NovelToon NovelToon
Takut Gak Sih

Takut Gak Sih

Status: sedang berlangsung
Genre:Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

terinspirasi dari film: Takut Gak Sih.

menceritakan seorang You Tuber dengan nama Chanel Takut Gak Sih yang membuat konten untuk membongkar kasus kematian para arwah gentayangan dari berbagai daerah dan pulau.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teror Boneka Rebecca Part Akhir

"Kamu ngga bohong kan Ay?" Tanya Galang.

Cahaya memasang ekspresi jengkel, "aku tahu saatnya bercanda dan saatnya ngga bercanda, Lang. Udah terawang aja boneka itu."

Galang menatap Boneka Rebecca, boneka yang tampak sangat biasa biasa saja ini, kemudian Galang mengambilnya dari atas lemari.

Galang duduk di lantai dengan posisi bersila, di depannya boneka duduk diam, seolah dia menerima dengan apa yang hendak Galang lakukan.

Lap!

Jiwa Galang berpindah tempat dia berada di rumah yang cukup bagus, bahkan bisa di bilang cukup berada.

Rumah itu begitu sepi dan rapi, di sana di huni keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak perempuan kecil berusia 6 tahun.

Sang ayah bekerja sebagai polisi, sementara sang ibu bekerja di salah satu perusahaan, anaknya hanya tinggal berdua bersama seorang asisten rumah tangga.

Hari itu seperti biasanya sang ayah yang bernama Andi berangkat ke kantor polisi, dan sang ibu yang bernama ida berangkat ke perusahaan tempat ia bekerja. Hanya ada seorang anak bernama Helen bermain dengan boneka anak kecil perempuan dengan rambut pirang, yang ia beri nama Rebecca.

"Non, ayo makan dulu. Nanti lanjut main lagi." Ujar Sang Bibi atau asisten rumah tangga.

"Nanti Bi, aku masih mau main sama Rebecca." Jawab Helen tanpa menoleh.

"Iya tapi makan dulu, nanti kalau Helen sakit Rebecca sedih loh, makan dulu ya? Bibi suapin." Bujuk Bibi.

"Baik Bi, tetapi habis makan bibi temani Helen main petak umpet ya?" Jawab Helen.

"Baik Non, nanti bibi temani main. Makan dulu sini."

Akhirnya Helen pun mau makan dengan di suapin oleh sang Bibi sambil terus bermain dengan boneka kesayangannya itu.

Setelah makan Bibi menemani Helen bermain petak umpet.

"Bibi yang jaga ya, Helen yang ngumpet." Ucap Helen.

"Iya Non, bibi hitung sampai sepuluh." Jawab Bibi yang langsung menutup mata dengan kedua tangannya.

"Satu, dua, tiga." Bibi mulai menghitung sementara Helen langsung berlari untuk sembunyi.

"Empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh. Sudah siap atau belum, bibi cari ya." Ucap Bibi membuka matanya dan mulai mencari Helen.

"Non Helen maa ya? Kok tidak kelihatan." Ucap Bibi sambil bercanda karena dia sebenarnya sudah mengetahui dimana Helen berada.

"Non Helen, Non Helen..." ucap Bibi yang pura pura tidak melihat.

"BAAAA...!!!" Teriak Helen mengagetkan bibinya.

"Aduh, Non Helen bikin bibi kaget saja. Bibi kalah lagi dong ini." Ucap bibi.

"Ye bibi kalah Helen menang, bibi harus jaga lagi!" Ucap Helen.

Bibi kembali menutup matanya dan kembali mulai menghitung satu sampai sepuluh dan Helen bersembunyi lagi.

"Sudah siap belum?" Tanya bibi ketika ia sedang mencari Helen tiba tiba bel rumah berbunyi.

Bibi segera membuka pintu dan betapa terkejutnya bibi yang datang adalah ketiga pria dengan topeng hitam dan tato naga di bagian lengannya.

Ketika pria masuk dan langsung membekap mulut bibi, serta mengikat kedua tangannya. Kemudian bibi di dudukan di pojok ruangan dan di jaga salah satu perampok.

Ada tiga perampok yang masuk ke rumah, mereka semua langsung menggasak barang barang berharga di sana.

Helen yang mengira masih bermain petak umpet keluar, karena merasa sang bibi sangat lama menemukannya.

"Bibi! Bibi dimana!" Helen berteriak memanggil nama Bibinya.

Teriakan Helen membuat para perampok panik, mereka bergegas menuju ke sumber suara.

Helen berjalan ke ruang tamu, di sana ia melihat bibinya terikat dengan mulut yang tersumpal kain.

"Bibi? Bibi kenapa di ikat? Om siapa? Kenapa pakai topeng?" Tanya Helen polos.

Bibi berusaha melepaskan sumpalan kain di mulutnya menggunakan lidah, setelah berjuang beberapa saat akhirnya ia berhasil melepaskannya.

"Lari Non, orang ini orang jahat!" Teriak bibi.

Helen yang mendengar teriakan sang bibi berlari ke kamarnya sembari berteriak meminta tolong.

"Toloooongg!!!" Helen berteriak ketakutan, karena sebelum ia berlari perampok itu menampar bibi dengan sangat keras.

Helen berlari menuju ke kamarnya, namun naas sebuah peluru melesat dan langsung melubangi dahi helen.

Perampok itu menggunakan peredam suara di pistolnya sehingga tidak menimbulkan bunyi.

Tubuh Helen seketika rubuh, darah merah kental mengalir secara terus menerus dari dahinya yang berlubang membasahi lantai keramik yang berwarna putih.

Bibi yang melihat itu berteriak sekencang mungkin, "TOOLOOOONGGG!!!"

Namun naas perampok itu kembali melakukan hal yang sama, membuat bibi tewas di tempat dengan bersimbah darah.

Galang yang melihat itu hanya bisa memasang ekspresi geram.

Karena terdengar dua kali teriakan meminta tolong, membuat mereka panik apabila ada warga yang datang.

Mereka langsung kabur setelah membawa cukup banyak barang berharga di sana.

Mereka ternyata menggunakan mobil. Galang juga masuk ke dalam mobil.

"Gila kamu tos! Bisa bisanya kamu membunuh mereka!" Ucap perampok yang memegang setir.

"Mau bagaimana lagi Ga, mereka teriak aku ngga punya pilihan lain." Jawab perampok yang bernama santos.

"ya tidak seharusnya di bunuh! apabila kita ketangkap hukuman kita akan semakin berat!"

"Sudahlah, lebih baik sekarang kita fokus kabur saja!"

Mobil mereka terus melaju, hingga berhenti di sebuah apartemen. Apartemen itu sama persis seperti apartemen di mimpi cahaya.

Lap!

Jiwa Galang kembali ke raganya, keringat dingin terlihat membasahi wajahnya.

"Gimana lang?' Tanga Cahaya dan Vina bersamaan..

Galang menceritakan semua yang ia lihat.

"Apa?! Kalau begitu ayo kita lapor polisi, kamu tahu di mana apartemennya kan, Lang?" Tanya Cahaya.

Galang mengangguk...

Cahaya langsung melaporkan masalah ini kepada polisi. Hari itu juga 5 mobil polisi sekaligus di kerahkan menuju ke apartemen itu.

Santos yang kebetulan sedang duduk di bangku pinggir apartemen terkejut, melihat mobil polisi. Tanpa memperingatkan teman temannya ia lari begitu saja menjauh.

Mobil polisi akhirnya tiba di sana, tidak ada yang menyadari bahwa Santos berhasil kabur.

Mereka langsung meringkus dua perampok yang berada di dalam apartemen itu, mereka berdua ternyata dalam keadaan mabuk membuat para polisi dapat menangkapnya dengan mudah.

Andi atau ayah Helen yang ikut ke sana murka melihat kedua perampok itu, ia melepaskan ikat pinggangnya dan menyabetkannya ke badan perampok itu yang tidak memakai kaos.

Berkali kali ia menyabet badan mereka dengan brutal melampiaskan kemarahannya, sementara para rekannya di sana tidak ada yang mau menghentikan termasuk Galang dan yang lainnya mereka hanya menyaksikan terdiam.

"Mampus! Mampus!"

"A--ampun pak! Bukan kami yang membunuh anak bapak-- aarrrgghh!"

"Aaarrrrgghhh!!! Teman kami yang membunuhnya pak, kami hanya merampok rumah bapak!"

Mereka merintih kesakitan namun Andi masih belum berhenti.

Di sisi lain perampok bernama Santos tampak duduk tersenggal di balik pohon nangka yang berada di salah satu kebun warga.

Ha.... ha... ha.. nafas Santos memburu, "sialan, bagaimana bisa polisi menemukan tempat persembunyianku.."

"Ketemu... Xixixixixhihihihihihi..."

Santo kaget bukan main, ketika boneka Rebecca tiba tiba keluar dari semak semak.

Santos hendak berlari namun entah mengapa tubuhnya kaku tidak bisa di gerakan.

"Xixixixhihihihihihi.... Om kalah main petak umpet, Om harus di hukum.."

Santos melebarkan matanya, suara boneka itu sama persis seperti suara anak kecil yang ia bunuh.

Tangan kanan Santos tiba tiba bergerak meraih senpi di pinggangnya, ya selama ini Santos sangat waspada ia membawa Senpi kemana mana.

Tangan Santos bergerak dan mengarahkan Senpinya sendiri ke dahinya.

"Om harus di hukum.... Xixixihihihihi..."

"Ja-- ja-- jaang---"

DOR!

1
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
dendam sama ibunya kok anaknya yang dibunuh 😑
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
ohhh ga semua kru tinggal di rumah vina ya
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
harusnya yang ga bersalah ga usah diteror 😑
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
laaah parah nge jual anak sendiri 😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!