Verrint

Sudah 40 hari Mia pergi meninggalkan dunia ini. Malam ini Verrint telah bersiap pergi ke rumah Mia untuk menghadiri 40 harinya almarhum Mia. Sejak satu jam sebelumnya Dewo telah berada di rumah Verrint untuk pergi bersama Verrint menghadiri 40 hari almarhum Mia. Kali ini Dewo setia menemani Verrint ke rumah Mia, tidak seperti sebelumnya Dewo tidak bisa menemani Verrint di hari pemakaman almarhumah Mia.

     Tak lama kemudian Verrint keluar dari kamarnya dengan menggunakan pakaian serba hitam. Serupa dengan pakaian yang di pakai oleh Dewo. Mereka berdua pun kemudian langsung pergi menuju rumah almarhum Mia. Motor Dewo berjalan menembus jalan-jalan yang di terangi lampu jalanan yang remang-remang.

     Hati Verrint cukup tegang dan resah malam ini. Dia bingung harus bagaimana apabila dia bertemu dengan Izan di rumah Mia nanti. Verrint dan Izan sudah cukup lama tidak bertemu. Sejak pertistiwa di rumah Verrint setelah pemakaman itu, Verrint sudah tidak pernah bertemu Izan lagi. Dan malam ini adalah malam dimana mereka akan dipertemukan kembali.

     Izan sudah pasti akan berada di rumah Mia, karena Mia adalah kekasih Izan. Setelah kalimat terakhir Izan tempo hari, hati Verrint menjadi bergejolak tak menentu. Hati Verrint di buat bahagia oleh kalimat itu. Tapi dilain pihak Verrint pun di buat bimbang dan resah oleh kalimat itu. Malam ini dipastikan Verrint dan Izan akan bertemu, dan tentunya Izan pun akan bertemu dengan Dewo.

     Motor Dewo masuk ke dalam pekarangan sebuah rumah yang telah ramai di penuhi orang. Orang-orang yang berada disana berpakaian hitam-hitam, serupa dengan warna pakaian yang digunakan oleh Verrint dan Dewo. Dalam pekarangan itu pun terlihat sebuah motor besar yang dikenal baik oleh Verrint, motor Izan. Hati Verrint semakin tidak karuan, dia semakin bingung dan resah.

     “Teh Irrint!” panggil seseorang dari rumah itu.

     “Hai Dee.” Sahut Verrint.

     “Masuk teh!” ajak Diandra. “Makasih yah teh udah mau dateng.” Lanjut Diandra.

     “Teteh pasti datenglah, Mia kan temen teteh.” Jawab Verrint.

     “A Dewo apa kabar?” tanya Diandra pada Dewo.

     “Baik Dee.” Jawab Dewo dengan menebar senyumnya yang manis.

     Setelah Mia tiada Diandra memang sering datang ke rumah Verrint. Kini bagi Diandra, Verrint adalah sosok kakak pengganti Mia. Setelah Mia pergi Diandra tidak punya lagi tempat dia mencurahkan isi hatinya, dan Verrint kini menggantikan peran Mia untuk Diandra. Karena itulah Verrint dan Diandra begitu akrab.

     Menurut Diandra, Verrint adalah sosok kakak yang baik. Verrint bisa memberikan kasih sayang pada Diandra, melebihi kasih sayang Mia pada Diandra. Walaupun Verrint tidak bisa sepenuhnya menggantikan Mia, tapi setidaknya Diandra tidak kehilangan sosok seorang kakak.

     Setelah mereka masuk ke dalam rumah Mia, Verrint menemukan sesosok manusia yang dikenalnya. Izan terlihat sedang duduk di salah satu sudut rumah itu. Mata mereka saling beradu, tapi Verrint segera memalingkan wajahnya setelah dia memberikan senyum yang manis pada Izan.

     Izan tidak membalas senyuman itu, matanya langsung berpaling setelah melihat Dewo berjalan di belakang Verrint. Izan tampak lebih dingin malam ini. Dia tidak banyak bicara, bahkan Izan lebih banyak diam. Entah apa yang menyebabkan Izan menjadi seperti ini.

     Doa-doa pun terdengar dari dalam rumah Mia. Semua orang yang berada di ruang tengah rumah Mia membaca doa dari sebuah buku yang diberikan oleh keluarga almarhumah Mia. Pembacaan doa pun berjalan hikmat, semua orang tulus mendoakan Mia yang telah ada di alam lain.

     Setelah selesai, satu persatu orang-orang yang berada di dalam rumah itu pun keluar. Tapi Verrint belum bersedia untuk meninggalkan rumah Mia. Lagi pula Diandra masih menahan Verrint untuk pulang. Diandra masih ingin Verrint ada disana menemaninya. Air mata Diandra tak terbendung saat dia mengingat kembali kakak tercintanya itu.

     Verrint, Diandra, Izan dan Dewo kemudian berkumpul di halaman belakang rumah Mia. Mereka berempat hanya duduk termenung memandangi langit gelap yang ditaburi bintang.

     “Kabar lo gimana Zan?” tanya Dewo memecah keheningan.

     Izan tersentak kaget. “Gue baik.” Jawab Izan kemudian.

     “Gue yakin lo pasti sedih bangetkan kehilangan Mia?” tanya Dewo lagi.

     Izan hanya terdiam, dan kemudian sedikit tersenyum.

     “A Izan sekarang sok sibuk, gak pernah main kesini lagi.” Sela Diandra.

     “Aa bukannya sok sibuk Dee, tapi belum sempet.” Jawab Izan sambil mengelus kepala Diandra.

     “Kenapa, lagi bertapa yah?” canda Diandra.

     “Iya nih, bertapa buat lupain masa lalu.” Jawab Izan sekenanya.

     Hati Verrint sedikit kaget mendengar kalimat tersebut.

     “Kenapa harus dilupain? Emangnya masa lalu aa gak bagus?” tanya Diandra lagi.

     Izan hanya tersenyum.

     “Teh Irrint, kok diem aja sih? Kan sekarang ada a Izan. Dulu waktu di rumah sakit kalian sering ngobrol kan?” ucap Diandra.

     Verrint sedikit kaget dan kemudian tersenyum. “Dee, udah malem nih. Teteh pulang yah!” ucap Verrint.

     “Buru-buru amat, kan sekarang malem minggu?” tanya Diandra sedikit kecewa.

     “Iya Dee, udah malem. Teteh pamit yah!” Jawab Verrint.

     Verrint dan Dewo kemudian meninggalkan rumah Mia setelah berpamitan pada keluarga Mia. Verrint tak kuasa terlalu lama di rumah Mia. Verrint masih saja terbayang kecelakaan yang merenggut nyawa Mia. Dan Verrint pun tak bisa lama-lama berhadapan dengan Izan yang sejak tadi bertingkah aneh. Sebenarnya Verrint trauma dengan apa yang terjadi pada Mia malam itu, kejadian itu benar-benar terjadi di depan matanya. Verrint sebenarnya masih merasa bersalah dengan Mia, dan dia malu untuk hadir pada malam ini ke rumah Mia. Apalagi Deandra begitu baik pada Verrint, dia tidak tau harus berbuat apa dan melakukan apa untuk menebus semua kesalahannya. Bagaimana pun kecelakaan itu bisa terjadi berawal dari keributan antara Verrint dan Mia.

Entah terbuat dari apa hati Deandra, dia bisa begitu kuat menghadapi apa yang terjadi pada kakaknya. Dan Deandra masih bisa berlaku baik pada orang yang bisa jadi penyebab meninggalnya kakaknya itu. Dewo yang tidak tau penyebab awal dari kecelakaan itu hanya bisa menenangkan Verrint. Verrint pun tidak ingin sampai Dewo tau kalau malam itu Verrint pergi bersama Izan.

Walaupun malam itu Verrint belum resmi menjadi pacar Dewo, tapi tetap saja Verrint akan merasa bersalah pada Dewo jika dia sampai tahu. Dewo pria yang baik, Verrint tidak ingin mengecewakan Dewo dengan hal-hal yang mungkin akan menyakitinya. Dewo sudah banyak berkorban untuk Verrint, dan Verrint akan menebuh semua kebaikan yang telah diberikan Dewo untuknya.

Dewo pun mengantar pulang Verrint menggunakan motornya kembali ke rumah Verrint. Tapi sebelum mereka kembali, Dewo mengajak Verrint ke sebuah tempat. Dewo tau jika Verrint malam ini belum makan, jadi dia mengajaknya makan di sebuah kedai yang menjual masakan Jepang. Mereka pun akhirnya makan malam bersama sebelum kembali ke rumah Verrint.

***