Sarah sang pemeran utama beserta para survivor lainnya telah berada di sebuah dunia tiruan yang nampak aneh. Mereka harus bisa bertahan hidup dengan melewati permainan yang di sebut dengan " 25 aturan iblis ", dimana permainan ini memiliki setiap aturan dan teka teki yang cukup menyulitkan. yang berhasil bertahan hidup sampai akhir, adalah pemenangnya. lalu hadiah yang akan di terima adalah satu permintaan apa saja yang diinginkan...... Mampukah Sarah dan para survivor lainnya keluar dari dunia aneh itu..? lalu bagaimana caranya Alena adik perempuan Sarah yang telah menghilang selama 12 tahun berada di dunia itu....?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muhamad aidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 : Serigala berbulu domba... bagian dua
" Berhenti..... ". Sahlan mulai terjatuh. Dia merasa lelah, dan nafasnya tersengal-sengal setelah berjalan cukup jauh dari pertarungan Bara. Mereka telah berada di pertengah anak tangga menuju lantai empat.
" Aku lelah.... ". Hanya kalimat itu yang terucap dari mulut Sahlan. Wajahnya sudah memucat, dan bibirnya sudah membiru. Darah yang keluar dari perutnya masih merembes keluar walau telah di tekan dengan tangan. Anak panah yang menancap di perutnya sudah Alena cabut sebelumnya. Dia menggunakan sobekan baju yang di pakai Sahlan untuk menekan pendarahan.
" Rasanya aku sudah tidak kuat lagi ". Nafasnya mulai tersengal-sengal. " Kita tunggu Bara di sini.... ".
Alena memahami maksud perkataan Sahlan yang semakin melemah. Dia duduk di samping Sahlan yang sudah sekarat.
" Kau takut kematian kah...? ". Alena langsung bicara to the poin. Sahlan melirik Alena , lalu mengangguk kecil.
" Setidaknya ,kau tidak membawa penyesalanmu di akhirat sana ". Alena menatap langit-langit. Sudah tak terhitung jumlah orang yang mati, dan Alena telah berada di dekat mereka. Semua mati dengan penyesalan yang masih menggantung. Bagi Alena mereka yang hidup, harus berusaha memberikan yang terbaik walau mungkin hanya sedikit yang membantu untuk mengatasi penyesalan mereka.
Sahlan tersenyum, dan tertawa kecil. Wajahnya yang pucat pasi itu,menatap langit-langit. " Dari kecil hingga remaja , tidak ada kenangan yang baik dari hidupku. Hingga pertemuan ku dengan Bara dan Elang. Ku rasa itulah kenangan yang terbaik yang pernah ku miliki ". Sahlan tersenyum menatap Alena. Alena yang duduk di sampingnya kini berperan menjadi pendengar yang baik untuk Sahlan.
" kami hidup dengan kemiskinan, memiliki ayah dan ibu yang muda. Hanya karena ibuku mengandung di luar pernikahan. Jadi terpaksa mereka membangun rumah tangga di usia muda.Kehidupan mereka sama sekali tak seberuntung orang lain, walau sudah di karuniai dua orang anak, kemiskinan tetap melanda mereka berdua. Hingga akhirnya ayahku tega meninggalkan ibuku dengan hutang-hutangnya karena hobinya yang selalu main judi. Ibuku selalu di kejar oleh rentenir karena hutang ayahku, dengan bunga yang terus bertambah. Di anugerahi paras yang cantik dan manis akhirnya ibuku terjun ke dalam dunia prostitusi, demi bertahan hidup di kerasnya dunia ini. Aku kehilangan adik Perempuanku ketika umurku lima belas tahun, dia diperkosa dan di bunuh dengan tragis oleh salah satu pelanggan ibuku yang menaruh dendam terhadap ibuku. Tidak ada hari yang menyenangkan, semuanya hancur ketika saudara Perempuanku meninggal. Dan ibuku dia bahkan tidak peduli ". Tanpa di sadari air mata Sahlan menetes setelah menceritakan kisah hidupnya.
" Namun, kisah kelam itu berakhir ketika aku bertemu mereka. Memulai kembali hidupku, dan membangunnya. Dan baru kali ini aku punya impian...? ". Sahlan menangis, dia tak sanggup untuk melanjutkan. Detak jantungnya semakin melemah. Alena yang melihatnya tertunduk lesu.
" Apa impianmu...? ". Alena bertanya dengan lembut.
" Menjadi pengusaha sukses. Memiliki segalanya. Lalu dengan harta yang banyak, aku ku support apapun yang kedua sahabatku butuhkan, setidaknya hanya itu saja. Segalanya akan terwujud jika kau memiliki koneksi. Bukankah seperti itu kehidupan ini...? ". Terakhir kalinya Sahlan tersenyum lepas. Matanya perlahan menutup, jantungnya berhenti berdetak. Dia sudah tak terselamatkan lagi. Sahlan meninggal dengan posisi terduduk. Di sampingnya Alena menangis, terulang kembali, kematian selalu di dekatnya. Ajal yang menjadi teman di dunia kejam ini.
Lantai empat, Sarah bergetar memegang pistol yang di berikan Kinan kepadanya. Serigala terakhir, raja para kawanan serigala adalah Kinan sendiri. Dalam dunia binatang, serigala adalah hewan yang hidup berkelompok. Tentu saja di dalam setiap kelompok ada sang pemimpinnya. Berbeda dengan hewan lain maupun manusia, sistem dalam kelompok mereka sangat unik, dimana biasanya pemimpin selalu menjadi terdepan, untuk memimpin kawananannya, berbeda dengan serigala. Pemimpin selalu berada di belakang, untuk mengawasi seluruh kelompoknya. Serigala terakhir lebih berbahaya dari pada seratus serigala sekalipun, karena dasarnya mereka adalah hewan pemburu yang handal dan licik.
Kinan, wanita yang baru saja di kenalnya adalah serigala terakhir itu. Wanita yang memiliki sisi manja dan baik itu, adalah sosok dari sang pemimpin kawanan serigala. Bagaimana...?. Seperti namanya game ini membuat para survivornya berperan sebagai iblis. Dendam, marah, benci,khianat,jahat dan lain sebagainya.
" Sebelum ke sini, aku telah membunuh setidaknya lima belas orang, termasuk Prasetyo ". Sarah terkejut dengan pengakuan Kinan.
" Gak mungkin....? " Sarah menggeleng tak percaya atas pengakuan Kinan. " Kinan yang ku kenal adalah Kinan yang manja dan baik. Kinan yang mencintai lelaki pujaannya m, Kinan yang semangat soal impian dan masa depannya bersama Prasetyo ". Perasaan Sarah hancur seketika. Untuk tiga hari itu, tanpa di sadari Sarah dan Kinan menjadi teman mengobrol dan curhat.
" Kehidupan penuh energikku ini tidak semuanya benar, Sarah. Hanya saja satu hal yang ingin ku beritahu padamu, bahwa dunia yang kujalani ini benar-benar kejam dan aku bermaksud ingin mengakhirinya. Termasuk membunuh Prasetyo sekalipun ". Kinan tertunduk lesu.
" Bunuh aku.... Maka permainan ini akan selesai... Dan kalian akan selamat ".
" Enggak....Enggak bisa, aku GK bisa lakukan ini.... ". Sarah hanya terus menggeleng. Tangannya bergetar hebat seperti tak memiliki tenaga untuk menodongkan pistol ini ke kepala Kinan.
" Akan ku beritahu cerita sedihku.... Asal kau berjanji setelah ini, akhiri diriku dengan tanganmu. Karena aku telah memilih untuk mati di tanganmu ". Kinan tersenyum hangat. Ekspresi wajahnya sama sekali tak ada tanda kebohongan sama sekali.