Setelah membaca biasakan tekan like ya.
Sasha gadis SMA yang cantik dan ceria.
Saat dia pulang bersama teman-temannya tanpa sengaja tas miliknya di jambret. Tanpa berfikir panjang Sasha dengan berani mengejar pria yang menjambret tas nya tadi. Dia meminta teman-temannya itu menunggu di tempat biasa, mereka setuju karena tahu kalau Sasha jago bala diri.
Namun tanpa di duga pria itu justru memanggil teman-temannya, melihat itu Sasha ketakutan dan berbalik pergi karena tahu dia tak mungkin menang melawan 7 orang pria berbadan kekar itu, dengan sekuat tenaga Sasha berlari, melihat ada mobil mewah dan pintunya terbuka tanpa pikir panjang Sasha masuk dan bersembunyi.
Sedangkan pemilik mobil mewah itu sedang sibuk menelpon seseorang tanpa tahu ada Sasha yang bersembunyi di dalam mobilnya.
Bagaimana kisah Sasha selanjutnya. Yuk kepoin terus cerita receh author.
Cerita ini hanya karangan author, mohon maaf kalau ada salah penulisan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ismiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Menjenguk Nenek
Keesokan harinya....
Setelah menunaikan kewajibannya tadi, Sasha memilih tidur kembali. Dia masih mengantuk dan Bunda juga tak membiarkan dia membantu memasak atau membereskan rumah dengan alasan masih gelap, nanti saja kalau sudah terang Sasha diminta menyapu halaman depan rumah. Namun justru Sasha kebablasan tidur sampai jam segini belum juga bangun, dengan terpaksa Bunda pun turun tangan membangunkan Sasha.
Tok tok tok tok tok....
"Sasha...." Teriak Bunda di depan pintu kamar Sasha.
"Sha bangun," pinta Bunda di balik pintu kamar Sasha.
Ya rutinitas pagi yang sering membuat Bunda kesal adalah membangunkan sang putri tidur, bunda menyebutnya begitu karena anaknya yang satu itu susah sekali di bangunkan kalau tidur, butuh tenaga ekstra dan kesabaran penuh.
Tok tok tok tok tok...
"Sasha cepetan bangun," Bunda mengeraskan suaranya tak lupa menggedor pintu kamar putrinya itu agar Sasha mendengarnya.
"Dasar anak nakal, susah benar sih di bangunkan," gerutu Bunda masih setia memanggil sang anak di depan pintu.
Tok tok tok tok...
"Sasha ayo bangun, sudah jam berapa ini," teriak bunda tak pantang menyerah membangunkan sang putri yang sudah sekali bangun sendiri.
"Ya sudah Bunda tinggal ya," kesal bunda mengancam sang putri agar segera bangun.
Tok tok tok tok tok tok...
Mendengar suara berisik dari luar Sasha pun terbangun, dia menguap dan merentangkan kedua tangannya.
"Hoammm...."
"Apa sih Bun," gerutu Sasha masih setengah sadar alias masih mengantuk.
"Cepat bangun sudah jam berapa ini," teriak Bunda di balik pintu kamar Sasha untuk kesekian kalinya.
Namun tak lama mata Sasha mendelik cepat saat melihat jam yang ada di dinding.
"Hah, gawat aku telat bangun," teriak Saha heboh sendiri di dalam kamar saat melihat jam dinding.
"Iya Bun, tungguin," dengan gelagapan Sasha segera turun dan berlari ke kamar mandi dan segera mandi. Setelah selesai Sasha memilih baju yang kaos pendek dengan jaket tak lupa celana panjang. Rambutnya sengaja dia ikat kuncir kuda agar lebih praktis dan tak membuatnya gerah nanti. Sasha juga tak lupa memakai jam tangan dan langsung menyambar tas ransel besar tak jauh dari ranjang.
Ceklek...
"He he he he, ayo Bun," kata Sasha saat membuka pintu. Melihat anaknya yang sudah rapi dengan membawa tas ransel yang sudah Bunda siapkan dari kemarin malam.
"Ayo cepat kasihan Adit sama Ayah sudah menunggu kamu dari tadi," kata Bunda dengan wajah cemberut menarik putrinya agar bergegas karena Ayah sudah menunggunya dari tadi.
Sasha pun mengikuti sang Bunda, kini keduanya sudah berada di depan rumah tentunya di depan pagar, di dalam mobil Adit dan ayah sudah menunggu Sasha dengan wajah kesal.
"Cepat masuk kak," pinta Adit kepada Sasha agar cepat berangkat.
"Iya bawel," gerutu Sasha. Sasha dan Bunda segera masuk ke dalam mobil.
"Biarin daripada kak Sasha dari tadi masih molor, sudah tahu kita mau berangkat pagi-pagi tetapi masih saja tidak bangun-bangun, memang mimpi apa sih kak sampai malas bangun begitu," protes Adit dengan kesal menunggu Sasha dari tadi.
"He he he he he, mimpi nikah sama orang ganteng Dit," jawab Sasha berbohong. Mana mungkin dia ingat apa yang dia mimpikan.
"Nikah, sekolah saja belum lulus," sindir Adit kepada sang kakak.
Mendengar ucapan Adit, Sasha bukan marah atau berfikir aneh-aneh Sasha justru tertawa melihat wajah adiknya yang menurutnya lucu.
"Ha ha ha ha sabar Dit. Orang sabar di sayang Bunda," canda Sasha membuat Adit manyun langsung memalingkan wajahnya malas berdebat dengan sang kakak yang pasti dia akan kalah.
"Sudah kalian berdua jangan ribut," tegur Bunda saat mendengar kedua anaknya itu berdebat.
"Bunda sudah kunci semuanya?" Tanya Ayah memastikan tak ada pintu maupun jendela yang terbuka atau lupa di kunci.
"Sepertinya sudah semua sih Yah," jawab Bunda yakin.
"Kompor sudah dimatiin Bun?" Tanya Sasha.
"Sudah semua tenang saja, aman," jawab Bunda dengan percaya diri.
"Kalian berdua apa sudah tidak ada yang ketinggalan?" Tanya Ayah kepada kedua anaknya saat ini, takutnya setelah mobil berjalan mereka mengeluh ada barang yang tertinggal.
"Aku sih sudah semua Yah tak ada yang ketinggalan kok," jawab Sasha.
"Iya Yah, Sasha tadi malam sudah nyiapin semuanya di bantu Bunda," jawab Bunda dengan pasti karena tadi malam bunda sendiri yang membantu Sasha memasukkan semua baju dan keperluannya mengingat tiap pagi anaknya sering terlambat bangun.
"Kamu bagaimana Adit?" Tanya Bunda.
"Sudah semua kok," jawab Adit.
"Benar tak ada yang tertinggal, kalau begitu kita berangkat ya," kata Ayah.
"Let go," teriak Adit dan Sasha dengan gembira.
Ayah dan Bunda hanya mengelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua anaknya itu kalau sedang akur.
"Yah nanti mampir ya beli buah-buahan," pinta Bunda takutnya suaminya itu lupa dan terus melajukan mobilnya.
"Nanti kalau sudah dekat dengan toko Buah, Bunda ingatkan ayah takutnya ayah lupa," jawab Ayah.
"Oh ya Bun, nanti kalau sudah sampai dirumah nenek bangunkan Sasha ya. Sasha mau tidur," kata Sasha yang saat ini mencari posisi yang untuk tidur.
Tadi malam Bunda mendapatkan kabar kalau mertuanya itu sedang sakit jadi mereka memutuskan besok pagi pergi menengok. Mumpung besok libur jadi Ayah dan Bunda mengajak kedua anaknya.
Tadi malam juga Bunda sudah mengemas barang yang mereka butuhkan.
Mendengar perkataan Sasha, Bunda mendelik tak habis pikir dengan anaknya yang satu itu.
"Dasar kak Sasha," sinis Adit.
"Sha baru juga mobil berjalan, kamu sudah mau tidur," protes Bunda.
"Kamu tidak makan dulu Sha, Bunda juga bawa makanan," kata Bunda meminta putrinya makan karena Sasha saja yang belum sempat sarapan pagi.
"Nanti saja Bun, Sasha ngantuk," jawab Sasha yang saat ini sudah memejamkan matanya namun dia masih belum sepenuhnya tidur jadi bisa menjawab perkataan sang Bunda.
"Biarkan saja Bun," kata Ayah.
Bunda pun langsung menatap ke depan dan merebahkan tubuhnya di kursi dengan nyaman.
"Kamu juga tidur saja Dit, perjalanan masih jauh," kata Ayah.
"Tidak yah, Adit tidak ngantuk," tolak Adit karena masih jam 7 pagi juga dan dia belum mengantuk.
"Oh ya kalau kamu masih lapar, di kardus bawah kaki mu itu ada roti, cemilan dan minuman," kata Bunda.
"Nanti saja Bun, Adit masih kenyang," tolak Adit.
Bunda tak bertanya lagi memilih menatap kedepan sedangkan Adit sibuk dengan ponselnya.
Ayah melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, lebih baik selamat sampai tujuan meskipun waktu yang di tempuh lumayan lama. Ayah tak ingin keluarganya kenapa-kenapa jadi memilih kecepatan sedang lebih aman.
Bersambung....
biar jadi Squad bumbu dapur /Facepalm/