Ye Fan, pemuda 15 tahun dari Klan Ye—klan kelas tiga di Kota Pelangi—dikenal sebagai anak ajaib dalam seni pedang. Namun hidupnya hancur ketika klannya diserang oleh puluhan pendekar tingkat ahli yang mengincar pusaka mereka, Pedang Giok Langit.
Seluruh klan terbantai. Hanya Ye Fan yang selamat.
Dengan luka di jiwanya dan kemarahan yang membakar hatinya, ia bersumpah untuk menjadi lebih kuat, merebut kembali Pedang Giok Langit, dan membalaskan dendam Klan Ye yang telah musnah.
Ikuti perjalanan Ye Fan di PENDEKAR PEDANG Halilintar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Ledakan Yang Mengejutkan
Wanita Pendekar Ahli dari Organisasi Dewa Ular itu mengaum marah, suara rendahnya bergema seperti binatang buas yang tersinggung berat. Matanya menyala liar ketika ia sadar ada bantuan di belakang Ye Fan. Ekspresi wajahnya berubah dari permainan ke niat membunuh yang jelas.
“Kau akan tahu kekuatan Pendekar Ahli sejati, bocah!” raungnya, rahangnya mengeras.
Ia menjejak tanah dan melompat tinggi. Kipas pusakanya berputar—gerakan lengannya cepat, presisi, penuh kebencian.
Jurus Angin Racun Penghancur Jiwa!!
Pusaran angin di sekitar tubuhnya membesar menjadi badai ungu-hitam. Udara bergetar … aroma racun menusuk hidung … dan tekanan spiritualnya membuat tanah bergetar samar.
Dua sosok melompat dari balik batu.
Liu Fang—rahang terkunci, mata melebar menilai bahaya—langsung menghentakkan kakinya dan mengibaskan pedangnya. Badai bilah angin melesat dari ujung pedangnya, berderak menghantam badai racun yang mendidih.
Ma Yue mengatupkan kedua telapak tangannya. Napasnya berat, mengembun. Ia mengarahkan kedua tangannya maju, meluncurkan gelombang air. Raut wajahnya menegang ketika racun membubarkan setengah serangannya hanya dengan sentuhan.
Wanita itu melirik sekilas. Ada kedutan marah di sudut matanya.
Namun tepat saat itu…
Lu Xueqi Terjatuh
Ye Fan merasakan hawa aneh. Ia menoleh.
BRUK!
Lu Xueqi terjatuh. Mata Ye Fan langsung membesar.
"Lu Xueqi!?"
Ia berlutut cepat. Wajah Lu Xueqi pucat, bibir dan area sekitar matanya membiru. Tubuhnya bergetar hebat. Tangannya meraih udara, berusaha bernapas. Racun itu menembus pertahanan esnya.
"Sialan…" suara Ye Fan parau, tercekik kemarahan dan panik.
Tanpa pikir panjang, Ye Fan menggendongnya dan berlari ke balik batu besar. Pergerakannya cepat, tergesa, napasnya memburu.
Ia mengeluarkan ramuan termahal yang dia punya. Tangannya sedikit gemetar—bukan takut, tapi marah dan cemas.
Ia menyiapkan ramuan itu di mulutnya.
Tanpa peduli bibir mereka bersentuhan dengan bekas racun, Ye Fan memberikan ramuan itu langsung dari mulutnya.
Bukan romantis. Ini seperti prajurit yang menyalurkan napas terakhir demi menyelamatkan rekannya.
“Bertahanlah…” bisiknya. Mata Ye Fan keras, sorotnya fokus, dingin, nyaris brutal karena tekadnya untuk tidak membiarkannya mati.
Ia merasakan tubuh Lu Xueqi sedikit mereda, racun mulai distabilkan. Dengan satu tarikan napas panjang, ia berdiri lagi.
Saat kembali, Ye Fan membelalak.
Liu Fang terhuyung, tangan kirinya mati rasa. Racun menyebar di lehernya seperti urat hitam yang merayap.
Ma Yue terjatuh ke satu lutut. Ia menggertakkan gigi, mencoba tetap berdiri, tapi racun membuat tubuhnya gemetar hebat.
“Mereka ... terkena racun!?” Ye Fan menggeram, suara rendah penuh rasa bersalah dan kemarahan.
Wanita Ahli itu tersenyum bengis. Tatapannya meremehkan. Ia meluncurkan gelombang racun baru, lebih pekat, lebih mematikan.
"Rasakan ini!" Raungnya, sembari mengibaskan Kipas Pusaka miliknya.
Ye Fan mengayunkan Pedang Fenglei.
BAMM!!
Badai Penghakiman berbenturan dengan gelombang racun. Ledakan besar itu menekan udara keluar dari paru-paru semua orang. Tanah retak. Batu terlempar.
Ye Fan menutup wajah, giginya terkatup. “Ini tidak ada habisnya!” desisnya.
Wanita itu tak kunjung melemah.
Ye Fan mengeram rendah—sebuah keputusan kejam terbentuk di matanya.
Ye Fan Mengambil Keputusan Akhir
Ia menarik semua Tenaga Dalam Emas Puncaknya. Tubuhnya bergetar, pembuluh darah menonjol, aura petir mengerikan membungkus tubuhnya.
Ma Yue berbisik lemah, “Ye Fan … jangan…”
Liu Fang memekik kecil, “Jangan bodoh! Racunnya—kau tidak akan selamat!”
Ye Fan menatap mereka sekilas.
“Kalau tidak kulakukan, kita semua akan mati.”
Itu saja.
Ye Fan Menerjang Badai Racun
Dengan raungan penuh tekad:
“AKU TIDAK AKAN KALAH!!”
Ye Fan menerjang badai racun ungu-hitam.
Angin itu merobek pakaiannya. Racun membakar kulitnya seketika, membuatnya mengerang. Urat-urat hitam muncul di lengannya. Tubuhnya seperti diguyur lahar beracun.
Tapi ia terus berlari.
Petir dari Fenglei membungkusnya seperti sayap dewa. Setiap langkahnya memecah badai, meski sebagian racun tetap masuk ke meridiannya.
Wanita itu kaget—untuk pertama kalinya ia mundur setengah langkah.
“Apa—!?”
Terlambat.
JLEB!!
Pedang Fenglei menembus dada wanita itu. Cahaya petir meledak dari luka itu, memusnahkan organ dalamnya.
Tubuh wanita itu menegang. Bibirnya bergetar. Matanya membesar, penuh ketidakpercayaan.
“Kau … bocah … kau benar-benar … nekat…”
Ye Fan mencabut pedangnya sambil terhuyung. Napasnya berat. Racun sudah menyerbu seluruh tubuhnya. Ia jatuh berlutut … lalu ambruk tepat di samping tubuh wanita itu.
Wajahnya pucat, tubuhnya gemetar, dan darah hitam mengalir dari bibirnya.
Tapi...
Musuh utama telah mati.
Dunia nyata seolah runtuh saat Ye Fan ambruk, tubuhnya terbakar oleh racun. Namun, kesadarannya tidak padam. Sebaliknya, jiwanya tertarik ke dalam sebuah ruang khusus yang terasa hampa namun memiliki kenyamanan yang aneh.
Ketika Ye Fan menoleh, ia terkejut hingga jantungnya serasa berhenti berdetak. Di belakangnya berdiri seekor Harimau Putih (Baihu) raksasa, tingginya mencapai puluhan meter, memancarkan aura primal yang menghancurkan. Bulunya seputih salju, dan matanya memancarkan kebijaksanaan kuno.
Ye Fan menelan ludah, seluruh tubuhnya kaku. "M-matilah aku," gumamnya.
Tiba-tiba, Harimau Putih itu tertawa. Suaranya bergemuruh seperti guntur yang jauh.
"Sungguh menarik," ujar Baihu. "Aku tidak menyangka jiwaku akan memilih bocah kecil yang begitu nekat sepertimu. Bocah, siapa namamu?"
Ye Fan langsung tersadar—ini adalah Baihu, makhluk legendaris yang menghuni Pedang Petir Fenglei!
"Ye Fan," jawabnya, suaranya kini kembali tegas.
"Kau bocah yang sangat beruntung, Ye Fan," kata Baihu, suaranya melembut. "Pedang Petir Fenglei telah memilihmu sebagai tuan baru. Tetapi ini bukan hanya tentang pedangnya. Di dalam pusaka ini, tersimpan serpihan kekuatan sisa milikku. Meskipun hanya serpihan, itu akan berguna bagi Pendekar mana pun di dunia ini."
Baihu kemudian memerintahkan, "Sentuh kakiku, dan terima warisan terakhir ini."
Ye Fan, tanpa ragu sedikit pun, mengulurkan tangannya dan menyentuh kaki raksasa Baihu. Seketika itu juga, cahaya putih kebiruan yang sangat terang memancar, mengalir dari Baihu, menembus ruang hampa, dan masuk langsung ke inti jiwa Ye Fan.
Di dunia nyata:
Liu Fang dan Ma Yue, yang terluka parah, melihat tubuh Ye Fan tiba-tiba disambar oleh petir berwarna putih kebiruan yang sangat kuat yang berasal dari Pedang Fenglei di tangan Ye Fan. Mereka berdua terkejut dan ketakutan, mengira tubuh Ye Fan sedang dihancurkan oleh energi pusaka itu.
KREKK! BOOOM!
Bukannya hancur, petir itu bekerja sebagai energi pemurnian tertinggi. Racun yang menggerogoti Ye Fan sembuh sepenuhnya dalam hitungan detik. Bukan hanya itu, Tenaga Dalam Ye Fan yang baru saja diperkuat oleh Permata Iblis dan Inti Jiwa elemental kini meledak tak terkendali.
Ye Fan mengalami peningkatan Ranah yang dahsyat.
Gelombang energi spiritual yang menghancurkan memancar dari tubuh Ye Fan, membuat Puncak Naga bergetar.
Pendekar Emas Puncak - Pendekar Ahli Awal - Pendekar Ahli Menengah - Pendekar Ahli Puncak!
Ye Fan melompat langsung dari puncak Ranah Emas ke Ranah Pendekar Ahli Puncak! Kekuatan yang setara dengan serpihan Baihu telah mendorongnya melewati batas Ranah secara instan.
Ye Fan membuka matanya. Pedang Petir Fenglei kini terasa seperti perpanjangan tangannya, dan Tenaga Dalam Ahli Puncaknya yang baru terasa tak terbatas. Pakaiannya robek-robek akibat ledakan energi itu.
Ia tidak membuang waktu untuk merayakan. Ia langsung menghampiri mayat wanita Pendekar Ahli dari Organisasi Dewa Ular yang terpental jauh akibat Petir Baihu.
Dengan cepat, Ye Fan mengambil Cincin Ruang wanita itu. Instingnya mengatakan bahwa wanita kejam yang berurusan dengan racun pasti menyimpan penawar.
Dan benar saja, di dalam Cincin Ruang yang penuh dengan harta dan sumber daya Ahli, Ye Fan menemukan botol kecil berisi cairan transparan—Penawar Racun Kelas Ahli yang sering digunakan wanita itu untuk dirinya sendiri atau sebagai alat barter.
Ye Fan bergegas menghampiri Liu Fang dan Ma Yue, yang masih mengerang kesakitan dan kedinginan akibat racun.
"Ini," kata Ye Fan, meneteskan penawar itu ke mulut mereka berdua.
Dalam hitungan detik, warna biru di bibir mereka memudar. Energi racun yang melumpuhkan itu hilang seketika, dan mereka bisa bernapas lega.
Liu Fang dan Ma Yue menatap Ye Fan. Mereka melihat seorang Pendekar Ahli Puncak berdiri di hadapan mereka, dikelilingi oleh aura Petir yang bergemuruh. Ye Fan, pahlawan mereka, telah berubah total.