Kisah perjalanan pernikahan Kaluna dan Nathan yang harus kandas karena sebuah kesalahpahaman yang di sebabkan oleh adik Nathan yang tidak menyukai Kaluna menjadi bagian keluarga mereka.
Tiga tahun kemudian saat Kaluna mendapat pekerjaan saat itu ia harus berurusan kembali dengan keluarga mantan suaminya.
Bagaimana lanjutan kisah Kaluna dan Nathan apakah mereka akan rujuk kembali ataukah mereka menemukan tambatan hati yang lain. Jangan lupa ikuti kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itz_zara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebelas
Pagi ini Nathan bangun dengan keadaan yang lebih baik dari pada semalam. Ia memegang dahinya merasakan seperti ada sesuatu di atas sana, saat ia ambil ternyata ada handuk kecil menempel didahinya menandakan ia baru saja di kompres. Nathan tersenyum simpul mengingat semalam Kaluna yang mengopresnya. Entah kenapa hatinya menghangat mengingat hal itu. Ia merasakan perasaan senang dan bahagia walaupun masih ada rasa benci di hatinya.
Nathan merasa bahwa perasaannya terhadap Kaluna mulai berubah. Ia masih ingat tentang semua kejadian yang telah terjadi, tapi ia juga mulai merasakan bahwa Kaluna tidak sepenuhnya bersalah. Ia ingat tentang cara Kaluna merawatnya semalam, dan tentang perhatian yang Kaluna berikan kepadanya. Nathan merasa bahwa ia harus mempertimbangkan kembali perasaannya terhadap Kaluna, dan mungkin mulai membuka diri untuk memberikan kesempatan kedua kepada Kaluna.
Dengan perasaan yang masih campur aduk, Nathan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Ia akan berangkat ke kantor hari ini.
Saat beberapa saat Nathan sudah ke kamar mandi, Kaluna masuk ke dalam kamar Nathan untuk mengecek keadaan suaminya.
"Loh mas Nathan ke mana," kata Kaluna tanpa sadar.
Klek pintu kamar mandi terbuka, munculah Nathan yang sudah siap dengan pakaian kantornya. Nathan merasa lebih segar setelah mandi.
"Loh kenapa tuan sudah mandi?" Tanya Kaluna khawatir.
"Saya kan mau kerja ya mandi lah,"
"Tapi tuan kan masih sakit," kata Kaluna dengan Nada yang khawatir terhadap sang suami.
"Saya sudah mendingan, lebih baik kamu siapkan sarapan untuk saya, saya sebentar lagi turun ke bawah," kata Nathan pada Kaluna.
"Baik tuan," jawab Kaluna tanpa bantahan.
Kaluna segera turun ke bawah menyiapkan sarapan untuk Nathan. Ia merasa lega karena suaminya sudah mulai membaik dan bisa beraktifitas seperti biasa lagi. Sementara itu, Nathan kembali mempersiapkan dirinya untuk pergi ke kantor. Ia merasa hari ini lebih baik dari pada kemarin. Setelah selesai semuanya, Nathan turun ke bawah dan bisa melihat Kaluna sedang mempersiapkan sarapannya, ia juga bisa melihat Athan yang sedang duduk di kursi makannya.
"Pagi ganteng," sapa Nathan pada anak nya sambil mencium pipinya.
Athan tertawa melihat kedatangan Nathan. Athan yang masih kecil itu langsung memeluk Nathan dengan erat, membuat Nathan tersenyum dan merasa bahagia.
"Pagi, ayah," jawab Athan dengan suara yang ceria. Kaluna yang melihat adegan tersebut juga tersenyum. Ia kemudian mengangkat piring sarapan Nathan dan meletakkannya di depannya. "Sarapan dulu, tuan," kata Kaluna dengan sopan. Nathan mengangguk dan memulai sarapannya, begitu juga Athan yang memulai sarapannya yang sudah di persiapkan oleh susternya.
Suasana pagi ini terasa hangat dan nyaman, Nathan dan Athan makan bersama-sama menikmati sarapan. Nathan sesekali melihat cara makan Athan yang masih berantakan tapi sudah cukup mandiri. Kaluna melihat kebersamaan itu dari dapur, ia tersenyum melihat itu.
Kaluna merasa bahwa suasana pagi ini sangatlah berbeda dari sebelumnya. Ia bisa melihat bahwa Nathan dan Athan memiliki hubungan yang sangat dekat dan hangat. Ia juga bisa melihat bahwa Nathan sudah mulai memaafkannya, meskipun tidak secara langsung. Kaluna merasa bahwa ini adalah langkah awal yang baik untuk memperbaiki hubungan mereka. Ia kembali tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya di dapur, merasa bahwa hari ini akan menjadi hari yang lebih baik.
*****
Setelah sarapan selesai Nathan akan segera berangkat ke kantor begitu juga dengan anaknya yang mulai sekolah di preschool.
"Athan ayah berangkat kerja dulu ya," pamit Nathan pada Athan dengan suara yang lembut.
"Iya ayah," jawab Athan dengan ceria.
"Athan juga sekolahnya yang pinter ya hari ini," kata Nathan lagi.
"Oke ayah," jawab Athan ceria.
"Kalau gitu ayah berangkat dulu dahh Athan, sus tolong jagain Athan ya," ujar Nathan pada suster Athan.
"Siap tuan, ehm tuan nanti ada yang ingin saya bicarakan bisa?" Tanya suster Athan pada Nathan.
"Mau bicarakan apa?"
"Saya mau izin pulang ke kampung tuan," kata sus Athan.
"Ya sudah nanti setelah saya pulang kerja tolong temui saya di ruang kerja," kata Nathan.
"Baik tuan," hormat sus Athan.
"Dadah Athan,"
"Dadah ayah,"
Setelah Nathan hilang dari pandangan Athan, Athan kembali masuk ke dalam rumah bersama suster nya untuk menyiapkan sebelum berangkat ke sekolah.
Athan berjalan masuk ke dalam rumah dengan langkah kecilnya, diiringi oleh suster yang selalu menjaganya. Ia terlihat ceria dan siap untuk menghadapi hari ini di sekolah. Suster membantu Athan mempersiapkan diri, dari memakai sepatu hingga mengambil tas sekolahnya. Setelah semuanya siap, Athan dan suster keluar dari rumah dan menuju ke mobil yang akan membawa mereka ke sekolah. Suster membantu Athan masuk ke dalam mobil dan memastikan bahwa ia sudah siap untuk berangkat. Dengan senyum ceria, Athan berangkat ke sekolah, meninggalkan rumah yang sudah sunyi setelah Nathan berangkat ke kantor.
"Udah berangkat semua mbak," tanya bu Tati yang baru saja dari jemur pakaian di belakang.
"Udah bu," kata Kaluna yang juga baru membersihkan kamar Nathan.
"Alhamdulilah kalau gitu, pekerjaan mbak udah selesai?" Tanya bu Tati pada Kaluna.
"Sudah bu,"
"Ya sudah kita istirahat dulu sebelum nanti kita lanjutkan pekerjaan," ajak bu Tati
"Baik bu, saya mau duduk di teras dulu, biar bisa mendapatkan angin segar," kata Kaluna dengan senyum.
Bu Tati mengangguk dan ikut duduk di teras bersama Kaluna. Mereka berdua duduk dengan santai, menikmati suasana pagi yang tenang dan damai. Bu Tati kemudian memulai percakapan tentang rencana hari ini, dan Kaluna dengan senang hati mengikuti percakapan tersebut.
Mereka berdua duduk di teras, menikmati suasana pagi yang tenang dan damai. Bu Tati memulai percakapan tentang rencana hari ini,
"Mbak, aku mau ke pasar pagi ini, mau beli sayuran dan buah-buahan untuk makan siang." Kaluna mengangguk.
"Baik bu, saya bisa membantu mbak memasak nanti." Bu Tati tersenyum.
"Terima kasih, mbak. Aku senang sekali bisa bekerja sama dengan kamu." Mereka berdua terus berbicara dan tertawa.
"Ah bu Tati bisa saja, aku yang malahan harusnya bilang terima kasih sama bu Tati, kalau bukan karena bu Tati aku malahan belum dapat pekerjaan sama sekali. Terima kasih ya bu udah menawarkan kerja ke aku," kata Kaluna berterimakasih pada bu Tati, karena kalau bukan karena bu Tati mungkin Kaluna tak bisa bertemu anaknya yaitu Athan.
"Sama-sama mbak, sesama orang kan emang harus tolong menolong," jawab bu Tati dengan senyum di wajahnya yang tak pernah hilang, mereka berdua lanjut menikmati waktu istirahat mereka sebelum melanjutkan pekerjaan mereka yang belum selesai semua.