NovelToon NovelToon
PEWARIS DEWA NAGA SEASON 2: ETERNAL BLOSSOM

PEWARIS DEWA NAGA SEASON 2: ETERNAL BLOSSOM

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:70.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: SuciptaYasha

🏆Sekuel Pewaris Dewa Naga🏆

Tujuh tahun setelah perang besar, kedamaian di Benua Feng hanyalah ilusi. Dunia di luar perbatasan telah jatuh ke tangan iblis, dan seorang pria asing muncul membawa rahasia besar. Dunia jauh lebih luas dari yang mereka kira, dan apa yang tersembunyi di balik kabut sejarah mulai terungkap—termasuk rahasia tentang asal-usul Liang Fei sendiri.

Siapa sebenarnya orang tuanya? Apa kaitannya dengan Pemimpin Sekte Demonic? Dan bisakah Zhiyuan, murid yang terjatuh dalam kegelapan, masih bisa diselamatkan?

Dengan persekutuan lama yang diuji, musuh baru yang lebih kuat, dan petunjuk yang mengarah ke dunia yang terkubur dalam sejarah, Liang Fei harus meninggalkan takhta dan melangkah ke medan pertempuran yang lebih besar dari sebelumnya.

Dunia telah berubah.
Dan perang yang sesungguhnya baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2 Sisi Lain Kaisar: Arti Menjadi Seorang Ayah

Di dalam kamar yang luas dan nyaman, cahaya lentera berpendar lembut, menciptakan suasana tenang. Samar-samar, aroma melati menguar di udara, membawa ketenangan yang menyelimuti malam.

Seo Fei duduk di depan cermin besar berbingkai emas. Gaun sutra putih membalut tubuhnya, sementara rambut peraknya tergerai panjang, berkilauan di bawah cahaya bulan yang menyelinap dari jendela. Jemarinya bergerak pelan, menyisir helaian rambutnya dengan penuh ketelitian. Suara lembut antara sisir dan rambut mengisi keheningan kamar.

Pantulan cermin memperlihatkan sesosok pria yang baru saja memasuki ruangan. Liang Fei, Kaisar Benua Feng, melangkah mendekat dengan gerakan tenang.

Rambut putihnya yang dulu panjang kini lebih pendek, memberi kesan tegas namun tetap elegan. Mata emasnya berkilauan seperti permata, menyimpan kebijaksanaan, kekuatan, dan ketenangan yang hanya ia tunjukkan kepada istrinya.

Tanpa suara, ia berdiri di belakang Seo Fei, kemudian melingkarkan lengannya di pinggang istrinya. Ia memejamkan mata, membiarkan dirinya larut dalam kehangatan yang selalu menenangkannya.

"Kau terlihat lelah," ujar Seo Fei, suaranya selembut angin malam.

Liang Fei menghela panjang. "Rapat itu membosankan," gumamnya. "Aku lebih suka berada di sini bersamamu."

Seo Fei meletakkan sisir di atas meja, kemudian menggenggam tangan suaminya. "Kalau begitu, berhentilah bekerja terlalu keras. Setidaknya, luangkan lebih banyak waktu untuk Xi’er."

Liang Fei membuka matanya. "Xi’er…"

"Dia mengagumimu," lanjut Seo Fei. "Setiap hari, dia selalu bercerita tentang bagaimana dia ingin menjadi sepertimu."

Liang Fei terdiam. Sejenak, ia tampak seperti seseorang yang sedang berusaha memahami sesuatu yang asing baginya.

"Aku tidak tahu bagaimana caranya menjadi seorang ayah," ucapnya pelan.

Seo Fei meremas tangannya, mencoba memberi kehangatan. "Kau hanya perlu bersamanya. Itu sudah cukup."

Tatapan Liang Fei menerawang ke arah cermin. "Aku ragu itu cukup... Aku tidak memiliki ayah atau ibu. Kakek memungutku saat aku masih kecil. Katanya, orang tuaku tewas diserang bandit. Tapi… dia tak pernah menunjukkan dimana makam mereka. Seolah ada sesuatu yang ia sembunyikan."

Seo Fei membalikkan tubuhnya, menatap suaminya dengan lembut. Jemarinya menyentuh pipi pria itu, menarik perhatiannya. "Kau mungkin tidak tahu siapa mereka," katanya, "tapi kau bisa menjadi ayah yang lebih baik untuk Xi’er daripada siapa pun."

Liang Fei menatapnya dalam-dalam, lalu menariknya ke dalam pelukannya.

"Aku akan mencoba," bisiknya.

Seo Fei membalas pelukan itu dengan penuh kasih. "Itu sudah lebih dari cukup," ucapnya lembut.

Di luar jendela, bintang-bintang bertaburan di langit, menyaksikan dua hati yang saling menyembuhkan satu sama lain.

...

Pagi di Istana Kekaisaran Fengyin dimulai dengan ketenangan. Sinar matahari keemasan menerobos tirai sutra, menerangi ruang makan yang luas dengan pancaran hangat. Aroma teh melati dan hidangan segar memenuhi udara, menciptakan suasana yang nyaman.

Di meja panjang berhias ukiran naga emas, Liang Fei duduk dengan tenang. Berbeda dari biasanya yang selalu sibuk dengan dokumen dan urusan negara, Liang Fei kali ini benar-benar meluangkan waktu bersama keluarganya.

Di sebelahnya, Seo Fei duduk sambil menuangkan teh ke cangkirnya. Sementara itu, di seberang mereka, Xi Fei yang masih kecil duduk tegap, wajahnya penuh semangat saat menyantap makanannya dengan lahap. Sesekali, anak itu mengayunkan kakinya di bawah meja.

Setelah beberapa saat dalam keheningan yang nyaman, Liang Fei akhirnya membuka suara.

"Xi’er."

Bocah itu langsung mengangkat wajahnya. "Ya, Ayah?"

Liang Fei menaruh sumpitnya. "Bagaimana pelajaranmu di akademi?"

Xi Fei langsung menegakkan punggungnya, seperti seorang prajurit kecil. "Aku belajar banyak! Guru mengajari kami membaca, menulis, dan berhitung! Aku juga belajar tentang para kaisar terdahulu dan bagaimana mereka memimpin rakyatnya!"

Liang Fei mengangguk. "Bagus. Menjadi kuat bukan hanya soal pedang, tapi juga soal pengetahuan."

Xi Fei mendengarkan dengan antusias, meskipun dalam hatinya, ia lebih tertarik pada kisah-kisah pendekar yang mengalahkan iblis.

Seo Fei menoleh ke arah suaminya. "Sekolah yang kau dirikan membawa perubahan besar."

Liang Fei menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Pendidikan harus menjadi hak semua orang, bukan hanya mereka yang lahir dari keluarga kaya atau bangsawan. Itulah sebabnya aku mendirikan akademi untuk semua anak—pejuang, pedagang, bahkan petani."

Xi Fei menatap ayahnya dengan kagum. "Banyak temanku berasal dari desa-desa kecil. Mereka senang bisa belajar di sana."

Liang Fei tersenyum kecil. "Aku ingin setiap anak di Benua Feng memiliki kesempatan yang sama. Kita tidak hanya butuh petarung, tapi juga ilmuwan, tabib, insinyur, dan cendekiawan."

Xi Fei menelan makanannya dengan cepat saat mendengar suara ayahnya lagi.

"Xi’er," panggil Liang Fei, kali ini dengan nada lebih santai.

"Ya, Ayah?"

"Apa kau ingin pergi berburu denganku besok?"

Mata Xi Fei langsung berbinar. "Benarkah?! Aku boleh ikut berburu dengan Ayah?"

Seo Fei melirik suaminya. "Kau ingin membawa pengawal?"

"Tidak. Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengannya."

Xi Fei nyaris melompat kegirangan. "Aku pasti akan siap, Ayah!"

Seo Fei hanya tersenyum melihat kedekatan yang mulai terjalin di antara keduanya.

1
Nggenk Topan
next thor
bedul
Luar biasa
Nggenk Topan
next thor
Ajna dillah
tetap semangat
sibaweh abduh
Luar biasa
Ajna dillah
semangat dan tingkatkan kekuatan sampai puncak tertinghi
Menarik sekali cerita ini
Lanjutkan Tor
Mia Sagitarius
hmm..awalnya aja dah gak seru
Firman 20177
mantap gasss
Apakah Ibu Liang Fei adalah anak Panatua...
Rinaldi Sigar
lanjut
Sungguh cermat penilaian Liang Fei
Rinaldi Sigar
lanjut
Big Man
*Sambil nunggu, mampir yuk kak*
~Sang Pewaris Takdir~
(Novel original kolaborasi dua Author)

Update stiap hari, sudah ada 41 episode yang sudah bisa dinikmati.

Bantu di reviewnya ya kak..
Steven Umbu rawa
lanjutkan author
Pokko Pokko
kekaisaran tapi blngnya kerajaan mana yg bnar?
Pokko Pokko: kalo hanjiu masah konyol pake bahasa gaul
Caveine: iya kak, kadang nulis kalo udah buru-buru jadi nulis apa yang ada di pikiran aja. padahal biasanya sebelum upload baca ulang dulu terus revisi yang kurang. tapi kalo kasus Hanjiu itu sengaja biar nunjukin kekonyolannya 🙏
total 3 replies
Alam Naga
Bimo
Lanjutkan Thor..!! Pokoknya kelanjutan ceritanya saya tunggu, bikin penasaran soalnya.. 😁😅
Caveine: sippp 😂
total 1 replies
Bimo
Ceritanya bikin penasaran banget..!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!