GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN
Suara tuts piano menghiasi ruangan bernuansa biru langit, terdengar alunan musik Aelion harp chopin etude o.p.25 no.1 mengalun indah. Jari lentik menari di tuts piano dengan cepat, siapapun yang mendengarkan alunan nada itu akan terhanyut ke dalamnya.
Gadis dengan rambut hitam legam di kuncir kuda itu memainkan piano dengan senyum menghiasi bibirnya, ia memainkannya dengan tenang dan damai. Mata hazel berbulu mata lentik itu sesekali memejamkan mata menikmati nada bertempo cepat yang beralun indah ditelinga. Permainan menakjubkannya diakhiri dengan senyum penuh kepuasan.
Mata indahnya terbuka secara perlahan, senyumnya masih mengembang. Ia menghembuskan nafas. "Aelion Harp selalu indah." Gumamnya.
Getaran ponsel mengalihkan atensinya, tangan ramping terulur meraih ponsel di meja samping. Bibirnya terangkat setelah tahu siapa yang menghubunginya, dengan cepat ia angkat telfon itu.
"Hallo Sayang." Sapanya.
"Kamu di mana? Bisa ketemu sekarang? Aku mau ngomong penting." Suara seseorang pria di seberang sana.
"Aku di rumah, mau ketemu dimana?" tanya gadis itu.
"Di tempat biasa aja." Balas pria tersebut.
"Baiklah, aku siap-siap sebentar kalau begitu gitu." Gadis itu bangkit dari duduk berjalan menuju pintu keluar.
"Langsung ketemu di sana, sampai jumpa."
"Iya Sayang."
Setelah panggilan berakhir gadis itu langsung menuju kamarnya. Ia mencuci muka lalu berganti pakaian terlebih dulu. Gadis itu menatap dirinya di cermin, ia menggerai rambut hitam panjangnya.
Tangannya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan lalu mencatok nya sebentar memberikan efek curly, kemudian mengambil liptint dan memolesnya pada bibir pink nya. Ia tersenyum memandang cermin.
"Perfect."
Gadis itu berbalik mengambil Sling bag lalu memakainya, tak lupa ia masukkan dompet dan ponsel ke dalamnya.
Kemudian ia keluar kamar melangkah menuju lift untuk turun ke ruang utama, pintu lift terbuka. Di sana terlihat seorang pria yang menatap ke arahnya dengan melambaikan tangan.
Matanya membulat sempurna setelah melihat pria itu, dengan cepat ia berlari dan memeluknya.
"Abang kapan pulangnya, aku kangen tahu." Gadis itu mendongak menatap wajah cowok itu.
"Tadi malam princess. Abang juga kangen sama kamu." Tangan cowok itu mencubit hidung mancung sang gadis.
"Kenapa gak bilang." Ia mengerucutkan bibirnya lucu.
Cowok itu terkekeh pelan. "Biar jadi kejutan dong."
Gadis itu melepaskan pelukannya, ia menatap cowok itu dengan tajam tapi malah terlihat lucu.
"Kenapa Bang Leo jadi nyebelin." Ia bersedekap dengan bibir yang masih mengerucut.
Leo mengelus lembut rambut halus gadis itu, "Jangan marah dong princess, nanti Abang beliin coklat deh."
Mata gadis itu berbinar cerah. "Beneran ya? Awas aja Abang bohong."
Leo terkekeh gemas. "Iya beneran princess."
Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Oke kalau begitu."
"Kamu mau kemana princess?" Tanyanya penasaran.
Gadis itu tersentak, ia memukul pelan keningnya. "Ahh lupa, mau ketemu sama Artur. Abang sih ngajak ngobrol, jadi lupa kan."
Leo menggelengkan kepalanya. "Bisa-bisanya Abang yang disalahin. Kamu mau berangkat sama siapa? Abang anter ya?" Tawarnya.
Gadis itu berpikir sejenak. "Gak usah Abang, Aku mau berangkat sendiri aja."
"Beneran?" Tanya Leo memastikan.
"Hmm. Abang di rumah aja nemenin Oma, kasian Oma sendirian. Opa kan masih di Perancis sekarang." Ucapnya.
Leo menghembuskan nafasnya pelan, "Yaudah kamu hati-hati ya princess. Langsung pulang nanti, gak usah lama-lama."
"Iya Abang. Aku pergi dulu." Gadis itu mengecup pipi Leo sekilas. Lalu berlari pelan menuju garasi mengambil mobilnya.
"Catherine sayang jangan lari-lari." Teriak Leo.
Sesampainya di garasi, dengan cepat ia menaiki mobilnya. Ia melihat jam tangannya menunjukkan pukul empat lebih dua puluh lima menit.
"Semoga Artur gak kelamaan nunggunya."
Gadis itu langsung menancap gasnya cepat, ia khawatir sang kekasih menunggu dirinya terlalu lama.
...----------------...
Sebuah mobil mewah Mercedes-Maybach Exel ero memasuki halaman cafe. Seluruh atensi pengunjung berpusat pada mobil mewah yang baru saja terparkir apik di sana. Siapa kira-kira pemilik mobil mewah yang hanya diproduksi 1 unit di seluruh dunia itu?
Pintu mobil dibuka, yang pertama terlihat adalah kaki jenjang yang menapak pelataran parkiran. Seorang gadis cantik keluar dari mobil dengan anggun, semua orang terkejut dan terperangah melihatnya.
Catherine memandangi cafe La Benta tempatnya bertemu dengan sang kekasih. Ia tersenyum tipis lalu merapikan sedikit rambutnya yang terkena angin.
Ia melangkah memasuki cafe, semua mata mengikuti setiap langkah gadis cantik itu yang menuju lantai dua, yang terdiri dari beberapa ruang privat, dirinya dan Artur memang sudah biasa memesan ruangan privat ini untuk berkencan.
Catherine membuka pintu ruangan itu, ia tersenyum melihat sang kekasih sudah duduk menunggunya.
"Sayang, maaf kamu pasti menunggu lama." Catherine duduk di hadapan Artur sambil menaruh Sling bag nya di kursi sebelah.
Artur tersenyum tipis. "Tidak masalah, aku juga baru sampai."
Catherine menatap lembut dan tulus Artur. "Jadi ada hal penting apa?"
"Nanti saja bicaranya, kita makan dulu." Artur mendekatkan spaghetti bolognese ke arahnya.
"Baiklah." Catherine tersentuh melihat Artur yang selalu mengingat makanan kesukaannya.
Mereka berdua makan dengan tenang tanpa ada pembicaraan. Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang menghiasi ruangan itu.
Setelah menghabiskan makanannya, Artur menatap sang pacar yang duduk di hadapannya.
Catherine menatap penasaran. "Ada apa Artur?"
Artur menghela nafasnya kasar, matanya menatap tepat mata hazel gadis cantik itu. "Aku mau kita putus."
Catherine mengerjap, senyumnya luntur seketika. "Putus? Tapi kenapa Ar, bukannya kita baik-baik aja?" Ia menatap bingung Artur.
Artur memberikan tatapan jengah padanya. "Kita gak ada kecocokan."
Catherine mengerjap. "Gak ada kecocokan kamu bilang? Kita pacaran udah dua tahun Ar. Dan kamu baru bilang ga ada kecocokan sekarang, kamu bercanda? Kenapa gak sejak awal aja?"
Mata Catherine berkaca-kaca, ia tidak menyangka Artur akan membuat alasan seperti itu untuk memutuskannya.
"Lo terlalu kaku Catherine, gue bosen lama-lama. Lo emang cantik tapi membosankan." Artur menatap remeh ke depan.
Catherine tersenyum getir, bahkan sekarang Artur mengganti panggilannya padanya. "Kamu bilang apa Artur? Bosan?" Ucapnya lirih.
"Ya. Lo terlalu kolot Cath, Lo pikir gue gak bosen pacaran cuma pegangan tangan aja? Gue butuh cewek yang sedikit agresif seperti Liona."
Catherine tersentak mendengar itu. "Maksud kamu?"
"Gue lebih suka Liona daripada Lo. Gue nyesel kenapa gak dari dulu aja gue pilih Liona, ya gue akuin Lo emang lebih cantik dari Liona. Tapi Liona gak ngebosenin kaya Lo! Dia tahu apa yang gue butuhkan." Ucap Artur tanpa rasa bersalah.
Ia tidak bisa berkata-kata mendengar ucapan Artur, bagaimana bisa Artur membandingkan dirinya dengan Liona sahabatnya sendiri.
"Artur kamu gak serius kan? Kam-" ucapannya terhenti ketika pintu ruangan itu dibuka oleh seseorang.
Catherine menoleh ke arah pintu, di sana ada seorang gadis yang dibicarakan Artur masuk ke dalam ruangan mereka.
"Liona, kamu..."
"Oh hai Cath, sorry ganggu. Gue mau jemput pacar gue." Liona menatap acuh pada Catherine.
Catherine melihat ke arah Liona yang sudah merangkul mesra lengan Artur. Ia paham sekarang dan mencoba mengontrol emosi yang akan meledak.
"Jadi kalian selingkuh di belakang aku?" Tanyanya dengan menatap Artur dan Liona dengan tatapan nanar.
Liona tertawa remeh. "Baru sadar Lo?"
Catherine terdiam kaku, dengan perasaan sakit dan tidak menyangka. "Kenapa kamu tega lakuin ini Liona? Apa salah aku? Apa arti persahabatan kita selama ini Liona?"
"Gue gak pernah anggap Lo sahabat, dari dulu. Lo tanya salah apa? Bodoh. Gue benci sama Lo yang terlalu sempurna. Semua perhatian selalu tertuju ke Lo, gue gak suka jadi bayang-bayang."
"Dan gue semakin benci saat Lo udah rebut Artur dari gue, selama ini gue suka sama Artur tapi Lo malah pacaran sama Artur."
Catherine terperangah. "Aku gak tahu kamu suka sama Artur, kamu gak pernah cerita sama aku."
Liona berdecih. "Seharusnya Lo paham tanpa gue bilang Cath. Lo aja yang gak mau memahami gue."
"Kamu kira aku bisa baca pikiran kamu Liona? Seharusnya kamu bilang. Aku selalu mengatakannya padamu akan selalu dengerin semua cerita kamu, tapi kamu sendiri yang gak mau cerita Liona. Jadi dimana salah aku?!" Catherine tidak paham bagaimana jalan pikiran Liona.
"Gue gak peduli, yang penting sekarang Artur milik gue." Ucap Liona dengan wajah bangga.
Catherine kehabisan kata-kata, ia mendongak ke atas mencegah air matanya turun. Ia tidak mau dianggap lemah. "Kalian tega lakuin semua ini. Setelah apa yang kita lalui bersama?"
Ia menghembuskan nafasnya dan menatap Artur yang ada di hadapannya. "Sedangkan kamu Artur, aku udah percaya banget sama kamu. Aku tulus sama kamu Artur, tapi apa balasan kamu?! Hah!!"
Liona melirik Catherine. "Lagian Lo terlalu kolot sih, yang dibutuhkan Artur itu gue bukan Lo. Cuma gue yang bisa puasin Artur, Jadi bukan salah gue kalo Artur berpaling dan gue rebut kembali apa yang seharusnya jadi milik gue."
Catherine terkekeh miris pada Liona. "Gapapa kamu anggep aku kolot. Setidaknya aku gak murahan kaya kamu Liona! Aku masih punya harga diri, aku gak pernah menggoda pacar orang seperti kamu."
Liona melotot ke arahnya. "Lo!!"
"Jaga ucapan Lo Catherine!" Bentak Artur.
Catherine menatap tajam ke arah mereka. "Apa yang salah dari ucapan aku? Emang bener kan?! Kalo Liona gak murahan dia gak mungkin tega melakukan ini!"
Ia mencoba mengatur kembali nafasnya, lalu melangkah mendekati Liona. "Liona aku menyesal mengenalmu, kamu tega nusuk aku dari belakang, sekarang persahabatan kita cukup sampai di sini."
"Kamu ambil aja Artur, aku ikhlas. Sampah emang harus dibuang ke tempatnya bukan?" Catherine menepuk pipi Liona pelan lalu tersenyum manis ke arah mereka.
"Mari jangan bertemu lagi di masa depan."
Setelah mengatakan itu ia langsung pergi meninggalkan ruangan menyesakkan sebelum mendengar ocehan tidak berguna dari mereka.
Catherine masuk ke dalam mobil dan langsung pergi meninggalkan cafe tersebut. Air matanya luruh seketika, ia tidak bisa menahan isakan. Kemudian ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dan menangis.
"Apa salah aku? Kenapa semua ini terjadi padaku?" Lirihnya pelan.
"Persetan dengan kisah cinta selama dua tahun dan persahabatan yang sudah aku jalani." Catherine tertawa miris ditengah tangisannya.
"Aku benci kamu Artur."
Catherine memejamkan matanya, ia membiarkan air mata mengalir begitu saja. Hatinya masih merasa sesak mengingatnya. Kenapa ia tidak sadar? Kemana saja dirinya selama ini?
Ia menarik nafasnya dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan, dan menyeka air matanya dengan kasar. "Aku gak boleh nangis lagi, ngapain nangisin mereka." Ia terdiam sebentar lalu tangannya memukul dadanya dengan perlahan.
"Tapi rasanya sakit banget di sini."
Setelah beberapa saat menangis, Catherine mengambil tisu dan membersihkan wajahnya. Ia membenarkan tampilannya yang sedikit berantakan, lalu ia kembali mengemudikan mobilnya untuk pulang. saat ini tubuhnya butuh istirahat, perasaannya sedang tidak baik-baik saja saat ini.
...----------------...
Catherine dan Artur adalah pasangan fenomenal di Galaxy High School. Catherine dan Artur primadona di sekolah, siapapun pasti mengenal mereka.
Terlebih lagi Catherine merupakan selebgram dan model ternama di New Zealand, wajahnya selalu terpampang di majalah ternama, menjadi Brand Ambassador kosmetik maupun fashion.
Catherine menjadi ikon kecantikan dan panutan di Galaxy High School. Ia dan Artur menjalin hubungan sejak kelas 11 di musim pertama. Semenjak berita kencannya dan Artur tersebar, popularitas Artur pun meningkat. Bahkan Artur bisa menjadi seorang model karena telah berpacaran dengannya.
Catherine memang sangat terkenal dikalangan selebritis dan juga produser, banyak dari mereka yang ingin bekerjasama dengannya. Tapi ia tidak mau mengambil projects mereka.
Hubungan Catherine dan Artur terjalin baik-baik saja, mereka tidak pernah bertengkar hebat. Ia selalu pengertian pada Artur, ia selalu menjadi garda terdepan untuk Artur.
Catherine juga tidak masalah dengan kesibukan Artur, ia malah senang dan selalu mendukung apapun yang Artur lakukan.
Artur memutuskan mengambil projek menjadi aktor. Catherine yang mengetahui itupun semakin bangga dengan Artur, ia selalu menemani dan membantu Artur memilih projects yang menurutnya bagus.
Karena kesuksesan keduanya, banyak yang merasa iri dengan mereka, termasuk Liona sahabat Catherine.
Liona Azalea Lubis, sahabat satu-satunya di Galaxy High School. Tidak ada yang berani berteman dengannya, mereka terlalu minder jika berdekatan dengan Catherine, tapi Liona tidak.
Liona iri dengan apapun yang Catherine punya. Kecantikan, kekayaan, popularitas. Liona ingin semua yang dimilikinya, ia pun mulai mendekati Catherine dan bersikap baik selayaknya sahabat.
Tidak ada yang tahu niat buruk Liona dibalik sikap baiknya pada Catherine, dengan menjalin persahabatan membuat popularitas Liona meningkat. Tapi ia tidak puas, ia ingin lebih populer lagi, ia ingin menjadi yang pertama dan satu-satunya.
Liona semakin membenci dia yang berpacaran dengan Artur, sudah sejak lama Liona menargetkan Artur untuk menjadi pacarnya, tapi gagal karena ada Catherine.
Liona yang gelap mata pun melakukan segala cara untuk menjatuhkan Catherine, ia mulai mendekati Artur di belakangnya. Liona tahu selama ini Catherine dan Artur hanya sebatas pelukan, juga berpegangan tangan.
Ia juga tahu sebenarnya Artur menginginkan lebih dari Catherine tapi tidak bisa, apalagi sekarang Artur menjadi aktor pemula, Artur sudah terbiasa dengan dunia malam bersama teman aktor lainnya.
Liona mulai menggoda Artur, diam-diam ia mengikuti Artur ke club malam langganannya. Artur yang butuh kepuasan pun mulai tergoda dengan Liona, dari sanalah semua perselingkuhan berawal.
Artur dan Liona selalu menghabiskan waktu berdua di belakang Catherine, bahkan Artur membeli Apartemen baru agar bisa tinggal bersama Liona.
Di sekolah Liona dan Artur bersikap biasa saja, tapi di luar mereka akan bermesraan. Catherine tidak sadar dengan perselingkuhan mereka, hingga akhirnya hari ini semua terungkap.
Artur secara terang-terangan mengakui perselingkuhannya dengan Liona. Artur merasa sudah bosan dan tidak membutuhkan Catherine lagi, sekarang popularitas Artur sudah meningkat pesat, jadi tidak masalah memutuskannya.
Hancur adalah gambaran perasaan Catherine saat ini, siapa sangka pacar dan sahabatnya berselingkuh di belakangnya.
Semua kebaikan Catherine dibalas pengkhianatan oleh keduanya, Ia tidak bisa berkata-kata lagi. Dirinya terlalu hancur mendapat kenyataan pahit ini.
Catherine butuh waktu untuk menyembuhkan luka dihatinya, disakiti oleh dua orang yang ia sayangi sekaligus membuat hancur perasaannya. Ia masih tidak menyangka mendapatkan luka sebesar ini dari mereka.
Yang perlu Catherine lakukan sekarang menenangkan diri, ia tidak akan diam begitu saja. Tentu saja dirinya akan membalas semua perbuatan Artur dan Liona, tapi tidak sekarang. Ia butuh waktu untuk menyiapkan dirinya bisa berdiri tegak lagi, tunggu saja.
(*)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
swaggy
Bagus banget! Aku jadi kangen sama tokoh-tokohnya 😍
2025-03-04
1