Memaksa Berjodoh

Di rumah Keluarga Ferdinand, Ibra dan Arisa tengah menatap kedua putra kembar mereka. " Sejak kapan kalian bisa berantem sama orang"?? Tanya Ibra menatap kedua anak nya marah.

Bagaimana tidak marah, anaknya yang di kenal baik dan santun, tiba-tiba membuat masalah bahkan Ibra dan Arisa tadi siang di telpon pihak sekolah, jIka anak kembar nya berantem hingga memukuli kawan sekelas nya hingga masuk rumah sakit.

Nauvan dan Naufal saling pandang dan melihat orang tuanya.

Ovan Kamu aja yang jelaskan" Ucap Oval melihat saudara kembar nya.

Nauvan menatap kesal Oval, namun tetap menjelaskan kepada Orang tuanya.

" Kami hanya tidak suka melihat ada anak yang sok berkuasa dan membully serta merampas uang orang lain, sehingga membuat anak lain itu tak makan dan minum selama di sekolah, jawab Ovan melihat kedua orang tuanya.

Mendengar jawaban Sang anak membuat Ibra dan Arisa saling pandang.

" Jadi kalian rela berurusan dengan pihak sekolah demi membela teman kalian yang selalu di bully?? Tanya Ibra dan kedua anak kembar itu mengangguk.

Ibra menatap keduanya dan menggeleng. " Kalian dengar Papi, Jika kalian tidak senang, bukan harus kalian yang bertindak, hubungi Guru kalian dan berikan bukti, sehingga guru kalian yang akan menegur dan pihak sekolah yang akan menyelesaikan masalah itu, jelas Ibra.

Pokoknya Papi dan Mami tak ingin kalian terlibat terlalu jauh, cukup sekali ini, Ucap Ibra tegas.

Kembar mengangguk. " Kalian dengar yang Papi bilang, Kami tak ingin kalian terlibat masalah Nak, Cukup Kami punya Nafla aja yang menjadi biang rusuh tapi kalian jangan, Ucap Arisa.

Kembar malah tersenyum mendengar ucapan Mami nya. Memang bener, sejak sekolah Lala lah biang masalah, Keributan dan kegaduhan, sehingga Ibra dan Arisa sudah biasa bolak balik ruang BK sekolah Nafla dulu.

" Maafkan Kami Mami, Papi kami tak akan mengulangi nya lagi, ucap Naufal menunduk begitu juga NAuvan.

Ibra dan Arisa mengangguk, Sekarang kembali ke kamar kalian dan tidur, besok sekolah!! Ucap Ibra

Kembar langsung menuju kamar masing-masing untuk istirahat.

" Ampun aku Yank, jika Kembar mengikuti jejak Nafla, bisa mati berdiri aku, Lirih Ibrahim membuat Arisa tertawa.

" Alah, gaya Mu mas ingin mati berdiri, orang Lala itu anak kesayangan kamu kok, Mana pernah kamu nolak bahkan memarahi Anak mu itu seperti kamu marahin kembar.

Kamu tunduk sama anak mu Yang satu itu, Jelas Arisa membuat Ibra menatap istri nya kesal.

Memang tak bisa di pungkiri, Jika Ibra gampang Luluh dengan seorang Nafla. Dia tak bisa Memarahi Lala, karena saat Ibra akan marah, Lalu kehilangan omongan saat Lala menatap menggunakan Mata indahnya yang bergerak lucu.

" Akhhhhhhhh Kenapa kelemahanku itu Lala, Kesal Ibra lalu berjalan ke kamar nya dan Arisa.

Sementara Arisa tertawa keras melihat suaminya yang frustasi dengan mengingat dulu bagaimana dia gagal memarahi Lala karena Lala itu kesayangannya..

Arisa mengikuti suaminya ke kamar dan langsung tidur.

Ibra memeluk istrinya dan mulai memainkan apa yang membuat nya ingin menyelami malam ini dengan indah. " Yank, Aku pengen " Ibra langsung melakukan apa yang ingin dia lakukan, Hingga suara kenikmatan mengalun indah di kamar itu.

" Aku mau nambah anak apa boleh"? Ibra menatap Arisa dan Arisa menatap Horor suaminya.

" Jangan macam-macam, Aku enggak mau hamil lagi, kita tunggu cucu saja dari Lala.

Arisa kembali terbuai dengan permainan suaminya.

" Aku ingin" Lalu Ibra kembali bermain dengan keintiman istrinya hingga mencapai puncak bersama.