"Bapak gila ya!" sentak gadis itu.
"Iya, saya tergila-gila oleh kamu." bisikan serta kungkungan yang mampu membuat lawan bicaranya bergidik merinding.
Zander Wyat, menjadi orang gila hanya karena seorang gadis cantik berusia 19 tahun yang mampu membuatnya stres. Adik kecilnya mengacung tegak bahkan saat pertama kali bertemu dengan Leisha.
Kaburnya gadis itu membuatnya berupaya lebih keras bahkan hingga menjadi Dosen pengajar Leisha. Kenyataan pekerjaan sampingan gadis itu yang dipandang buruk dan terkesan negatif membuat Dosen satu ini memanfaatkannya agar bisa mendapatkan servis untuk adik kecilnya yang begitu mendamba Leisha.
"Ikut!"
"Ngapain?"
"Bercint*."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DLTP
"Kamu ikut saya sekalian saja, kondisi kamu paling parah kan kemarin? Kalau bareng rombongan itu nanti malah lama ke rumah kamu," ujar Zander lagi, dia tak mungkin membiarkan Leisha pulang sendiri dengan kondisinya yang masih belum stabil.
Zander terlalu mengkhawatirkannya padahal Leisha sudah merasa baik-baik saja akan kesehatannya. Kemarin memang dia mengalami dehidrasi, keracunan yang ia alami membuatnya muntah parah oleh sebab itulah semalam pria itu tak bisa tenang.
"Eum sa-" Leisha kesulitan menelan air ludahnya. Dia menatap ekspresi pria itu yang mulai berubah, tangannya terkepal dan seolah memberikan kode kalau dia tidak menurut maka pria itu aka bertindak lebih.
"Iya! iya saya ikut bapak aja deh," Leisha melanjutkan ucapannya lagi dengan diakhiri senyuman cengengesan karena sempat memekikkan suaranya.
"Betul beb, mending lo ikut pak Zander. Kondisi lo gini harus segera sampe rumah cepet, kalau udah dateng jangan lupa hubungi gue oke? Istirahat yang bener!" sahut teman laki-lakinya yang diketahui bernama Leon.
Sebenarnya hanya dia laki-laki yang sedikit berbelok. Mungkin tidak terlihat dari gestur secara fisik tapi jika sudah mengenalnya dekat maka akan tahu kalau pria itu sedikit berbelok. "Kamu kekasihnya?" tanya Zander dengan nada tak suka.
"Ehehe tergantung Leishanya si pak, kalau mau hari ini ya kita resmi pacaran hehehe." jawab Leon dengan wajah sumringahnya.
Sayangnya di mata Zander hal ini begitu romantis, dia merasa cemburu karena Leon terlihat begitu menyukai wanitanya. 'Cih! Pacaran? Leisha hanyalah milikku, bahkan tubuhnya sudah ku nikmati.'
"Pulang sekarang!" setelah mengatakannya, Zander langsung berjalan meninggalkan titik kumpul mereka dan masuk ke dalam mobilnya diikuti Mei Mei dan Leisha.
Karena faktor panik dan khawatir, Zander semalam memutuskan untuk mengendarai mobilnya sendiri ke kota ini alhasil hari ini dia juga harus menjadi pak sopir. Dia mengerutkan dahi tatkala pintu sebelah kirinya di buka dan Mei Mei masuk duduk di sana dengan santai.
"Kenapa kamu di sini?" tanyanya tak suka.
"Eh, saya tidak boleh di sini? Nanti kalau kita berdua di belakang justru malah membuat bapak tidak enak hati karena seperti menjadi sopir." balasan Mei Mei sangatlah masuk akal namun kali ini Zander tak memasukkan ke akalnya!
"Saya tidak mau, duduk saja di belakang!" tolaknya keras.
Mei Mei merasa sedikit kecewa, dia menundukkan kepalanya sedikit karena merasa malu dan sedih. Zander menolaknya mentah-mentah secara terbuka bahkan dilihat oleh temannya.
Sementara itu Leisha memilih diam, dia bukan berarti tak mau ikut campur atau tak memiliki rasa iba terhadap temannya tapi setelah masuk ke dalam mobil Zander yang memberikan aroma khasnya, Leisha mendadak pusing. Wanita itu lebih memilih menutup matanya untuk beristirahat dengan harapan bisa menghilangkan rasa pusing tersebut.
Dengan terpaksa Mei Mei keluar mobil dan beralih duduk di samping Leisha yang sudah menutup matanya. Gadis itu ketara sekali kalau sedang marah, mobil mahal ini pun menjadi sasarannya karena telah menutupnya dengan keras.
Zander sebenarnya geram, dia bahkan meremas setir dan ingin menegur bahkan memarahi tapi setelah melihat bahwa Leisha tertidur dia lebih memilih menahannya karena tak mau mengganggu wanitanya. Dia sedikit khawatir karena Leisha juga terlihat pucat pagi ini.
Perjalanan dua jam ini dilewati dengan keheningan, di sepanjang jalan Mei Mei mencoba untuk mengajak tunangannya berbicara dengan menautkan topik-topik hangat namun respon Zander terkesan tidak menyukainya. Alhasil gadis itu lelah sendiri dan memilih ikut bergabung dengan temannya menuju alam mimpi.
"Sudah sampai di rumah kamu," ucap Zander.
Mobil mewah ini berhenti di halaman besar Kediaman Lin. Celetukan keras dari Zander membuat kedua wanita yang berada di bangku belakang terbangun. Mereka tersadar bahwa sudah sampai di salah satu tujuan.
"Bapak, ayo mampir dulu." ajak Mei Mei.
"Saya nggak bisa, masih harus mengantar temanmu ini. Kamu nggak lihat kondisinya, temanmu belum pulih sepenuhnya." tolak Zander. Dia bahkan tidak turun dari mobilnya.
"Ck, yasudah. Terima kasih, pak." jawab Mei Mei kesal, hentakan kaki membuatnya terlihat seperti gadis tantrum yang mendapat penolakan pria.
"Hati-hati ya Lei," ucapnya pada Leisha yang terlihat lemas sekali.
"Iya."
Brum!
Mobil yang dikendarainya melaju meninggalkan kediaman mewah calon mertuanya. Hanya beberapa menit saja dan Zander memarkirkannya di halaman perumahan Leisha. Melihat wanitanya masih tidak sadar bahwa mereka sudah sampai, Zander berinisiatif menggendongnya.
"Lucu sekali kalau tidur," gumamnya.
Entah mungkin karena faktor lelah atau sakit, Leisha tak merasa terganggu bahkan ketika tubuhnya digendong oleh gapura kabupaten. Dengan telaten Zander menidurkannya di atas kasur, menutupi dengan selimut tebal, dan mendaratkan ciuman di kening.
"Cantik!"
Bersambung.
hati2 leisha...