NovelToon NovelToon
Jadi Budak Karena Hutang

Jadi Budak Karena Hutang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Fitri terpaksa bersedia ikut tuan Tama sebagai jaminan hutang kedua orang tuanya yang tak mampu mwmbayar 100 juta. Dia rela meski bandit tua itu membawanya ke kota asalkan kedua orang tuanya terbebas dari jeratan hutang, dan bahkan pak Hasan di berikan uang lebih dari nominal hutang yang di pinjam, jika mereka bersedia menyerahkan Fitri kepada sang tuan tanah, si bandit tua yang beristri tiga. apakah Fitri di bawa ke kota untuk di jadikan istri yang ke 4 atau justru ada motif lain yang di inginkan oleh tuan Tama? yuk kepoin...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menuju Kampung halaman Fitri

             "nona, anda baik baik saja?" tanya wanita pimpinan MUA itu.

               "perutku sedikit sakit, ulu hati terasa nyeri. Kepala terasa pusing." sahut Fitri.

               "apa nona sedang...?" pertanyaan itu seketika terhenti ketika bersamaan dengan itu pintu ruangan terbuka, di sana menampakkan sosok juragan Wira yang sudah siap dengan pakaian rapi, jas hitam yang senada dengan celananya, dengan kemeja putih yang tersembunyi di balik jas yang ia pakai. juragan Wira tanpa terlihat bersahaja meski usia sudah tidak sepadan dengan penampilannya akan tetapi penampilan juragan Wira benar-benar elegan menampilkan kesan kemewahan yang tak ternilai sebanding dengan harta kekayaan yang ia miliki. " bagaimana apakah Fitri sudah siap kita sudah terlambat."

                    "sudah siap Tuan. Fitri sudah siap berangkat." kata pimpinan mua itu dengan memperlihatkan hasil riasan Fitri kepada juragan Wira. Tangan kanan pimpinan mua itu mengangkat dagu Fitri, sambil menunjukkan riasan make up yang sudah sempurna kepada juragan Wira

                     " bagus sangat cantik kalian memang pandai membuat pengantinku terlihat sempurna, Puji juragan Wira kepada para pekerja rias mua tersebut. Para kaum wanita mua itu terlihat tersenyum puas dengan pujian yang dilontarkan oleh juragan Wira. "bawa dia keluar, aku tunggu di mobil. Kalian semua boleh ikut untuk menjaga pengantin ku hingga di kampung halamannya."

                 "baik, juragan." sahut mereka serempak.

                  "Ayo, nona. Kita akan segera berangkat."

                Fitri haya diam, dia ibaratkan sebuah boneka tanpa nyawa, selalu mengikuti kemana tuannya membawanya. Kedua bola mata indah Fitri, menatap kosong, seakan sudah tidak memiliki daya dan keinginan apapun.

                 Tak banyak yang ikut dalam rombongan itu, hanya kedua istri juragan Wira, yaitu Hera dan Tasya yang ikut, juga beberapa Pengawal yang di tugaskan menjaga keamanan serta petugas mua untuk menjaga Fitri. semuanya terkumpul dalam tiga mobil mewah yang meluncur menuju kampung halaman Fitri.

                 "Aku tak menyangka, ternyata benar dugaanku selama ini. Tak mungkin tuan besar segitunya saat membela Fitri saat mau di lecehkan oleh Tio, pasti ada apa apanya." Susan mulai bergosip saat ia bekerja menyapu lantai. Di sana, baru saja ia menyaksikan bagaimana Fitri dan yang lain keluar untuk melakukan pernikahan ke kampung halamannya.

                  "iya juga, sih. Kok aku gak kepikiran sampai ke sana, ya? pantesan tuan juragan sangat perhatian dan baik sama Fitri." timpal Intan yang juga sedang mengepel lantai.

                   "aku juga mau jadi istri juragan, kenapa aku gak dipilih, ya? Aku kan cantik, seksi juga. Dan usiaku hanya lebih tua sedikit dari si Fitri. Masih cocok kan jadi istri juragan." Tambah Susan.

                  "iya. Biarpun juragan sudah tua, tapi dia kan kaya raya. Bakal jadi ratu dan milyarder setelah di nikahi tuan juragan. Minta apapun bakal di turuti, gak perlu susah susah kerja jadi jongos begini, iya gak?"

                   "iya. Sekarang harapan kita sudah pupus untuk menjadi orang kaya." imbuh Susan dengan raut wajah bersedih.

                  "masih, ada kesempatan lah, San. Kan masih ada tuan muda Devan yang bisa kita dekati." kata Intan.

                   "halah.. tuan muda Devan yang galak itu? aku gak mau, Tan. aku pernah mencoba mendekati dia, yang ada gue malah di gampar. Sudah cacat, garang, galak dan bau jarang mandi." Susan begidik sambil terus mendorong sapu di tangannya.

                 "ha.. ha... ha..." Intan tertawa melihat expresi wajah Susan yang bergidik saat membayangkan di gampar Devan.

                    "serius, aku Tan. kok malah tertawa. apanya yang lucu coba." Susan tampak kesal saat di tertawakan oleh Intan.

                 "hsssttt! lanjut kerja, ada tuan muda dan nyonya tua." Susan melirik ke arah ruang dalam, terlihat Arumi yang sedang mendorong kursi roda Devan berjalan melintas ke arah mereka. Kedua pembantu itu pun seketika diam, mereka dengan serius melanjutkan pekerjaannya.

              Sementara Arumi berjalan menuju ke kamar tamu, niatnya akan mengunjungi Fitri di sana. Mereka berdua tidak ada yang tau kalau saat ini Fitri sudah tidak ada di dalam sana.

               "nek, kok Devan merasa ada sesuatu yang Fitri sembunyikan dari kita, ya? ucapan Fitri yang kemarin itu kayaknya seperti ucapan terakhir yang Fitri katakan." kata Devan

                "jangan berburuk sangka dulu, tapi apa yang Fitri katakan itu ada benarnya. Dengan atau tanpa dia, kamu harus semangat dan terus berjuang untuk diri kamu sendiri, iya bukan?" sahut Arumi.

               Roda roda kursi itu terus bergulir hingga akhirnya mendekat pada kamar tamu yang di tempati Fitri. Dari atas kursi rodanya, Devan mendorong daun pintu di depannya, hingga terbuka lebar.

             Arumi terus mendorong masuk kursi roda itu hingga ke dalam. "kemana Fitri?" Bisik Arumi pelan saat ia mendapati kamar itu kosong. Masih rapi dan sama sekali seperti tak ada jejak orang yang menempati kamar itu. Ya, kamar itu langsung di bersihkan saat Fitri sudah keluar dari kamar itu.

                "kemana Fitri, nek? apa dia sudah kembali ke kamarnya?" Devan tampak merasa cemas. Entah mengapa dia merasakan suatu kegelisahan di dalam hatinya.

                "tenangkan dirimu, nak. berpositif thinking saja. siapa tau di kamar mandi, atau di sudah kembali ke kamarnya." Arumi mencoba meredam kegelisahan cucunya.

                 Arumi melangkah ke kamar mandi dia memeriksa di dalam, siapa tau fitri ada di dalam sana. Tapi, ia tidak mendapati siapapun di sana. "tidak ada siapapun di sini. ayo kita keluar, siapa tau dia sudah di dalam kamarnya."

Arumi kembali mendorong kursi roda cucunya keluar dari kamar itu hendak menuju kamar Fitri. Namun ketika mereka baru sampai di lorong tengah, kembali mereka melewati Intan dan Susan di sana. Arumi bertanya kepada dua pembantu itu siapa tau mereka mereka mengetahui keberadaan Fitri.

"apa Fitri sudah kembali ke kamarnya?" tanya Arumi.

Susan dan Intan saling tatap. Dalam pikiran mereka sama sama memikirkan, apakah nyonya tua ini masih belum mengetahui tentang pernikahan ke empat sang suami dengan Fitri yang akan di langsungkan hari ini juga di kampung halamannya?

"kenapa kalian diam? tak punya mulut untuk menjawab!" Tiba-tiba Devan berkata dengan suara tinggi, memecahkan lamunan kedua pembantu itu.

"ah anu... nyonya... itu... nyonya...." Susan tampak gugup hendak berkata apa.

"Fitri sekarang sedang pulang kampung, nyonya?" Intan spontan menjawab.

"pulang kampung? Kenapa? siapa yang mengijinkan? apa dia sudah sembuh dari sakitnya?" Dahi Arumi berkerut, merasa heran.

"tuan juragan, nyonya." sahut Intan lagi. Susan menyenggol lengan Intan, seolah dia memberikan kode agar Intan tidak berbicara terlalu jauh. Susan pikir, nyonya tua ini memang tidak tau menau soal pernikahan ke 4 suaminya yang akan di langsungkan hari ini. Bisa jadi, itu sengaja di sembunyikan dari istri pertama majikan mereka. Susan terlalu takut untuk berbicara lebih jauh, atau dia akan kena hukuman dari tuan juragannya jika memberi tahu.

"Ada apa? apa yang kalian sembunyikan dariku?" tatapan Arumi mengintimidasi ia mengerti kalau kedua pembantunya ini sedang menyembunyikan sesuatu.

"tidak... nyonya... ti.. dak" Susan semakin gugup.

"katakan, atau kalian aku istirahatkan dari pekerjaan kalian." Sentak Arumi tak main main.

"Fitri pulang kampung untuk di jadikan istri ke 4 oleh tuan juragan, nyonya." Tiba-tiba Intan berkata jujur kemudian menutup mulutnya dengan telapak tangannya karena keceplosan.

"apa?" Sontak Devan dan Arumi terbelalak kaget mendengar ucapan Intan.

1
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bukan hamil tapi mual ngebayangin malam pertama ketemu yang kisut😂
mince
terlalu pusing terus muntah
Galih Galvin
bagus Thor ceritanya tp masa iya harus nikah sama pak tua gak seru Thor
Akhmad Soimun: malah jadinya seru Kak,bikin penasaran bgt.. ini tuh si Fitri dibuat nggak bisa menjelaskan ke siapapun..jdi kita yg baca makin penasaran kira² kejadian apa yg bikin Fitri nggak jd istri Kakek Wira😃❤️❤️
Arish_girl: di simak aja kaka, pasti nanti akan seru
total 2 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
kenapa gak jujur aja Fitri biar tuh aki2 ga jadi nikahin kamu
mince
semoga fitri gak jadi menikah sama juragan wira
Arish_girl: iya kaka
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
astaga tuh kakek tua kapan ngacanya ya. cari istri ko ABG🙄
Yani Aulia
lanjut...mkin seru
Galih Galvin
dari pada Fitri nikah sama pak tua mending Fitri nikah sama cucunya yang lumpuh itu Thor
Akhmad Soimun
Fitri itu bwt cucu Anda Kakek, Anda gak pantas di bilang baik karna matanya terlalu jelalatan
mince: fitri jangan sampai menikah dg juragan tama mendingan sama devan aja yg seumuran biarpun lumpuh kan masih bisa srmbuh
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bagus ceritanya
Yani Aulia
ayooo lnjutt,seru. semangat
Ibrahim Efendi
sejauh ini, saya suka ceritanya. gak bertele-tele dan gak mendramatisir yang gak perlu. alur cerita mengalir normal. pemilihan kata/bahasa juga cukup baik.
mince
lanjut kak ceritanya bagus
Arish_girl
bagaimana karya ini menurut pendapat anda? silakan tinggalkan jejak di kolom komentar dan bagikan ulasan anda agar author tambah semangat dalam berkarya. Jangan lupa rekomendasikan karya ini pada orang lain
mince: karyanya bagus kak
total 1 replies
Yani Aulia
semangat kk
Yani Aulia
ya
Yani Aulia
lanjutkan
Yani Aulia
ayoo
Yani Aulia
kasihan
Yani Aulia
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!