NovelToon NovelToon
Menjebak Jodoh

Menjebak Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Romansa
Popularitas:72k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Jodoh dicari ✖️

Jodoh dijebak ✔️

Demi membatalkan perjodohan yang diatur Ayahnya, Ivy menjebak laki-laki di sebuah club malam untuk tidur dengannya. Apapun caranya, meski bagi orang lain di luar nalar, tetap ia lakukan karena tak ingin seperti kakaknya, yang menjadi korban perjodohan dan sekarang mengalami KDRT.

Saat acara penentuan tanggal pernikahan, dia letakkan testpack garis dua di atas meja yang langsung membuat semua orang syok. ivy berhasil membatalkan pernikahan tersebut sekaligus membuat Ayahnya malu. Namun rencana yang ia fikir berhasil tersebut, ternyata tak seratus persen berhasil, ia dipaksa menikah dengan ayah janin dalam kandungan yang ternyata anak konglomerat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Brakk

Mendengar pintu kamarnya dibuka kasar, Ivy yang sedang rebahan otomatis langsung bangun. Melihat Papanya masuk, reflek sebelah tangannya memegangi perut, insting seorang ibunya sudah tumbuh, ingin melindungi anaknya.

"Besok ikut Papa ke rumah sakit," ujar Agung yang berdiri tak jauh dari pintu, kedua tangannya berkacak pinggang, dan tatapannya sedikit lunak jika dibanding kemarin.

Ivy menggeleng, "Enggak, aku gak mau gugurin anak ini. Lagian Papa sudah setuju kemarin, kalau anak ini nantinya dirawat Kak Iva."

Agung menghela nafas berat, berjalan mendekati Ivy. Bisa ia lihat, kegelisahan di wajah putrinya tersebut. Mungkin di mata Ivy, ia terlihat seperti monster. "Papa tidak akan menggugurkan anak itu, tapi jawab dengan jujur pertanyaan Papa. Apa benar, anak yang kamu kandung, adalah anak Ilyasa?" Ia takut saat tes DNA besok, hasilnya malah membuat dia malu sendiri.

Kening Ivy mengernyit, apa mungkin Ilyasa yang dimaksud Papanya adalah Yasa? Tapi, darimana Papanya tahu.

"Papa punya rekaman CCTV kamu dan Ilyasa masuk hotel 3 bulan lalu."

Ivy berdecak pelan, secepat itu Papanya tahu semua.

"Apa kamu yakin, itu anak Ilyasa? Kamu tidak ada tidur dengan laki-laki lainnya lagi kan?"

Ivy tersenyum kecut, "Jangan samakan aku dengan wanita-wanita peliharaan Papa."

"Baguslah. Kalau begitu, besok ikut Papa ke rumah sakit, kita akan melakukan tes DNA anak dalam kandungan kamu dengan Ilyasa."

Mata Ivy membulat sempurna, syok. Apa ini artinya, Papanya sudah bertemu dengan Yasa? Sepertinya iya, karena tak mungkin tiba-tiba tes DNA kalau mereka belum membicarakan soal ini. Dia jadi khawatir, apa rencana Papanya yang sesungguhnya.

"Apa Papa sudah bertemu dengan laki-laki itu?"

"Sudahlah, kamu gak perlu tahu. Yang penting, besok ikut Papa untuk tes DNA. Setelah hasil tesnya keluar, kalian menikah."

Ivy makin syok lagi. Menikah? Apa Papanya tidak salah bicara? Setahu dia, tak mungkin Papanya menikahkan dia dengan sembarang orang. Selama orang itu tidak mendatangi keuntungan, mustahil Papanya akan menjadikannya menantu. Ia dianggap aset disini, jadi mustahil jika tidak ditukar dengan sesuatu yang menyunting.

Setelah Papanya pergi, Ivy langsung menghubungi Rian, karena drivernya itu yang paling tahu kemana saja Papanya pergi hari ini. Banyak sekali pertanyaan di kepalanya yang menuntut jawaban saat ini juga.

"Iya, tadi Papa lo ngasih gue alamat, minta diantar ke sana," ujar Rian saat Ivy bertanya melalui telepon. Hubungan mereka memang lumayan akrab, karena Rian adalah teman sekolah Ivy saat SMA. Ivy juga yang menawarkan posisi supir di rumahnya pada Rian.

"Alamat siapa?" tanya Ivy dengan jantung berdebar. Mungkinkah itu alamat Yasa?

"Gak tahu, yang pasti rumah orang kaya."

Ivy memejamkan mata, tersenyum kecut. Dugaannya ternyata benar, Yasa anak orang kaya, pantas saja Papanya langsung mau menikahkan ia dengan pria itu. Kepalanya langsung pusing, teringat ucapannya pada Yasa di hotel kala itu.

"Tenang saja, gue gak akan minta tanggung jawab."

Apa yang difikirkan Yasa sekarang, pasti menganggapnya sebagai pembohong. Disini Yasa adalah korban, kalau sampai dia dipaksa tanggung jawab, itu sangat tidak adil. Dan kedatangan Papanya ke rumah Yasa tadi sore, pasti mendatangkan masalah bagi Yasa. Oh Tuhan, cowok se green flag Yasa, harus kena masalah gara-gara dia.

"Tapi... " ujar Rian, ragu untuk bicara.

"Tapi apa?" tanya Ivy cepat. "Please, kasih tahu gue semua yang lo tahu."

"Gue ada denger Papa lo telepon sama Inara, kalau dia meminta mahar 1 milyar."

"Apa!" Ivy auto syok, speechless. Gila, ini benar-benar gila, ia menggeleng cepat. Papanya benar-benar masalah dari segala masalah.

"Apa rumah tadi, rumah calon suami lo, Vy? Lo udah dijodohin lagi setelah batal dengan Farid? Gila, rumahnya mewah banget Vy."

"Kasih tahu gue alamat rumahnya!"

"Buat apa, lo mau kesana? Jangan Vy, jangan bikin masalah, nanti gue yang kena," tolak Rian.

"Yan please, ini penting banget. Gue harus kesana sekarang."

"Sekarang? Lo gila ya, ini udah malem."

"Please Yan, gue butuh banget."

Beberapa saat kemudian, Rian mengirim alamat via chat. Tak mau buang waktu karena memang sudah larut, Ivy langsung mengambil ponsel dan kunci mobil di atas nakas dan menyaut jaket di cantolan, lalu langsung cus ke alamat yang diberi Rian.

Untungnya jalanan lancar, jadi tak butuh waktu terlalu lama untuk Ivy sampai di lokasi perumahan sesuai alamat dari Rian. Sempat di hentikan mobilnya di gate, ditanya security tujuan kedatangannya. Untung saja saat ia bilang ingin bertemu Ilyasa, ia langsung diizinkan masuk.

Mobil yang dikendarai Ivy berhenti di depan sebuah rumah tingkat 3 yang begitu besar. Pagarnya menjulang tinggi, membuat rumah bercat putih tersebut, hanya bisa terlihat bagian atasnya saja dari luar. Setelah memarkirkan mobil di tepi jalan, ia berjalan ke arah pintu gerbang yang tertutup rapat dan dijaga satpam.

"Cari siapa?" tanya satpam yang langsung menghampiri di pintu gerbang bercat hitam.

"I, ini rumah Yasa? Ilyasa?" tanya Ivy ragu.

"Iya, benar."

"Saya ingin bertemu dengan Yasa."

Pak Narto menelengkan kepala ke dalam pos satpam, melihat jam dinding yang ada disana. "Maaf, bisa kembali besok pagi saja. Peraturan di rumah ini, dilarang menerima tamu diatas jam 10 malam, kalau tidak ada urgensinya."

Ivy menghela nafas panjang, salahnya juga sih, ini sudah hampir pukul 11 malam, bukan waktunya orang bertamu. "Tapi ini urgent." Ia harus bicara dengan Yasa malam ini juga.

Kedua satpam yang berjaga saling menatap.

"Tolong Pak, izinkan saya bertemu Yasa. Ini urgent," bujuk Ivy.

"Kamu telepon Mas Yasa dulu, nanti kalau dia menyuruh kami membukakan pintu, baru kami buka," ujar Pak Dika.

Ivy berdecak pelan, "Masalahnya, saya tidak punya nomor telepon Yasa."

Kedua satpam sama-sama mengernyit. "Nomor teleponnya saja tidak punya, tapi bisa ngomong ada masalah urgent. Kamu mau nipu kami ya?"

"Sumpah Pak, saya gak nipu. Saya harus bertemu Yasa malam ini juga." Ia harus mengatakan pada Yasa jika besok tidak perlu datang untuk tes DNA. Seperti yang ia katakan di awal, ia tak minta tanggung jawab. Dia tak mau dianggap penipu disini, menjebak laki-laki demi mendapatkan uang 1 milyar. "Tolong Pak, please, izinkan saya untuk bertemu Yasa. Kalau memang saya tak boleh masuk, tolong minta Yasa yang keluar."

"Haduh Mbak, udah deh, mending besok pagi aja. Tolong Mbak, kami ini kerja, dan peraturan disini, yang buat majikan, kami tidak mau kena masalah."

"Saya tidak akan masuk Pak, tapi tolong, kasih tahu Yasa, Ivy menunggunya di luar," Ivy mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada. "Tolonglah, Pak," ia terus mengiba.

Kedua satpam tersebut saling tatap, bingung untuk membuat keputusan. Pak Narto melihat ke atas, tepatnya ke kamar Yasa yang masih terlihat lampunya menyala, ia lalu mengangguk pada Dika.

"Baiklah, tunggu sebentar." Dika lalu masuk ke dalam rumah untuk memberi tahu Yasa.

"Hah, siapa?" Yasa takut salah dengar saat Dika bilang, ada perempuan bernama Ivy yang mencarinya.

"Ivy Mas, namanya Ivy."

Yasa langsung bergegas keluar.

1
Siti Dede
Serasa disambar petir tante Alice Tembok
Oma Gavin
wkwkwk Alice kalah gercep sama Ivy jadinya yg dapet yasa yg berani jebak hingga hamil, maaf ya alice ternyata jodohnya ivy
lyani
nggak usah mencak2 Al.....kalian memang blm jodoh
Ayesha Almira
sejauh apapun kt syng,kagumi..klo blm jodah mo d kt pa,smga alice lapang dada...
lyani
lupa nya ketinggalan Thor....Ampe kaget bacanya
Hani Ekawati
Jederr....
lyani
o iy y...anak Jonathan Aline ini....baru konek😂
Hani Ekawati
Aduh deg degan, Alice pasti patah hati 😭
sikepang
apa yumi menikah lagi y???? yg tabah y alice ayang mu dh punya calon istri 🤭
Hani Ekawati
Gimana engga makin subur, sebelum makan nyemil dulu 😂🤭
Dew666
💃💃💃💃💃
Dew666
Kok sedih ya liat Alice
Lisa Faris
kak lanjutkan, aku mau lihat alice patah hati (jahat banget aku ya) 😋😋
sakura🇵🇸
nggak bisa digantung gini😭😭😭 plis nambah satu lagi ya🤭😄 nglonjak dikit gpp lah ya,meskipun udah panjang tapi tetep kurangggg
Turwaty suketi
Orang ke 3 nya sepupu.
yg jahat bapaknya ivy
Rida Arinda
Alice😲😲😲
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ
hahhhh akhirnya alice tahu sendiri dari mulut yasa, lebih cepat lebih baik lah. meski rasanya nyesekk, biar alice tak terlalu banyak berharap sama yasa. apalagi sebentar lagi yasa akan menikah, kalau alice tidak secepatnya tahu malah bahaya.
ɴɪɴɢ_ɑʀɑ: Makanya itu, kejujuran yasa yang tidak berbelit-belit saya acungi jempol. dia langsung mengatakan secara langsung di depan alice, kalau ivy calon istrinya.
total 4 replies
sakura🇵🇸
setelah ini juara satu nyebelin dimana alice adalah yasa🙈🙊🙉
Anjellita
aduh el
sakit hati nya sampai kesini lo el
Mamah Nisa
yasaaaa....kok langsung bilang gitu.....patah deh hati el....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!