NovelToon NovelToon
Doris Hart 2

Doris Hart 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perperangan / Cinta Murni
Popularitas:984
Nilai: 5
Nama Author: Febby Sadin

Sebuah kisah tentang seorang yang telah dikutuk menjadi Tua sejak lahir. Dimana segala yang melekat dalam dirinya mengandung misteri di balik apa yang membuatnya berbeda.....

Novel Doris Hart 2 ini merupakan kelanjutan kisah dari Doris Hart yang pertama.

Kutukan, Sihir dan Cinta selalu berkecimpung di dalam kehidupannya.....

Dapatkah Doris hidup dengan Uzda Masson seorang yang telah membuatnya berubah menjadi sosok manusia yang sesuai dengan usianya seperti sekarang ini?

Uzda yang di cintai nya belum pernah dapat bersama dengan Doris karena banyak hal yang menghalangi keduanya. Apakah itu? dan bagaimana kah Doris menghadapi nya?

Baca kisahnya sampai tamat! tinggalkan jejak kalian yang membaca kisah ini dengan cara dukung author melalui vote, nilai, like, subscribe, follow dan komentar.

Disarankan untuk membaca Doris Hart yang pertama dulu ya 😊

happy reading 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Glynn dan Circle

Asap mengepul tinggi menjulang ke langit, ada bongkahan yang terbakar di tengah jalan. Seketika itu angkutan umum yang mengangkut Doris dan Herman pun berhenti mendadak, hingga terdengar suara ban yang begitu menciut karena terlalu keras bergesekan dengan aspal jalan. Dan seluruh penumpang yang diangkut terdorong ke depan.

"Ada apa, tuan?" tanya Doris, seketika itu. Disusul dengan yang lain.

Sedangkan saat itu pula, yang ditanya juga kebingungan.

"Entahlah... Sepertinya ada api di depan sana!" jawabnya.

Bersamaan dengan itu seluruh penumpang pun lemas, karena tujuan mereka masing-masing tidak dapat terlaksana.

"Apakah tidak ada jalur lain selain jalan ini untuk sampai ke tempat yang sama?!" tanya salah satu penumpang.

Dan si sopir hanya menggeleng.

"Jadi... pencarian menuju Oak Park, Illionis. Benar-benar tidak bisa?... Padahal aku benar-benar ingin mencarinya disana...." keluh Herman.

Doris pun menoleh. "Bukankah kita bisa datang kesana besok?"

Wush!!

Tiba-tiba api yang dimaksud oleh si sopir tadi semakin menjadi, dan semakin berkobar menghalau semua orang yang ada disana.

Doris dan Herman, tak terkecuali orang-orang yang ada disana pun begitu terkejut. Si sopir langsung memutar arah, tapi seketika itu Doris berkata, "Tunggu dulu!!!"

Doris menyodorkan beberapa dolar pada si sopir, dan kemudian menarik keluar tubuh Herman. Si sopir hanya tercengang melihatnya.

"Tahu berbahaya, masih saja nekat keluar!!!" pekik salah satu penumpang.

Sedangkan Doris semakin berlari mendekati api sambil tetap menarik tangan Herman.

"Apa yang kau lakukan, Doris?!!" sambil menepis genggaman Doris.

Dan seketika itu Doris berkata lirih dengan tatapan ke arah api.

"Dia...."

Bersamaan dengan itu, Herman pun melihat apa yang Doris lihat.

"Circle...."

...****************...

Angin berhembus kencang, debu-debu bertebaran. Membuat ujung kerudung seorang wanita yang kini berjalan menuju rumah samping Masjid Al-'Alam pun ikut digerakkan. Tangannya menutup kedua matanya yang terus berkedip-kedip. Namun, meski seperti itu, bibirnya tak bergerak sedikitpun untuk mengumpat.

Angin yang menerbangkan debu-debu yang bisa menjadi penyebab kecelakaan. Dia terus berjalan lurus. Cerahnya sinar dari wajahnya, seolah terpancar dari hatinya seketika itu. Dia mengucap salam di depan rumah yang menjadi tujuannya. Tak lama kemudian pintu rumah terbuka perlahan.

"Waalaikumsalam..."

Dengan menatap nanar, karena debu-debu seolah menutupi pandangan orang tengah baya yang kini berdiri membukakan pintu untuknya.

Dia mencoba tersenyum, dan perlahan pula orang tengah baya di depannya itu pun mengenalinya. "Nak Houdynn ?"

Dan tanpa disadarinya, "Cepat! Cepatlah masuk! Debu-debu terus bertebaran!!!"

Houdynn pun memasuki rumah seorang ayah saudara seimannya itu, sebagaimana yang diminta oleh Thorn untuk segera masuk.

"Ada apa, nak Houdynn?... Sepertinya kedatangan mu ada hal yang ingin kau ceritakan?..." tanya Thorn. Sambil menyuguhkan teh hangat pada Houdynn.

Sambil tersenyum, Houdynn pun menjawab, "Banyak, tuan... Ada banyak hal yang ingin ku tanyakan dan ceritakan pada tuan dan Doris..."

"Mengapa kah kau masih memanggilku dengan sebutan tuan? Padahal aku ingin kau dan keluargaku tak ada jarak sedikitpun... Cobalah kau memanggilku dengan sebutan...."

"Paman Thorn....?!" ucap Houdynn, memotong.

"Ah, iya! Bolehlah!"

"Apakah Doris masih belum kembali, paman?"

Mendengar pertanyaan Houdynn, raut wajah Thorn seketika berubah. Dia pun menatap langit-langit rumahnya.

"Entahlah, nak Houdynn... Doris kini mungkin sedang melaksanakan tugas sebagaimana mestinya..."

...****************...

Langit seketika berubah menjadi kelabu, angin semakin berhembus tak keruan, disepanjang jalan pun telah sepi, semua orang bersembunyi di dalam rumah masing-masing, api yang berkobar kini hanya terlihat di miliki satu sosok yang dibenci, yang kini menjadi objeknya. Objek tatapan geram beberapa orang yang melihat ke arahnya. Bukan hanya Doris dan Herman. Tapi,

"Kak Josef!!" pekik Herman dengan lirih, hampir tak terdengar.

Doris semakin membelalak, saat tahu siapa kini yang dilihatnya. Hatinya terus bertanya, "Bukankah dia adalah orang yang telah berbincang denganku di serambi masjid Al-Ardli?"

Sedangkan orang yang telah membuat Doris bertanya-tanya itu dari tangannya tiba-tiba keluar begitu banyak pisau tajam tak berpegangan. Yang diluncurkan seketika ke arah yang tengah mengeluarkan kobaran api. Hingga membuatnya seketika kesakitan, karena kobaran api itu tiba-tiba padam.

Dan tiba-tiba pula Circle terdiam, kedua matanya terpejam, dan kedua bibirnya bergerak membaca mantra. Sedangkan Doris yang terus memperhatikan sosok yang dia rasa mengenalnya, sosok itu tiba-tiba pula langsung membelalak saat Circle mulai membaca mantra.

Sedangkan Glynn, orang yang telah diperhatikan terus oleh Doris selama kedatangannya ke tempat itu, dia tidak akan tinggal diam saja. Dia pun mulai merentangkan tangan, dan sekuat mungkin dia tak bernapas. Pikirannya terus berputar, berpikir agar dapat mengalihkan tempat.

Saat Glynn merasa tak kuat, dia pun mulai memejamkan kedua matanya, dengan tetap menahan napas dalam-dalam, harinya juga terus meyakinkan, "Kau adalah guru Circle, kau lebih kuat Glynn!! Lebih kuat dari Circle!! Meski kau bukan lah keturunan Dolken seperti Circle, tapi kau lebih tahu seluk beluk keluarga Dolken!! Kau lebih tahu segalanya!!! Kau lebih kuat!!!"

Seolah berputar lembur setiap mata yang memandang, menatap luruh ke arah dua orang yang sama-sama terpejam, putaran itu pun semakin kencang, lebih lama semakin seperti kincir angin, menerbangkan debu-debu yang telah damai di atas tanah kota Oak Park, Illionis.

Siapapun, Doris maupun Herman dan juga Josef, orang yang tengah berdiri tercengang di tempat itu pun, langsung membelalak, terheran dengan apa yang mereka saksikan.

Sedangkan Glynn, terus berusaha konsentrasi dengan apa yang dilakukannya. Perlahan, dia mulai menarik napas kembali, tanpa membuka kedua matanya, membiarkan kedua matanya terpejam, melihat dengan hatinya, dan tangannya tiba-tiba bergerak mendorong ruang udara disekitarnya, seolah mendorong hal yang nyata. Dan bersamaan dengan itu, Circle seketika terlempar jauh, seolah terdorong hal yang kuat.

Udara yang telah mendorong itu juga seolah beracun, Circle pun terkapar, tubuhnya terbentur jatuh ke tanah, kembali lagi di tempat awal dia berdiri, berada di depan tatapan Doris, Herman, dan Josef. Dan dari lubang hidung, mulut dan kedua mata merah Circle mengeluarkan darah hitam. Tangannya memegang perut, berusaha menahan sakit.

Namun meski begitu, mulutnya yang tengah mengeluarkan darah hitam itu, kedua bibirnya tetap bergerak membaca mantra yang tiada satu pun orang tahu apa yang dibacanya, hanya Glynn, orang yang sejak dahulu menjadi gurunya lah yang tahu segalanya, tahu apa yang kini dibacanya.

Glynn yang tadinya masih melayang di udara pun perlahan turun, dan dengan tatapan tajam, ke arah Circle, dari tatapannya itu dia hempaskan kekuatan. Dan dengan begitu kuat, dia keluarkan teriakan yang menghancurkan.

.

.

.

Lanjutannya besok 😚

1
Sholahuddin Bara
bagussss
Sholahuddin Bara
mantap
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
baguss author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus
Sholahuddin Bara
mantap
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus
Sholahuddin Bara
👍👍 bagus author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 😊
Sholahuddin Bara
bagus banget
Sholahuddin Bara
bagus banget author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus banget 🤗
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author 👍🏻
Sholahuddin Bara
sangat bagus author👍
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author Semakin penasaran nihh/Hey/
Sholahuddin Bara: wkwkwkwk pdo
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: gk seh GK tak Moco🤭🤭
total 3 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻👍🏻👍🏻😊
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻♥️
Sholahuddin Bara
😎👍👍👍
Sholahuddin Bara
bagus author👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!