “Mulia? Atau malu? Jangan-jangan emang hartanya habis cuma buat nikahin wedokan matre itu!"

"Bu, Kalo nggak Zayyan yang ngebiayain ini semua siapa lagi? Kita ini nggak punya apa-apa selain dia. Kita harus bersyukur punya satu putra yang bisa menaikkan derajat orang tua."

Aira membeku seperti patung. Seluruh tubuhnya menegang, hatinya bergetar hebat.

Begitu pintu kamar terbuka, Zayyan melangkah keluar. Namun belum sempat ia menatap wajah istrinya dengan utuh, Ibu Sukamti sudah lebih dulu menyambar Aira dengan gaya penuh kasih.

“Gendhuk ayu… kok kamu nangis sih? Apa kamu kangen sama ibu-bapakmu?” suaranya manis -terlalu manis-, hingga terasa seperti gula yang ditaburkan di atas luka.

Aira terkesiap. Akting Ibu Sukamti begitu cepat berubah, seolah detik tadi tak ada hinaan atau tuduhan yang menusuk jantungnya.

Zayyan tersentak, pandangannya langsung tertuju pada Aira. “Kamu nangis, Aira?”

Pertanyaan itu terdengar lembut, tapi Aira justru merasa sakit. Bukan karena Zayyan, tapi karena kenyataan bahwa ibu mertuanya berpura-pura baik demi menjaga wajah di depan putranya.

Aira menggeleng, “Nggak kok, Kak. Aku nggak apa-apa... Cuma… boleh nggak aku keluar sebentar? Jalan-jalan aja, biar pikiran tenang.”

Zayyan menatapnya sejenak, “Oh? Jalan-jalan? Tapi harus sama aku ya." Senyumnya menggoda. "Aku nggak mau kamu nyasar nanti, terus diculik warga karena dikira bidadari yang jatuh dari langit.”

Aira tersipu mendengarnya, meski hatinya masih belum sepenuhnya tenang. “Ih, Kak…”

Mereka pun berjalan berdampingan menyusuri jalanan kampung yang sempit dan sedikit berbatu. Angin siang menyapa wajah Aira, "Ugh! Panas juga ya," keluhnya sedikit bercanda.

"Mungkin kita pulang aja, bobok siang bersama." Usil Zayyan tersenyum kucing.

"Aduh, Kak... Please deh."

Beberapa tetangga yang duduk di teras rumah mereka mulai berbisik—bukan dengan nada julid, tetapi lebih ke arah kekaguman.

“Itu tho istri Mas Zayyan…”

“Uayune rek, seperti artis…”

“Pantes aja Zayyan ngotot nikahin dia…”

Aira menangkap bisik-bisik itu dari sudut telinganya. Pipi yang tadi pucat karena emosi, kini memerah karena malu. Dia tersenyum kecil, lalu menunduk, menatap langkah kakinya sendiri.

Zayyan yang berada di sampingnya, mencuri pandang. “Lho, kamu senyum-senyum sendiri kenapa?”

Aira hanya menggeleng, malu. “Nggak… Cuma... mungkin aku butuh waktu buat terbiasa.”

Zayyan mengangguk. “Dan aku di sini, siap nemenin kamu, satu langkah demi langkah.”

Seorang gadis seumuran anak SMP, tiba-tiba berlari mendekati mereka sambil melambaikan tangan penuh semangat.

1
范妮
mungkin biar hemat kuota makanya isinya cuma wa hahaa
范妮
bahasa daerah apakah ini...??
SJR
mampir thor, sukses dalam berkarya 🤗🔥
Aksara_Dee
amorfati Amerta
Aksara_Dee: aku aja nyicil bab gak kelar-kelar ka.. isi kepala penuh kata-kata tapi lagi males ngetik 🫣
Miu Nih.: aahh soo deep 🥺
aku mikir sampe keras sampe2 gk bisa mampir kemana 😆😆 ,, smpe blm punya tabungan bab buat bessyyoookk...
total 2 replies
Aksara_Dee
owalahh kasian..
Miu Nih.: aahh rasanya begini ya kalo kebawa cerita sendiri,, bahaya kalo jadi gamon gini 😱😱

nasib up ku besok piyeeee----
Aksara_Dee: tidak bisa berkata-kata, karena mengenang cerita Marcel di novelku tahun brpa aku lupa. nasibnya sama dengan tukimo.
sampe skrg aku gak bisa move on dr tokoh yg aku ciptakan sendiri huft
total 3 replies
Aksara_Dee
yg penting cintanya mewah
Aksara_Dee: Lo e you too🩷🩷
Miu Nih.: love you full buat kamu akaks~ ❤❤
total 2 replies
Remot Tivi
🤭❤️‍🔥🤨👀😳💢🫢🫣🥺🤯😨
Remot Tivi
🥺🕊️❤️🙏🏼😳😂🙈🔥😢💭🕵️‍♂️
Remot Tivi
🥺💔😤👊😳🧍‍♂️🌀📱🔥🤐😡🙏🫣📷🙄🚪
Remot Tivi
🥹❤️‍🔥😳💔😅🥰🤭🫣👏
Remot Tivi
😲😟
Remot Tivi
😍💖😊🥰😅😳
Remot Tivi
😲🏠💫🥺😰💔🚬💨😭🥵😳
Remot Tivi
😱💔😡😭😞💪
Remot Tivi
😱😬😡😳👀💔
Remot Tivi
😯💔💫
Remot Tivi
😂😅😳😆
Rini Antika
beruntung bgt Aira dicintai secara ugal"an.. semangat terus Up nya cantikku, 🌹 mendarat biar tambah semangat
Miu Nih.: aaahh~ akhirnya aku dapat koment begini. rasanya sepecial banget ❤❤
total 1 replies
Remot Tivi
iklan lewat 🤗 semangat Thor
😢💔😔
Remot Tivi
😲💍🏠😓👰🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!