Dena baru saja selesai menamatkan novel romance yang menurutnya memiliki alur yang menarik.
Menceritakan perjalanan cinta Ragas dan Viena yang penuh rintangan, dan mendapatkan gangguan kecil dari rival Ragas yang bernama Ghariel.
Sebenarnya Dena cukup kasihan dengan antagonist itu, Ghariel seorang bos mafia besar, namun tumbuh tanpa peran orang tua dan latar belakang kelam, khas antagonist pada umumnya. Tapi, karena perannya jahat, Dena jelas mendukung pasangan pemeran utama.
Tapi, apa jadinya jika Dena mengetahui sekelam apa kehidupan yang dimiliki Ghariel?
Karena saat terbangun di pagi hari, ia malah berada di tubuh wanita cantik yang telah memiliki anak dan suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16: Cerai?
...****************...
Malam ini Araya tengah duduk di ruang keluarga sembari menonton televisi yang menayangkan beberapa berita akhir-akhir ini.
Di tangannya ada coklat dubai yang ia beli di mall tadi bersama Ghariel. Mengenai putranya, setelah makan malam tadi Araya tak menemaninya sampai ke kamar. Ghariel tengah disibukkan dengan ponsel barunya yang baru saja Araya berikan tadi.
Itu pun karena Ghariel menceritakan teman laki-lakinya yang juga diberikan handphone oleh ibunya, Araya tentu saja tidak mau kalah. Walaupun anaknya itu memang masih kecil, tapi menurut Araya tak apa sekedar untuk putranya bermain game.
“Berita di negara maju emang beda, ya,” gumam Araya, sedari tadi berita lebih sering memberitakan tentang kerja sama negara. Atau keberhasilan pemerintah menurunkan pajak untuk para warga.
Berbeda dengan negaranya dulu yang hampir tiap hari memberitakan masalah korupsi oleh orang-orang pemerintahan yang tidak ada habisnya.
Araya menukar channel ke acara tv yang membahas tentang gosip-gosip tentang artis.
Awalnya ia tidak begitu tertarik, tapi melihat ada wajah yang familiar terpampang di layar kaca itu, Araya mendengarkan dengan baik.
“Kali ini topik hangat datang dari pengusaha muda dari Smith Corp yang menaungi mayoritas pertambangan di negara kita.
CEO muda itu terlihat mendatangi pesta yang di adakan keluarga Wallace dengan menggandeng aktris yang tengah naik daun, siapa lagi jika bukan Shenina Collins. Banyak yang berspekulasi jika keduanya telah menjalin hubungan dekat dan...”
“Brengsek!” Araya langsung menyambar remot dan mematikan tv nya.
“Gevan bajingan!” Umpatnya menahan amarah.
Smith Corp adalah perusahaan Gevan, dan Araya dapat melihat dengan jelas bagaimana ia merangkul wanita muda itu dengan mesra dari dokumentasi awak media.
Padahal Araya berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan Gevan, setidaknya hubungan mereka akan saling menguntungkan kedua belah pihak.
Tak ia sangka pria itu malah terang-terangan mengkhianatinya seperti ini. Atau, apa sejak awal Gevan sudah tahu ia juga berselingkuh dengan Romeo? Lalu pria itu juga melakukan hal yang sama?
***
Gevan tiba di mansion nya pukul sebelas malam. Hari sudah cukup larut, dan tadinya ia mengira penghuni mansion sudah terlelap.
Tapi semua lampu di lantai satu masih menyala, saat Gevan melanjutkan langkahnya hendak menuju lift dan melewati ruang makan, ia menghentikan langkahnya.
Ada Araya di sana, gadis itu duduk di kursi yang biasa Gevan tempati sembari memainkan ponselnya. Apa yang membuat istrinya itu terjaga di sini? Pikir Gevan dalam hati.
Awalnya Gevan ingin mengabaikan, tapi Araya menyadari kedatangannya.
“Gevan,” panggil Araya rendah.
Laki-laki itu berjalan mendekat, “ada apa?”
Araya melirik penampilan pria itu dari atas sampai ke bawah, pandangannya seolah tengah menilai.
“Masih ingat pulang? Udah selesai main sama selingkuhan kamu?” Tanya Araya santai.
Gevan terlihat tak mengerti apa yang dibicarakan istrinya itu, “Maksud kamu apa? Aku sana sekali gak punya selingkuhan di luar sana.” Jawabnya langsung.
“Oh, terus itu siapa?” Araya menggeser ponselnya ke hadapan Gevan, yang tengah menampilkan artikel persis seperti berita di televisi tadi, “gebetan? Pacar? Atau gundik?”
Gevan yang telah mengerti situasinya kini menghela nafas pelan, “itu hanya formalitas, Araya.”
“Formalitas? Jadi kamu gandengan rangkulan dengan wanita lain itu bagian dari pekerjaan kamu?” Tanya Araya tak percaya.
Laki-laki ini jelas sudah mempunyai istri, apa ia tak mengerti? Pikir Araya.
“Araya, aku ada alasan—“
“Omong kosong!” Bantah Araya cepat.
“Pokoknya aku mau kita cerai!”
Wajah Gevan terlihat langsung menggelap mendengar itu, “kalau kamu permasalahin ini, aku udah bilang ini cuman untuk pekerjaan, Araya. Aku gak mungkin bawa kamu ke pesta terbuka seperti itu.” Jelasnya.
“Aku tahu kok, kamu pasti akan lebih milih pergi dengan aktris itu. Sejak awal, pernikahan kita ini cuman untuk keuntungan kamu kan?” Araya terkekeh hambar setelahnya.
“Kamu udah dapat apa yang kamu mau. Sekarang kamu bisa lepasin aku, setelah kita resmi cerai kamu bisa bebas bersenang-senang dengan gundik kamu itu!” Bentaknya.
Gevan mengusap wajahnya gusar mendengar kata cerai yang terus di ucapkan istrinya itu.
Drrtt..
Di saat yang sama, ponsel di saku Gevan bergetar beberapa kali. Ia membaca pesan yang ia yakini dari asistennya itu. Dan apa yang di kirim Bastian membuat kelegaan untuknya saat ini.
“Araya, lihat ini,” ujar Gevan memperlihatkan layar ponselnya.
Araya mengambil ponsel itu dengan kasar, lalu mulai membaca artikel berita tang di perlihatkan laki-laki itu.
‘Shenina Collins di temukan tak bernyawa di apartemennya. Jejak hasil kekerasan terlihat jelas beserta lima luka tusukan, polisi tengah menyelidiki....’
Araya menutup mulutnya tak percaya membaca itu, ia memastikan berita ini datang dari portal besar. Dan nyatanya, itu portal yang sama dengan yang membahas tentang skandal Gevan tadi.
Gadis itu meletakkan ponsel Gevan ke atas meja, tak ingin membaca berita sadis itu lebih lanjut. Ia menatap Gevan seolah meminta penjelasan.
“Agensi gadis itu yang menawarkan kerja sama sekedar untuk sekedar menjadi pasangan pesta. Padahal dia sudah tahu resiko yang akan di dapat akan seperti ini,” ungkap Gevan.
“Resiko?”
Gevan mengangguk, “Araya, aku tidak mempublikasikan pernikahan kita selain karena keinginan kamu, karena aku gak ingin musuh aku tahu kalau kamu istri aku. Kamu tahu aku pebisnis, aku mafia yang punya musuh di mana-mana,”
“Dan jika keberadaan kamu sampai terungkap, kamu akan bernasib seperti dia,” lanjut Gevan melirik ponselnya.
Araya cukup syok mendengar itu, ia kembali ke posisi duduknya, “kalau dia tahu berhubungan dengan kamu resikonya seperti ini, kenapa dia tetap mau?”
“Entahlah. Tapi Bastian bilang para wanita itu terlalu percaya diri aku akan menyukai mereka dan memberikan perlindungan.” Jawab Gevan.
Bukan sekali dua kali kejadian seperti ini, dan mereka tidak ada kapoknya. Dan Gevan yakin Araya juga tahu selama ini, tapi gadis itu memilih mengabaikannya.
“Dan juga itu hanya kerja sama, bukan hubungan. Kalau kamu tidak menyukai nya, ke depannya aku tidak akan mengulangi hal yang sama.”
Araya mengangguk menanggapi, “bagus, karena kalau kamu memang benar-benar punya gundik, aku akan mengajukan gugatan cerai saat itu juga.”
“Wanitaku hanya kamu, Araya.” Ujar Gevan membuat Araya terdiam.
“Gimana aku bisa percaya?” Tanya Araya mengalir begitu saja.
“Kamu satu-satunya yang aku tiduri, satu-satunya yang aku nikahi. Dan hanya kamu yang akan menjadi ibu dari anak-anak aku.” Jawab Gevan menatap lurus istrinya itu.
Araya mengalihkan pandangannya mendengar ucapan Gevan yang mungkin bisa dibilang, cukup manis?
Entahlah, ia sudah cukup malu mempersalahkan hal yang membuatnya salah paham ini.
Tapi, selagi mereka terlibat dalam obrolan seperti ini, bukankah Araya bisa menjadikannya kesempatan untuk mengulik alasan laki-laki ini menikahinya.
Araya menatap laki-laki yang masih memusatkan perhatian padanya itu, “kenapa, kamu mau kita menikah?”
...****************...
tbc.
tandai typo boleh ya♡♡