anak perempuan yang melihat ayah nya meningal di depan mata nya, kini sudah menjadi wanita yang dewasa dan penuh dengan amarah,
dia tidak akan puas sampai dia membalas dendam dengan orang yang membunuh ayah nya, bahkan ia rela menjadi istri penganti agar bisa bakas dendam dengan pelaku yang sudah mengambil nyawa ayah nya,
Risa hanya ingat satu hal yang pasti dalam kejadian alam itu, anak kecil bernama Kenzo juga ikut menghabisi ayah nya, dia kini ia tumbuh dengan dendam yang membara,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
Burhan berencana akan pergi ke rumah viola dan Kenzo, karena sudah satu bulan mereka tidak bertemu, Sri juga penasaran bagaimana dengan kandungan Viola, kenapa mereka tidak ada kabar,
Mereka sengaja tidak memberitahu bahwa akan datang, jadi tepat jam sepuluh pagi ini, mobil mewah milik Burhan sudah terparkir di halaman rumah Kenzo dan Viola,
Karena sudah satu bulan juga Risa tidak kembali ke paviliun nya, jadi mereka hanya tinggal berdua,walau Risa tidak kembali, Kenzo masih sering bertemu dengan nya, karena dia ingin memeriksa apakah bayi mereka baik-baik saja,
Sering Risa melakukan hal-hal yang sudah di larang oleh dokter, seperti, bekerja terlalu keras, tidur terlalu malam, dan dia juga sering mengangkat beban yang tak seharusnya ia angkat,
Tak bosan pula Kenzo mengajak nya untuk kembali ke rumah, namun jawaba nya masih sama, ia tidak mau kembali karena masih ada viola, mustahil bagi nya mengusir viola dari sana, karena seluruh dunia tau bahwa viola ada istri nya Kenzo,
Burhan menatap rumah Kenzo yang sangat mewah, ia masuk " viola? " ucap nya kaget, melihat viola sedang melakukan olahraga kardio, padahal usia kandungan nya saja belum sepenuhnya masuk satu bulan,
Viola kaget, karena tidak biasanya mertua nya datang tanpa kabar seperti ini " ayah " ucap nya,
Burhan mendekati viola " dimana kenzo? dan apa yang sedang kau lakukan? " menatap matras viola yang masih berada di lantai,
Sri masuk sambil membawa buah di tanggan nya, dia kaget melihat viola dengan pakaian olahraga nya dan menjatuhkan buah yang ia pegang, " ada ini? kenapa kau olahraga berat? " memegang pipi viola,
Viola kaget dan tidak tau harus bagaimana, hingga dia meminta kepada kedua nya untuk duduk, lalu dia pergi ke dapur, dan mengirim pesan kepada Kenzo, bahwa orangtua beras di rumah,
Namun karena pekerjaan yang padat, Kenzo tak sempat membalas,
Hingga, di sisi lain, Risa yang merasa bahwa beberapa stel pakaian nya tinggal di rumah utama, atau rumah Kenzo dan viola tinggal sekarang, dia berencana ingin mengambil nya sebelum berangkat ke kantor,
Risa sengaja masuk siang, karena setelah pulang dari rumah sakit, ia merasa bahwa dirinya harus benar-benar istirahat, walau tidak total, tetapi intinya ia sudah mengurangi nya,
Risa sempat mengirim Kenzo pesan, memberitahu bahwa dia akan ke rumah, karena ada pakaian yang tinggal, namun sama saja, pesan nya tidak di balas, Risa yang sudah hampir terlambat ke kantor, segara ke rumah Kenzo dan viola,
Sampai di sana, ia sama sekali tidak melihat mobil mertua nya yang sedang terparkir di halaman rumah, karena dia terlalu fokus mengatur rapat nga nanti,
Ia masuk dan berkata " viola aku ingin mengambil pakaian ku, maaf karena tidak memberitahu mu " ucap nya sambil memasukkan handphone nya ke dalam tas,
Burhan dan Sri menatap Risa, bahkan Sri sampai berdiri karena ia kaget melihat tubuh Risa yang sekarang semakin membesar " astaga Risa " ucap Sri,
Risa kaget dan menatap kedua mertua nya secara bergantian, " ib,.,,.,. Ibu.,.,., " ucap nya gagap, karena dia sama sekali tidak tahu bahwa ada mertua nya,
Sri memegang pipi Risa " lihat badan mu, kau terlalu banyak makan, kau sama sekali tidak menjaga badan mu " ocehan nya,
Risa tertawa pelan, " jika saja aku bisa mengatakan kepada kalian apa alasan ku menjadi seperti ini mungkin kalian tidak akan percaya " menatap viola sinis
Viola keringat dingin " ib,,..,.,. Ibu kau tidak perlu membahas badan Risa, menurut ku itu wajar saja " sok membela Risa,
Risa menatap Burhan " selamat ayah, sebentar lagi kau akan menjadi presiden negara ini, aku hanya mampir untuk mengambil pakaian ku, jadi aku rasa itu sudah tidak penting, aku pamit " ucap Risa berbalik badan dan keluar dari sana,
Sri menatap nya " kenapa aku merasa bahwa dia yang sedang hamil, mood dan badan nya mengatakan seperti itu, bahkan cara ia berjalan juga beda "
Viola hanya diam saja,
" Tetapi menantu ku sama sekali tidak memiliki tanda-tanda itu " mendekati viola,
" ahahah, mungkin belum saat nya ibu " ucap viola sambil tertawa canggung,
*
*
*
Risa samali di kantor dengan keadaan yang sangat buruk, mood nya hancur, pagi-pagi sudah mendengar ocehan yang seharus tak ia dengar, sampai Akbar memangil nya untuk datang ke ruangan nya,
" selamat pagi pak " ucap Risa masuk ke dalam ruangan Akbar dengan beberapa berkas di tanggan nya,
Akbar menunjukan layar komputer nya ke arah Risa, dia membuka artikel yang sempat di buat oleh seseorang yang anonim tentang pembunuhan di rumah Risa dulu,
" Saat saya melihat rumah kamu, saya merasa tidak asing, ternyata rumah kamu ada di dalam koran dan beberapa artikel dulu " menatap Risa,
Risa menahan air mata nya agak tidak menetes, karena bagi dia itu adalah kejadian yang sangat buruk, yang membuat nya kehilangan dua orang yang ia sayang dalam waktu bersamaan,
" iya pak, berita itu memang sempat buming, namun beberapa saat tidak lagi, karena sudah di tutup " jelas Risa,
" bagiamana kalau kita buka lagi, saya bisa bantu kamu, karena tujuan kita sama " menatap Risa dan beranjak dari bangku nya,
Risa menatap punggung Akbar, karena dia membelakangi nya " maksud bapak? " bingung,
" Beberapa tahun lalu, atau lebih tepat nya lima tahun lalu, saya di usir dari rumah sendiri, hanya karena alasan yang tidak logis, memang saat itu saya sedang sakit, namun bukan langkah itu yang saya harapkan dari mereka " jelas nya,
Risa mencoba untuk memahami apa maksud dari ucapan Akbar " maksud bapak? bapak di usir sama keluarga bapak? bapak keluarga pelaku yang membunuh orangtua saya? "
Akbar tertawa kecil " Risa kamu tidak perlu memikirkan hal itu, intinya yang harus kamu ingat sekarang adalah, tujuan kita sama, dan saya sudah punya target yang saya curiga sekarang "
" Bapak yakin tujuan kita sama? Sama sedang mencari pelaku pembunuhan pak, bukan masalah pribadi atau keluarga pak " jelas nya lagi, Karana masih ragu,
" Ya kamu benar, pembunuh yang sedang kamu cari, saya juga sedang mencari mereka, walau alasan kita berbeda tetapi tujuan kita sama, jadi saya ingin menawarkan kamu kerja sama " tersenyum ganas,
Risa berfikir, awal nya ia tidak mau menerima nya, tetapi jika bekerja sama dan Akbar juga sudah punya target, maka ini akan jadi lebih mudah, " baik pak, saya akan terima tawaran bapak, tapi apa saya boleh tau alasan bapak melakukan hal ini? " menatap Akbar,
Akbar hanya diam saja, hingga handphone Risa berdering, ada panggilan masuk dari kakak nya, Lyona
...Haiii guys happy reading ya, jangan lupa like, komen dan juga beri nilai, supaya makin sering up...