Passionate Daddy

Beri jempol 👍 disetiap akhir episode yang kalian baca, sudah sangat cukup membuat Author senang untuk selalu semangat berkarya.

Setelah kejadian semalam, Luna benar-benar tidak mengingat apapun, yang masih terlintas, hanya saat dirinya dan Bryan berciuman. Lalu mungkin setelah itu ia tertidur.

Dan ketika matanya terbuka, ia malah berada ditempat yang begitu familiar, ini adalah kamar tidur Richard.

“Apa aku sedang bermimpi. Kenapa aku ada disini.” Gumam Luna dalam hati.

“Kau sudah bangun...” Richard mendapati Luna yang sudah terbangun dari tidur panjangnya.

“Daddy kenapa aku disini...” Luna terduduk, ia sangat tidak percaya apa ini mimpi atau kenyataan.

“Kenapa kau disini? Karena disinilah tempatmu berada seharusnya.”

“Mana Bryan. Seharusnya aku bersamanya, apa yang kau lakukan padanya?.”

“Apa begitu caramu membalas ku sayang?.” Richard meminta penjelasan, mengapa semalam ia lebih memilih bersama bocah tengik itu.

“Membalas ? Cih. Aku tidak seperti dirimu Dad.” Decak Luna.

“Aku pergi sekarang...” Luna hendak meninggalkan kamar tidur Richard. Namun Richard tidak membiarkan hal itu terjadi.

“Kau tidak boleh pergi.” Richard menarik kasar pergelangan tangan Luna, dan membanting tubuh kecil putrinya itu, keatas tempat tidur.

“Lepas... Lepas Dad...” Luna meminta dan memberontak.

“Tidak akan ! Jika aku melepas mu kau akan pergi bersama pria itu lagi.” Richard terus menahan perlawanan Luna.

“Kau ini kenapa..”

“KAU YANG KENAPA !!!.” Geram Richard.

“Aku ingin pergi, lepaskan aku... Apa perduli mu. Kau bisa melakukan segalanya sesukamu, kenapa aku tidak !.”

“Karena aku tidak mengijinkannya..”

“Aku tidak perlu ijin mu. Karena apapun yang kau lakukan juga tanpa seijin dariku. Kita impas.” Balas Luna.

“Aku tidak perlu ijin mu. Aku berhak atas segala hal tentangmu.”

“Richard kau semakin menunjukan betapa egoisnya dirimu sekarang !!!!.” Ucap Luna.

Tuan....Tuan.... Elif memanggil.

“Ada apa...” Richard menjawab, dengan posisi masih mengunci pergerakan Luna.

“Ada nona Maria.” Ucap Elif.

“Beritahu dia aku tidak ingin bertemu dengannya. Minta dia pergi Sekarang.”

“Tapi Tuan...” Sanggah Elif.

“Usir dia dari sini...” Ucap Richard setengah berteriak agar Elif dan Maria juga mendengarkannya.

“Babe kau pikir aku sampah. Buka pintu ini. Kita harus bicara.” Maria menggedor-gedor kamar utama Tuan rumah itu.

“Nona jangan seperti itu.” Elif menahan Maria, agar tidak membuat keributan. Karena Richard sangat tidak suka sikap seperti itu.

“Kau ingin apa lagi? Wanita mu itu diluar, lepaskan aku.”

Richard mengacak-acak rambutnya frustasi, dan melepaskan Luna. ia begitu frustasi, dengan kedatangan Maria, ia benar-benar sangat kesal.

Brak...

Richard membuka pintu dengan kasar, sementara Elif ia lebih memilih untuk pergi. Dari pada harus melihat murkanya Richard.

“Honey...” Maria langsung memeluk Richard. Dan matanya mendapati Luna yang tertegun di pinggir tempat tidur.

Sadar ia menjadi perhatian Maria, Luna segera bangkit dan menghampiri pasangan yang sedang berpelukan mesra itu.

“Lihatlah betapa kau tidak bisa menolaknya..” Ucap Luna dalam hati.

“Selamat pagi Aunty.. Aku pergi Dad...” Seru Luna meninggalkan kamar tidur Richard.

“Lepas Maria....”

“Aku merindukanmu sayang. Maaf, apa kau marah karena kejadian kemarin. Aku benar-benar merasa bersalah.” Melihat sikap Richard yang semakin dingin, Maria mau tidak mau harus mengorbankan harga dirinya untuk meminta maaf.

“Lupakan itu semua...” Richard melepas lingkaran tangan Maria dari tubuhnya.

“Aku tahu kau tidak akan bisa marah lebih lama denganku.”

“Mulai hari ini, agar hal itu tidak terjadi lagi, kau ku pindahkan ke kantor cabang.”

Maria sedikit terkejut... Matanya melotot kearah Richard.

“Babe, kau bercanda kan...” Maria tertawa tanpa arti. Richard tidak mungkin ingin berpisah dengannya.

“Aku serius...” Tegasnya.

“Tidak. Kau bercanda. Aku tahu kau tidak akan bisa tahan tanpaku.. Cih.” Maria berdecak, tak ingin mempercayai ucapan Richard begitu saja.

“Aku sangat serius. Aku akan mengurus semuanya hari ini. Dan kita...Kurasa kita, cukup sampai disini.”

“Rich... Aku tidak suka kau bercanda seperti ini.” Tolak Maria.

“Aku juga tidak sedang ingin bermain-main. Pulang lah, dan jangan sekali-kali menginjakan kaki di rumah ini lagi.” Richard memelankan suaranya.

“Kau keterlaluan. Apa anak pungut itu mencuci otakmu. Dia itu memang membenciku Rich, apa kau lupa dia bahkan pernah membentak ku.” Maria menyudutkan Luna.

“Kau membuatku semakin yakin satu hal... Kau tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk putriku. Dia bukan anak pungut, dia putriku, hanya itu yang boleh kau katakan...” Richard benar-benar geram, namun ia masih berusaha untuk menahannya.

“Kau salah paham sayang.” Maria mendorong Richard masuk kedalam kamar.

“Aku tahu kau tidak akan bisa menolak ku.” Maria dengan cepat melucuti, satu persatu tali dress yang menutupi tubuhnya. Membuat tubuhnya jadi tontonan bagi Richard.

“Jangan Maria..” Tolak Richard.

Namun Maria terus melakukanya, ia melucuti B*a dan cd nya dihadapan Richard, sehingga nampak lah dengan jelas keindahan tubuh wanita itu.

“Sayang sentuh aku, please...” Pinta Maria.

“MARIA...” Richard membentak.

“Pakai kembali bajumu. Pergi dari sini. Aku sudah mengakhiri hubungan kita, apa kau tidak mengerti juga.”

Dengan malu Maria kembali memungut pakaiannya dan mengenakannya kembali.

“Kau akan menyesal melakukan ini padaku.” Maria segera pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara Luna, ia melihat Maria dengan keadaan berantakan keluar dari kamar Richard. Ia yakin Richard dan ja*lang itu pasti habis bercumbu.

“Sepagi ini... kalian masih melakukannya, menjijikan sekali Daddy...” Gumam Luna dalam hati.