Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun dengan paras cantik, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Tak Diundang
Setelah Virsha memberikan pembalut untuk Seyra, ia langsung keluar dari kamar. Virsha melajukan kakinya pergi ke dapur, di atas meja dapur sudah tersedia bahan-bahan yang telah ia siapkan sebelumnya untuk membuat menu sarapan.
Tidak berlama-lama, Virsha langsung mengeksekusi semua bahan yang sudah ada di atas meja dan mulai memasak nasi goreng spesial untuk Seyra. Hari ini, ia berniat untuk membuat nasi goreng dengan toping udang, tidak lupa dengan telur ceplok diatasnya. Hampir setengah jam, setelah Virsha bergelut dengan masak memasak di dapur, akhirnya nasi goreng udang telur ceplok sudah jadi.
Virsha menyiapkan nasi goreng berwadahkan piring putih di atas meja makan. Setelah semuanya siap, Virsha melangkahkan kakinya menuju kamar untuk memanggil Seyra. Saat membuka pintu, Virsha melihat Seyra yang tengah duduk kursi meja rias. Seyra mengenakan baju handuk, dan rambut yabg dililit dengan handuk.
"Sey... U okay?" tanya Virsha, berjalan menghampiri Seyra
Seyra, mengedipkan matanya kaget, menoleh ke arah Virsha yang kini berjalan menuju ke arahnya. Jantungnya berdebar kencang melihat tubuh Virsha yang dibaluti kaos hitam ketat, membuat otot-otot lengannya menonjok kekar.
"Stop" teriak Seyra, mengulurkan tangannya agar Virsha berhenti melangkahkan kakinya
Dengan teriak Seyra, Virsha pun mengentikan kakinya. Ia terpaku kebingungan dengan Seyra yang tiba-tiba menyuruhnya untuk berhenti.
"Kenapa?" tanya Virsha, mengangkat kedua bahu dan telapak tangannya, meminta jawaban Seyra
Seyra akhirnya bangkit dari duduknya, ia berjalan dengan cara menghindari Virsha yang berada tidak jauh dari tempatnya.
"Untuk seharian ini, lo gak boleh terlalu deket-deket sama gue" titah Seyra, menunjuk ke arah Virsha dengan jari telunjuknya
"Kenapa?" tanya Virsha yang masih mematung
"Y...ya jaga-jaga aja" jawab Seyra dengan nada yang gelagapan
"Jaga-jaga?" tanya Virsha, mengerutkan dahinya kebingungan
"Nanti gue khilaf" jawab Seyra, memalingkan wajahnya malu dengan jawabannya sendiri
Awalnya Virsha bertanya-bertanya atas maksud khilaf yang dilontarkan Seyra. Namun, ia teringat pernah membaca di internet kalau perempuan saat masa haid nafsunya membesar.
Virsha menyeringai, menaikkan sudut bibirnya, tersenyum hingga gigi atasnya terlihat.
"Kalau khilaf sama saya tidak apa-apa" jelas Virsha, dnegan nada berat dan menggoda Seyra
Seyra langsung membulatkan penuh matanya saat mendengar pernyataan Virsha. Ia memicingkan matanya, curiga kalau tiba-tiba Virsha menerkamnya. Hal itu membuat Seyra langsung menutup dadanya dengan menyilangkan kedua tangannya di area dada.
"Awas aja lo" ancam Seyra, menatap tajam Virsha dan menggeretakkan giginya
Meskipun begitu, ekspresi marah yang diperlihatkan Seyra tidak membuat Virsha takut. Bahkan, Seyra terlihat menggemaskan dengan ekspresi yang dia buat. Perut Virsha terasa menggelitik melihat ekspresi Seyra yang begitu manis dan tidak seram sama sekali karena kekesalannya.
"Baiklah... Ampun nyonya" ucap Virsha, mengangkat kedua tangannya ke atas, terkekeh pelan
"Saya mau panggil kamu untuk sarapan" sambungnya
"Saya tunggu di meja makan ya" ucap Virsha
Sebelum pergi meninggalkan kamar, Virsha mendekat ke arah Seyra yang masih menutupi area dadanya dengan tangan. Mata Seyra dan Virsha bertemu, saling menatap dengan tatapan tajam mereka.
"Mau ngapain lo?" tanya Seyra, dengan nada teriak pelan, menjauhkan badannya dari Virsha
"Kamu mandi sambil mikirin saya ya?" tanya Virsha, mengusap bekas busa sabun yang masih menempel di dekat telinga Seyra dengan tangan kanannya
Seyra menelan kasar salivanya, berusaha menahan dirinya agar tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Memang benar, kalau Seyra sedang haid atau datang bulan, nafsunya pasti membeludak, tapi ia tidak pernah memperlihatkannya dan berusaha untuk mengendalikan nafsunya itu. Mengingat, dulu sebelum menikah dengan Virsha, ia tidak mengenal banyak laki-laki kecuali Arga.
"Kotor banget pikiran lo" jawab Seyra dengan ketus, langsung meninggalkan Virsha, berlari pelan keluar dari ruangan itu untuk menuju meja makan
Virsha terkekeh melihat sikap Seyra yang takut kalau nanti ia melakukan hal yang bisa melanggar isi perjanjian nikah kontrak mereka.
Saat Seyra keluar kamar, ia melihat di atas meja sudah tersedia dua piring yang terisi dengan nasi goreng.
"Keliatannya enak ni nasi goreng" batin Seyra, tersenyum bangga melihat nasi goreng buatan Virsha
Seyra duduk di kursi meja makan, bersiap menyantap sarapan paginya dengan nasi goreng buatan Virsha. Disusul oleh Virsha, duduk di kursi yang berada tepat di depannya.
"Kamu pasti suka dengan masakan saya" ujar Virsha, mengelap sendok dengan tisu makan dan menaruhnya di piring milik seyra
"Dih, kalau ini gak enak, lo yang habisin" titah Seyra, dengan nada kesalnya
Virsha terkekeh dengan ucapan Seyra dan sengaja menganggukkan kepalanya pelan untuk memberikan jawaban kalau dia setuju dengan Seyra.
Seyra menyendok nasi goreng itu dengan sendok yang telah dibersihkan oleh Virsha tadi. Satu suapan dilayangkan ke dalam mulutnya, mengecap setiap rasa yang ia rasakan dari nasi goreng itu. Virsha memperhatikan Seyra yang tengah menikmati masakannya untuk pertama kali.
"Kenapa lo natap gue kayak gitu?" tanya Seyra dengan ketus di sela-sela mengunyah sarapannya
"Enak kan?" tanya Virsha lagi
"Untuk kali ini enak" jawab Seyra dengan nada malas dan ketusnya
Virsha mengulum senyum mendengar pengakuan Seyra kalau masakannya enak. Saat ia hendak menyendok nasi goreng itu, tiba-tiba terdengar suara pintu apartemen terbuka dari luar.
Seyra dan Virsha sontak menoleh ke arah pintu masuk, mereka saling melemparkan tatapan penasaran satu sama lain.
"Siapa yang masuk?" tanya Seyra
"Sebentar, saya lihat dulu" tegas Virsha, beranjak dari tempat duduknya
Belum sempat Virsha melangkahkan kakinya, tiba-tiba suara langkah kaki orang yang membuka pintu apartemen dari luar itu kini sudah masuk ke dalam apartemen.
"Orang yang tahu kode sandi apartemen selain kita, cuma Agung kan?" tanya Seyra, masih duduk di tempatnya
"Iya" jawab Virsha, sambil menganggukkan kepalanya, namun pandangannya masih tetap menunggu kedatangan tamu yang tak diundang itu.
Kini, bayangan orang yang membuka pintu dari luar sudah terlihat. Sebelum Seyra melihat siapa orang itu, tiba-tiba kulitnya merasa panas dan gatal. Fokusnya teralihkan, karena sekarang ia menggaruk-garuk lengan, leher hingga wajahnya secara bergantian. Sensasi gatal menyeruak ke seluruh tubuhnya, sedangkan Virsha tidak menyadarinya dan tetap fokus ke arah bayangan orang yang terlihat di balik tembok penghalang antara pintu masuk dengan ruangan itu.
"Pagi" sapa orang itu, memperlihatkan dirinya, berdiri di sana
Seyra yang mendengar suara sosok itu langsung mengenali siapa pemiliknya, namun jari lentiknya masih tetap menggaruk bagian tubuhnya yang gatal.
"Dia lagi dia lagi" gumam Seyra