NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:366k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari pertama

"Hahahaha!!" Nana tertawa sumbang sampai air matanya keluar.

Ingatan tentang masa lalu membuat dia benar-benar tak menyangka. Ternyata, dirinya pernah setolol itu dalam mencintai.

Dia bahkan rela meninggalkan Ayahnya demi laki-laki seperti Edward. Padahal, sejak awal Nana tahu bahwa Edward belum selesai dengan masa lalunya.

"Aku benar-benar bodoh! Kenapa aku harus setolol ini, Ros? Bahkan, aku pernah berkali-kali mencoba untuk bunuh diri hanya demi mendapatkan perhatian dari dia."

"Ya, kamu memang sebodoh itu, Na!" timpal Rossa. "Kamu bahkan pernah menyayat nadi kamu sendiri hanya demi mencegah Edward berangkat keluar kota bersama Silva."

"Wow, bodoh sekali," sahut Nana dengan wajah melongo. "Kok, bisa ya? Padahal, kalau dilihat-lihat, Edward nggak setampan itu. Masih banyak laki-laki lain yang jauh lebih tampan darinya di muka bumi ini. Tapi, aku malah menghabiskan waktuku demi mengejar dia? Tampar aku, Ros! Otakku sepertinya benar-benar tidak waras."

"Na, kamu kenapa? Melihatmu tiba-tiba berubah, aku malah jadi takut. Kamu... lagi nggak kesurupan, kan?" tanya Rossa was-was.

Sejak kapan, Nana yang selalu bucin akut kepada Edward mendadak jadi secuek ini?

Mungkin saja, otak Nana mengalami kerusakan yang cukup parah.

"Na? Kamu nggak lagi berpura-pura, kan?"

"Pura-pura?" Nana tampak melongo kembali. "Apa maksudnya?"

"Kamu biasanya sangat mencintai Edward. Mustahil, rasa cinta itu bisa menghilang begitu saja," tutur Rossa dengan curiga.

"Dulu, aku pernah sangat mencintainya. Tapi, sekarang sudah nggak lagi. Aku nggak mau membuang waktuku demi seseorang yang nggak pandai menghargai kehadiranku, Ros! Dan, kamu tahu sendiri bagaimana sifatku, kan? Ketika aku bertekad melakukan sesuatu, maka akan kulakukan dengan sepenuh hati."

Melihat sorot mata Nana yang benar-benar penuh tekad dan kejujuran, Rossa pun langsung tersenyum senang

"Na? Kamu benar-benar sudah sadar sekarang? Kamu benar-benar sudah nggak bucin lagi sama si Edward?"

"Untuk apa aku bucin sama laki-laki kayak dia?" sahut Nana. "Banyak ikan lain didalam lautan, Rossa!"

"Aku harap, kamu serius, Na! Tolong, jangan bodoh lagi karena cinta! Edward nggak cinta kamu! Dia cuma cinta sama Silva," ujar Rossa menegaskan.

"Setelah aku keluar dari rumah sakit, antarkan aku mengurus perceraian, ya!" pinta Nana secara tiba-tiba.

Dia tak mau ragu-ragu lagi. Keputusan yang dia ambil sekarang, adalah bentuk kekecewaan yang sudah dia tumpuk selama empat tahun lamanya.

"Hah?"

Rossa sangat terkejut. Ia menampar pipinya secara reflek untuk meyakinkan diri bahwa yang dia dengar bukanlah mimpi.

"Ka-kamu mau menceraikan Edward, Na?"

Dengan penuh percaya diri, Nana mengangguk. "Ya, tentu saja! Aku nggak mau menjadi penghalang untuk dia dan kekasihnya bisa bersama."

*

Dua hari berlalu. Akhirnya, Nana dibolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.

Karena belum memiliki tempat tinggal lain, maka Nana memutuskan untuk kembali ke rumah milik Edward.

"Tidak apa-apa. Kita akan bertahan di sini sampai Rossa kembali," gumam Nana meyakinkan diri sendiri.

Ya, Rossa memang keluar kota sejak kemarin. Selama dua minggu, sahabat baik Nana itu akan sangat sibuk dengan pekerjaannya.

"Kamu sudah pulang?"

Langkah Nana yang baru saja melewati ruang tamu langsung terhenti. Dia reflek menoleh ke sumber suara dan langsung memutar bola matanya malas saat melihat sosok yang berharap tak pernah dia temui selama tinggal dirumah itu, justru sedang duduk di ruang tamu sambil memegang sebuah majalah.

Edward sendiri terlihat berusaha menahan kekesalan didalam hatinya. Ekspresi wajah Nana yang begitu muak saat melihatnya, membuat dia merasa tak suka.

Sejak kapan, tatapan memuja Nana untuk dirinya mulai menghilang?

"Seperti yang Anda lihat, Tuan Edward. Ya, saya sudah pulang," jawab Nana dengan nada malas.

"Kenapa nggak telfon supaya dijemput?" tanya Edward.

"Untuk apa?" balas Nana. "Toh, Tuan Edward nggak mungkin mau jemput saya."

"Kamu..."

"Sudah, ya!" Nana dengan cepat memotong perkataan Edward. "Saya lagi malas berdebat. Jadi, kalau Tuan Edward mau marah-marah, sebaiknya nanti saja."

Cepat, Nana meninggalkan tempat itu. Edward bak hama yang saat ini ingin sekali dia hindari.

"Perempuan itu... sejak kapan dia jadi pandai memotong ucapan orang seperti ini?" gumam Edward. Dia meremas kuat majalah yang dia pegang tanpa sadar.

"Oh iya..." Nana tiba-tiba kembali.

Edward pun merasa yakin bahwa Nana pasti akan meminta maaf padanya atas kesalahan Nana dua hari yang lalu dan juga hari ini.

Tapi, rupanya Edward salah. Apa yang ingin Nana ucapkan ternyata jauh dari bayangannya.

"Kamar saya yang mana? Kita nggak mungkin tidur sekamar, kan?" tanya Nana berpura-pura. Akting hilang ingatannya harus benar-benar sempurna.

Edward menggeram kesal. Namun, dia tetap menunjukkan dimana letak kamar Nana.

"Terimakasih, Tuan Edward!" ucap Nana setelah Edward memperlihatkan posisi kamarnya.

Tiba didalam kamar, Nana melihat begitu banyak barang-barang mewah yang berjajar didalam walk in closet pribadinya.

Dia akui, untuk hal ini, Edward memang lumayan royal. Walaupun, Nana sedari dulu juga tahu bahwa barang-barang itu dibeli bukan untuk menyenangkan dirinya melainkan untuk menunjang penampilan dirinya jika sedang menghadiri acara bersama Edward.

"Kotak apa ini?" gumam Nana penasaran saat tak sengaja menemukan sebuah kotak besar didalam lemari.

Benda itu kemudian dia keluarkan dengan cepat. Penutupnya dibuka. Kemudian, benda didalamnya, dikeluarkan satu per satu.

"Iyuh!! Pakaian macam apa ini?" seru Nana geli sambil melemparkan lingerie merah menyala itu ke lantai.

Diperiksanya barang-barang yang lain. Dan, isinya sama saja. Semua adalah pakaian seksi yang biasa digunakan oleh para istri untuk menyenangkan suami mereka.

"Kenapa barang-barang ini masih di sini? Bukannya, sudah ku buang ke tempat sampah?" lanjut Nana menggumam dengan kesal.

"Aku yang memungutnya kembali ," sahut pria yang berdiri dibelakang Nana.

"Astaga!" Nana terperanjat kaget. "Sejak kapan Tuan Edward berdiri disitu?" tanyanya dengan kesal.

"Kenapa wajahmu kelihatan marah, Na?" tanya Edward seraya mendekat.

Namun, semakin dia mendekat, Nana justru mundur selangkah demi selangkah.

"Siapa yang nggak marah kalau dikejutkan seperti tadi?" sahut Nana.

Grep!

Edward tiba-tiba menangkap pinggang perempuan muda itu. Nana berusaha berontak namun Edward juga semakin mengeratkan pelukannya di pinggang ramping milik Nana.

"Bukannya, kamu paling senang kalau aku berkunjung ke kamar kamu?" tanya Edward.

"Senang? Hah! Anda terlalu percaya diri, Tuan Edward!" sangkal Nana.

"Kenyataannya, memang seperti itu. Biasanya, kamu selalu menggodaku dengan menggunakan lingerie-lingerie seksi itu."

Nana memejamkan matanya. Ingin sekali dia menampar dirinya sendiri. Kenapa dia bisa seliar itu di masa lalu?

Wajar, jika kini dirinya tetap saja diremehkan.

"Bagaimana kalau hari ini kamu pakai lingerie itu lagi, Na?" bisik Edward ditelinga Nana. "Mungkin..." tangannya membelai lembut kulit lengan Nana yang terasa sangat halus dan kenyal.

"Aku bisa tergoda sama tubuh kamu hari ini," lanjut Edward dengan hasrat yang tiba-tiba saja meninggi.

Aroma tubuh Nana sangat mengganggunya. Wanginya yang manis, membuat sisi kelelakian Edward jadi terusik gelisah.

Ditambah dengan pemberontakan Nana sekarang, hasrat Edward justru semakin menggebu.

Plak!

Tamparan Nana berhasil menyadarkan Edward kembali. Saat pria itu terlihat tertegun sejenak, Nana langsung mendorong dada bidang Edward hingga pria itu akhirnya bisa menjauh darinya.

"Kalau Tuan Edward sangat ingin bercinta, kenapa tidak cari kekasih Tuan Edward saja?" sungut Nana kesal. "Bukankah, Tuan Edward selalu bilang kalau tubuh saya ini sangat menjijikkan?"

Edward mendengkus kesal. Kata-kata Nana sungguh membuatnya tersinggung.

Lagipula, bukankah Nana dulunya yang selalu berusaha untuk menggoda Edward? Dan, disaat Edward sudah tergoda untuk pertama kalinya, Nana justru menolak keinginan Edward mentah-mentah.

"Kamu mau aku cari Silva? Baiklah! Aku akan cari dia!" sahut Edward seraya keluar dari kamar Nana dengan tergesa-gesa.

Namun, beberapa saat kemudian, dia kembali lagi untuk menanyakan sesuatu.

"Nana, kenapa kamu bisa tahu kalau saya selalu bilang bahwa tubuh kamu sangat menjijikkan?" tanya Edward dengan tatapan penuh curiga.

"Rossa yang bilang," jawab Nana cepat.

1
Sulati Cus
cerita yg bagus walaupun ada typo dikit
Memyr 67
𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾?
Memyr 67
𝖺𝗅𝗂𝗄𝖺 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇 𝖺𝗍𝖺𝗎 "𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗋𝖺𝗌" 𝗁𝖺𝗋𝗍𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗈𝖻𝖺𝗍. 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖻𝗈𝗁𝗈𝗇𝗀𝗂 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗅𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖺𝗐𝖾𝗍 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖽𝖺𝗇𝗂 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖻𝖺𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺.
Memyr 67
𝗂𝗇𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗍𝗂𝖻𝖺 𝗂𝗄𝗎𝗍?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾? 𝖺𝖽𝖺 𝗁𝗎𝖻𝗎𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗉𝖺 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝖾 𝖽𝖺𝗇 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖾𝖻𝗎𝗍 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝖻𝖾𝗋𝗌𝗂𝗄𝖺𝗉 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺.
Memyr 67
𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖾𝗆𝖻𝗎𝗁. 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝖻𝖺𝗇𝗍𝗎𝖺𝗇 𝗎𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗋𝗂𝗅𝗂𝗎𝗇𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗇𝖺, 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗂𝗍𝗎 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗍𝗎𝗃𝗎 𝖺𝗄𝗎, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖽𝗂𝗍𝗎𝗋𝗎𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗉𝗈𝗌𝗂𝗌𝗂 𝗍𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝗂 𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺𝖺𝗇.
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖺 𝖻𝗈𝖿𝗈𝗁?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗆𝖾𝗇𝗀𝖺𝗄𝗎𝗂 𝗇𝖺𝗇𝖺 𝗒𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖾𝖻𝖺𝗍, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺? 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋𝖺𝗇 𝗆𝗈𝖽𝖾𝗅 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗍𝗈𝗄𝗈𝗁 𝗒𝗀 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝗒𝖺? 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽, 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗒𝖺𝗇𝖺, 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗁𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀, 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗌𝗂𝖺𝗅 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖼𝗈𝗐𝗈𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽. 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗅𝖺𝗅𝗎, 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗎𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗅𝗂𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗐𝖺𝗍 𝖻𝖺𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗅𝗂.
Evy
Dapat ATM zonk...emang enak?
Evy
Teman yang tidak tahu diri memang harus digituin...
Evy
Apa Silva pura pura hamil ya...
Evy
Pasti ketemu mantan tuh...
Evy
Uang yang sudah dipinjam Samuel... mungkin tak akan dikembalikan... yang ada. cuma capek nagihnya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!