"Aisyah mau kah kau menikah denganku?" Tanya Leon dengan harap-harap cemas. Aisyah tak segera menjawab dia bingung. Walaupun hatinya juga sudah terbuka untuk Leon.
Ada sesuatu yang sedang Aisyah selidiki yaitu kecelakaan ayah kandungnya.
Akan kah pernikahan Leon dan Aisyah terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
"Maksud ibu apa?"
Aisyah tetiba ingat bahwa kemarin ada yang menghubunginya dan menyebutnya CUCUKU.
DEG
Perasaannya tak enak, seperti ada sesuatu yang mengganjal. Tapi ibunya tak membahasnya lagi. Dia malah tidur dan memunggunginya. Aisyah juga tak enak jika harus bertanya lagi, dia takut ibunya akan ngamuk lagi.
Lebih baik dia simpan dulu bahwa kemarin ada yang menghubunginya dan menyebutnya cucuku. Dia melirik Leon dan mengajaknya ke luar.
"Mas maksud ibu apa yah? Apa maksudnya aku masih punya kakek? Ibu sendiri dulu bilang kalau kakek nenek aku udah meninggal." Lirih Aisyah yang masih bingung
"Udah jangan di pikirin, mungkin ibu lagi kangen sama orang tuanya. Tenang yah, ada aku!" Ucap Leon. Dia berusaha menenangkan calon istrinya itu.
Selesai menjenguk bu Dina. Leon mengantarkan Aisyah pulang ke apartmentnya. Dia tak bisa mampir karena hari ini sangat melelahkan baginya. Aisyah juga tak masalah. Toh besok keduanya akan bertemu lagi di kantor.
Leon pamit dari sana dan pulang kerumahnya. Sepanjang jalan dia nampak berpikiri keras tentang masa lalu ayahnya Aisyah. Sebenarnya Ray sudah mengirimkan beberapa photo tentang ayah Aisyah, namun Leon akan mencari fakta sebenarnya. Agar Aisyah tahu kebenarannya.
-
-
-
Leon harusnya hari ini datang ke kantor namun dia tak datang karena Leon sedang menyetir mobil membawa kakak iparnya yang akan melahirkan. Keadaan di dalam mobil sudah kacau. Kakaknya sendiri menjadi korban keganasan kakak iparnya yang sedang kontraksi. Sungguh lucu sekali.
Suara kakak iparnya melengking sekali merintih kesakitan. Leon fokus menyetir agar cepat sampai dirumah sakit. Dia terus menginjak pedal gasnya.
CKIIIIITTT
Sampailah semua dirumah sakit. Kakak iparnya di bawa ke dalam. Leon dan orangtuanya menunggu di luar. "Astaga aku lupa kasih tau Aisyah." Leon menepuk jidatnya.
Dia agak menjauh dari ayah bundanya untuk menghubungi Aisyah. Dia juga minta maaf baru mengabarinya karena tadi keadaanya sangat kacau di dalam mobil.
"Makasih ya sayang, nanti bareng Ray aja kesininya."
Setelah menelepon Aisyah, ponsel Leon bunyi lagi. Ternyata Elena meneleponnya. Dia besok akan pergi ke Inggris, meskipun sebelumnya sudah bertemu dan pamitan, namun Elena ingin mendengar suara pria yang pernah mengisi hatinya itu.
Leon cerita juga dia sedang ada di rumah sakit. Elena ingin datang menjenguknya, Leon tak masalah juga toh di sini banyak orang dan anggota keluarga. Elena juga sudah kenal dengan semuanya.
Cukup lama menunggu kakak iparnya yang sedang berjuang di dalam sana. Akhirnya suara tangisan kedua ponakannya telah lahir kedunia.
"Alhamdulillah"
Setelah melalui proses yang panjang, kakak iparnya sudah di pindahkan ke kamar perawatan. Leon dan anggota keluarga menyusulnya masuk. Dia melihat kedua ponakannya yang tampan dan cantik.
TOK TOK TOK
Jerremy adik kandung kakak iparnya, membuka pintu itu. Ternyata yang datang Elena. Dia datang mengucapkan selamat pada Jinan dan Shaka.
Tak lama selang berapa menit Aisyah dan Ray datang. Kedua wanita ini tampak canggung. Hal itu dirasakan juga oleh beberapa anggota keluarganya. Namun ketika Elena sedang mengobrol dengan kakak iparnya Leon, Aisyah perlahan mundur tanpa di ketahui siapa pun ter masuk Leon.
Setelah di sadari, Aisyah sudah tak ada di tempat. Leon bergegas menyusul Aisyah yang kini sedang ada di taman belakang rumah sakit. Dia menangis sesegukan. Leon juga mendengar kicauan calon istinya.
"Kok nangis?" tanya Leon yang sudah duduk di samping Aisyah. Dia mendengar umpatan Aisyah padanya. Namun Leon tak akan bisa marah pada wanita yang dia cintai.
"Jadi...mau enggak nih nikah sama aku? Kalau enggak mau, aku minta El_"
"Aku mau mas! Aku mau pokoknya nikah sama kamu."
Leon tersenyum kecil. Padahal dia sudah melamarnya dan menyiapkan pernikahan,tapi melihat Aisyah yang cemburu Leon sedikit memanfaatkannya demi melihat kesungguhan Aisyah padanya.
"Tadi Elena pamit. Besok dia pergi."
Aisyah hanya mengangguk pelan. Hatinya juga sudah tak cemburu lagi. "Iya mas semoga Elena juga mendapatkan kebahgiaan di sana!" ucap Aisyah lembut
Leon mengajak Aisyah ke ruangan kakaknya lagi, selagi keluarganya sudah kumpul, dia akan mengumumkan pernikahan mereka. Leon menggenggam tangan Aisyah lagi.
"Mas... Tangannya! Nanti aja kalau udah nikah." Gerutu Aisyah. "Hehehe iya maaf sayang habis aku happy banget kamu benar-benar serius sama aku. Jangan ngambek lagi yah sayang." ucap Leon dengan lembut.
Gimana Aisyah enggak luluh coba? Di hadapkan dengan pria selembut Leon, selain tampan dan mapan tentunya. Kini keduanya berjalan ke ruangan kakak iparnya lagi. Ternyata ketika masuk Elena sudah tak ada di dalam.
Leon mengumumkan bahwa Aisyah sudah menerima lamarannya. Dan meminta ayah untuk menjadi walinya di pernikahannya nanti.
Semua anggota keluarga bahagia mendengar berita Leon yang sudah fix akan menikahi Aisyah. "Hebat kamu nak, bisa naklukin gadis shalehah seperti Aisyah hihi." Ucap bunda dengan sedikit nada bercandaan.
"Leon gitu loh hahaha."
"Halah... Sebelum di terima Aisyah, galaunya setengah mampus tuh Leon." Shaka malah meledek adiknya itu. Dia mendapat lirikan maut dari Leon.
"Udah gitu tiap hari curhat mulu sama Jinan!" Lanjut Shaka. Semuanya menertawakan Leon di iringi suara tangisan ke dua ponakannya yang baru lahir itu. Aisyah hanya diam dan tersenyum saja.
-
-
Ditengah-tengah kebahagiaan itu, Shaka mengajak Leon bicara 4 mata di luar bersama Tama. Tentang keluarga ayahnya Aisyah.
"Leon, setelah menikah kau harus selesaikan masalah Bhatara. Tama melihat mobil Bhatara tadi di depan rumah sakit ini. Jangan lengah menjaga Aisyah. Dan segera resmikan pernikahan kalian. Resespsi bisa menyusul." ucap Shaka dengan tegas.
"Iya kak, tenang saja. Aku akan menyelesaikannya satu persatu. Dan untuk kakeknya Aisyah, nanti setelah menikah aku akan menemuinya. Dan secepatnya aku akan menikahi Aisyah." sahut Leon.
Leon dan Shaka kembali ke dalam, Aisyah masih menatap kedua ponakan kakaknya Leon. "Lucu sekali dek!" Kata Aisyah sembari mengelus kepala bayi mungil itu.
"Cepetan halalin Aisyah, Leon. Tuh lihat Aisyah udah cocok jadi ibu hehehe!" Kini giliran Jinan, kakak ipar Leon yang melesek Aisyah.
Wajah Aisyah bak udang rebus sungguh dia malu sekali. Sekarang Leon dan Aisyah jadi bahan ledekan anggota keluarga kakaknya. Namun mereka tak akan marah, anggap saja itu doa dan harapan.