NovelToon NovelToon
KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Menceritakan tentang gadis belia yang memutuskan menikah muda, mampu kah ia menjalani biduk rumah tangga yang penuh liku-liku? akan kah ia menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Hari demi hari berlalu, putri bungsu ku tumbuh begitu cepat, dan Dian sekarang sudah mulai masuk SD.

Tak di sangka kehadiran, putri bungsu ku membuat perubahan pada sikap mas Tio. Yang tadi nya dia begitu dingin. Kini seakan selalu ada untuk keluarga.

Dan bukan itu saja, putri kecil yang aku beri nama Tasya. membuat mas Tio bisa tersenyum.

Meski dalam benak mas Tio masih ada pikiran negatif tentangku. Seringkali kalo ketemu saudara sepupu ku, mereka mengatakan hal yang menyinggung, dan terkadang mas Tio juga mendengar nya.

"Ih kok anak nya beda sendiri ya, jangan-jangan...hasil...sama yang lain" begitu lah ucapan mereka kalo bertemu dengan ku.

Ya, memang kulit Tasya berbeda dengan Dian. Dian kulit nya kuning langsat seperti kulit ku, sedangkan Dian kulit nya sawo matang, tapi itu menurut ku hal yang wajar, karna kulit mas Tio sawo matang.

"Jadi mas juga berpikir kalo Tasya itu anak hasil aku selingkuh?" tanya ku yang kesal pada mas Tio, saat ia menyinggung ku tentang masa lalu.

"Ya siapa tau kan? Karna aku nggak melototi mu 24 jam" kata nya, membuat ku makin kesal.

"Di mana ada orang telfonan bikin hamil mas" jawab ku, yah walau pun saat itu kami sempat saling sentuh, tapi tak sampai kami berbuat yang melewati batas.

Karna itu lah aku merasa yakin kalo Tasya anak mas Tio, karna cuma mas Tio yang menanam benih nya padaku.

"Ya sudah kalo tak percaya, di jelaskan juga percuma" sambung ku.

Ku pejamkan mata ku, sekedar untuk menghindari perselisihan.

Semenjak aku hamil Tasya, warung kopi ku sudah tak lagi buka, tepat nya saat mas Tio mengetahui hubungan ku dengan mas Fadil.

Sejak saat itu aku tak punya penghasilan sendiri, setiap Dian meminta sesuatu, aku selalu menjanjikan nya, tak seperti saat aku punya penghasilan, aku selalu membelikan Dian mainan meski dengan harga yang murah.

"Mas, uang belanja sudag menipis" ujarku pada mas Tio, di suatu sore.

Duduk lah aku di samping mas Tio. "Perempuan bisa nya cuma ngabisin duit, minta, dan nggak bisa cari duit" dengan kata-kata itu mas Tio seolah melupakan tanggung jawab nya.

"Aku bisa cari duit mas, tapi aku mau tanya sama kamu mas, apa kamu bisa mengurus anak sambil kerja, sementara aku kalo kerja nggak mungkin ada di rumah" jawab ku dengan enteng.

"Ya pikir saja sendiri, kenapa harus bertanya" kata mas Tio, seperti biasa dengan santai sambil menghisap sebatang rokok.

"Mas tau apa fungsi ku di sini, untuk membantu pekerjaan mu agar lebih mudah" kata ku merasa putus asa menjelaskan.

"Memang nya apa yang kamu bantu, toh aku kerja cari duit sendiri, kamu? Tetap saja di rumah" kata mas Tio dengan PD nya.

"Mas pikir yang bersihin rumah selama ini siapa, yang cuci baju yang masak yang ngurus anak dan yang mendidik anak siapa hah? Kalo semua mas lakukan sendiri kira-kira apa mas sanggup?" setelah mengatakan itu aku beranjak, niat ku memberi ruang untuk mas Tio berfikir atas pemikiran nya yang salah.

Seumur hidup ku bersama mas Tio selalu menurut tanpa menuntut, sebagai wanita melihat istri dari saudara iparku memakai perhiasan, jiwa wanita ku juga menginginkan nya. Tapi sekali pun aku tak pernah menuntut mas Tio, jangan kan cincin kalung atau gelang anting yang umum nya di gunakan wanita saja aku tak punya, cukup perkataan tak pantas untuk ku, yang akan selalu aku ingat-ingat.

Mas Tio bukan tak mampu memberiku perhiasan, tapi mas Tio selalu perhitungan mengeluarkan uang nya untuk ku.

...****************...

"Dek kok kamu belanja ayam terus? Apa nggak boros?" tanya mas Tio saat akan sarapan.

"Enggak mas, aku sudah memperhitungkan nya, ayam itu kan aku masak seperti sayur, bukan di goreng, jadi aku tak perlu beli sayur, lagi pula kalo masak ayam bisa di panasi sampai 2-3 hari kan?" kata ku menjelaskan.

"Besok-besok tak perlu lah beli ayam atau ikan banyak-banyak, cukup untuk anak-anak saja, kalo kita yang tua ini kan sudah kenyang makan ayam dan ikan sebelum anak-anak ada" protes mas Tio, aku geram aku kesal.

Sebenar nya mas Tio itu ikhlas apa nggak sih menafkahi aku, kenapa setiap apa pun selalu cuma anak-anak, bahkan apa dia pikir aku nggak punya keinginan dan kebutuhan.

Dan lagi kapan aku kenyang makan ayam dan ikan? Sewaktu hidup dengan orang tua, aku jarang makan ikan atau ayam, setelah bersama mas Tio pun aku di ajak hidup di hutan makanan kami mie instan, ikan asin dan kol, sesekali makan ayam kalo baru belanja stok makanan.

Terkadang aku merasa tak ada arti nya di mata mas Tio, namun aku sadar ada kedua putri ku yang membutuhkan aku.

Sejak saat itu, aku kalo beli ayam tak pernah ikut makan, kubiar kan mas Tio yang menikmati lauk yang aku masak, aku selalu makan belakangan, dengan mengumpulkan tulang sisa kedua putri ku, aku menikmati rasa nya ayam, ya meski hanya tulang nya.

Mas Tio pun tak pernah bertanya, kenapa aku melakukan hal itu, mungkin dia benar-benar sudah tak perduli padaku.

Sebisa mungkin aku menerima segala perkataan nya.

Di suatu pagi mas Tio melihatku, aku sedang mencucuk daun telingaku menggunakan jarum, agar tak sampai buntu bekas tindik ku. Berharap suatu saat aku punya rezeki aku bisa membeli anting sendiri.

"Kenapa dek?" tanya nya.

"Nggak papa ini biar nggak buntu aja" jawab ku.

Dulu saat antingku hilang sebelah, bapak selalu mengusahakan membeli kan ganti nya, namun saat bersama mas Tio aku malah menjual anting pemberian bapak untuk menambah modal mas Tio yang kini berdagang minyak.

Bahkan cincin kawin ku pun ikut terjual, namun tak sekali pun mas Tio berfikir untuk mengganti nya, walau hasil dagang nya sudah berkembang.

Mengingat setiap meminta sesuatu selalu berujung kecewa, kini aku hidup apa ada nya, tak pernah ingin meminta selain makan dan pakaian bila di butuh kan.

Semoga ini menjadi pelajaran untuk kita para wanita, penting bagi wanita untuk mandiri. Di akhir kisahku ini aku memiliki keinginan untuk menyekolahkan kedua putri ku, sampai menjadi wanita yang sukses tentu nya bukan hanya di dunia tapi juga akhirat nya, agar tak di pandang sebelah mata oleh pasangan nya.

...****************...

TAMAT

1
Puspita.D
semangat
kalea rizuky
novel terburuk yg pernah q baca Bertele tes
kalea rizuky
bodoh harusnya cerai malah selingkuh
kalea rizuky
bloon bgt malesss
kalea rizuky
pantes like dikit bertele-tele sih
kalea rizuky
bodoh mending cerai punya suami bloon gt
Ds Phone
macam mana kau bolih tahan dengan suami macam tu
Ds Phone
tentu dia dah cerita pada meraka
Ds Phone
dia abai kan bini
kalea rizuky
dia suka km emank babi tu majikan
kalea rizuky
murahan sombongnya ampun pdhl miskin
kalea rizuky
cwek oon pergi cari krja apapun di luar malah di situ aja siap2 di jadiin lacur sama emak lu
kalea rizuky
pergi aja jauh ortu tolol
Ds Phone
macam macam dugan hidup nya
Ds Phone
hamil ke dia
Ds Phone
nakit betul dia
Ds Phone
macam mana dengan rumah tangga meraka
Ds Phone
suami apa macam tu nak beban sama isteri
Ds Phone
itu jalan tak baik tu
Ds Phone
sangup metua kata macam tu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!