NovelToon NovelToon
Dikejar Berondong Bucin

Dikejar Berondong Bucin

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Janda / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Anindya, seorang Ibu dengan 1 anak yang merasa sakit hati atas perlakuan suaminya, memilih untuk bercerai dan mencari pelampiasan. Siapa sangka jika pelampiasannya berakhir dengan obsesi Andra, seorang berondong yang merupakan teman satu perusahaan mantan suaminya.
“Maukah kamu menikah denganku?” Andra.
“Lupakan saja! Aku tidak akan menikah denganmu!” Anindya.
“Jauhi Andra! Sadarlah jika kamu itu janda anak satu dan Andra 8 tahun lebih muda darimu!” Rima.
Bagaimana Anindya menghadapi obsesi Andra? Apakah Anindya akan menerima Andra pada akhirnya?
.
.
.
Note: Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata yang disamarkan! Jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita, semuanya murni kebetulan. Mohon bijak dalam membaca! Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Aku juga Istrimu

Faris kembali kerumah dengan linglung. Pasalnya saat ia sampai di Pengadilan Agama, mendapatkan informasi jika pengadilan telah menetapkan status Anindya sebagai janda.

Kini mereka telah resmi bercerai. Tidak ada alasan lagi untuk Faris memperbaiki hubungannya dengan Anindya. Ia merutuki dirinya sendiri. Sedangkan Ayah dan Ibu Faris tak berkomentar karena mereka juga merasa malu dengan Anindya dan keluarganya. Anak mereka telah melemparkan lumpur kearah mereka.

Sedangkan Rani merasa menang setelah kepergian Faris. Ia yang mengetahui jadwal persidangan, sengaja membuat Faris kepayahan agar melupakan sidangnya. Dan caranya memang berhasil. Kini status sebagai istri sah Faris sudah ada di depan mata.

Sementara itu, Anindya sedang mengemasi barangnya untuk kembali besok. Ibu Anindya juga melakukan hal sama, setelah sebelumnya menitipkan rumah kepada sang adik yang saat ini juga bertanggung jawab atas usaha batu bata Ayah Anindya.

"Karena Mbak ikut Anindya, aku akan mentransfer uang keuntungan setiap bulannya ke rekening anakmu."

"Iya, Terima kasih."

Selesai mengemas barang, Anindya membuka ponsel nya dan menemukan pesan dari Andra yang memintanya untuk menemani berjalan-jalan. Anindya pun menjawabnya dengan satu kata "sibuk".

"Kapan tidak sibuknya?" balas Andra.

"Tidak ada."

"Tega sekali kamu, Mbak! Aku tidak mengenal siapa-siapa disini."

"Siapa suruh ke Jogja!"

"Kamu yang menyuruhku!" Anindya malas membalas pesan Andra.

"Apa kamu tidak merindukanku, Mbak?" Andra mengirimkan pesan lagi.

"Aku merindukanmu! Kamu satu-satunya perempuan yang bisa membuatku sampai seperti ini."

Anindya tetap mengabaikan pesan Andra dan mematikan ponselnya. Ia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur. Kini ia sudah berstatus janda, kedepannya ia akan menerima segala penilaian orang tentang janda. Anindya hanya berharap dirinya kuar menghadapinya. Apalagi tanggung jawabnya sebagai single parent, ia tak boleh lengah sedikit pun.

Sedangkan Andra sedang memutar otak untuk bisa menemukan Anindya, tanpa tahu kepulangannya besok.

"Mas, mengapa 2 kali cuti kamu tidak ada kembali?" tanya Rima yang menghubungi Andra.

"Ada urusan yang harus aku urus."

"Urusan apa, Mas?" tanya Rima.

"Ada."

"Mas, saat cuti kamu bulan depan aku wisuda. Tolong datang dan bertemu kedua orang tuaku."

"Aku belum siap, Ri."

"Kapan kamu siap?"

"Aku tak tahu."

"Apa hubungan kita ini tidak ada artinya dimatamu, Mas?" Rima mulai berkaca-kaca, tetapi Andra hanya diam.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Aku akan menunggumu sampai kamu siap." Rima mengalah.

Rima tak mau, Andra meninggalkannya karena ia memaksakan keinginannya. Ia akan memberikan Andra kelonggaran untuk berpikir. Dengan dia mengalah, mungkin Andra akan memikirkannya.

"Kamu dimana, Mas?" tanya Rima mengalihkan topik.

"Aku.. ada di Jogja." jawab Andra jujur.

"Kebetulan aku juga sedang ada di Jogja, Mas. Mas shareloc, nanti aku kesana."

Andra tak ada pilihan lain. Ia pun mengirimkan lokasinya kepada Rima. Tak lama kemudian, Rima sudah sampai di penginapan Andra. Rima sedang berkunjung di tempat saudara, jadi ia meminjam motor sepupunya untuk mengajak Andra jalan-jalan. Dengan bahagia Rima mengajak Andra jalan-jalan di Malioboro.

Sepanjang jalan-jalan, Andra sering melihat ponselnya seperti menunggu kabar dari seseorang. Rima tidak mempermasalahkannya. Ia justru mengalihkan perhatian Andra dengan penjelasannya dan terkadang mengajaknya berfoto.

"Mas, aku pulang dulu." Pamit Rima setelah selesai mengajak Andra jalan-jalan.

"Ya. Hati-hati!"

"Mas.." Rima mendekat kearah Andra dan menempelkan bibir mereka.

Rima yang sudah belajar dari Andra pun mencoba memperdalam, tetapi Andra menghentikannya dengan mengatakan jika tidak sopan. Mereka sedang berada di tempat umum.

"Apa nanti malam aku kesini lagi?" tanya Rima ragu.

"Untuk apa?"

"Untuk menemanimu, Mas."

"Tidak perlu, terima kasih. Pulanglah!" Andra mengusir Rima.

Andra merasa tidak nyaman dengan sikap Rima, walaupun ia yang mengajarinya lebih dulu karena rasa penasarannya. Setelah Andra merasakannya bersama Anindya, ia menjadi kecanduan dan tak lagi berselera dengan Rima.

Di sisi lain.

Rani mendatangi rumah Faris bersama Arka. Mau tak mau, Ibu Faris menerima mereka. Faris yang sedari kembali belum ada keluar dari kamar pun tidak menghiraukan panggilan Ibu Faris yang mengatakan Rani menunggunya.

"Izinkan saya menemuinya di kamar, Bu." pintar Rani.

"Untuk apa?"

"Kami ini suami istri, Bu. Kami memiliki cara kami sendiri untuk menyelesaikan masalah. Tetapi saya titip Arka." kata Rani dengan sopan.

Ia harus bisa menarik simpati Ibu Faris, jika ingin menjadi menantu sahnya. Setelah Ibu Faris setuju, Rani pun mengetuk pintu kamar Faris. Karena tak ada jawaban, Rabi membuka pintu kamar yang tidak terkunci dan masuk. Tak lupa Rani menutup pintu kembali.

"Mas.." Rani mendekati Faris yang sedang duduk di tempat tidur.

"Untuk apa kamu kemari?"

"Tentu saja untuk menemuimu."

"Pulanglah! Aku sedang ingin sendiri."

"Tidak. Aku ingin disini." Rani merebahkan tubuhnya.

Faris kembali diam. Rani yang tidak tahu harus melakukan apa, beralasan jika kamar Faris terasa panas. Ia pun melepaskan kardigan yang dikenakannya, menyisakan kamisolnya. Merasa Faris mengabaikannya, Rani pun memeluk Faris dari belakang.

"Mas.. Ada aku disini. Jika kamu ingin mengeluarkan keluhanmu, aku akan mendengarkannya."

"Ran, aku ingin kembali bersama Anindya." kata Faris.

"Anindya yang mengajukan gugatan cerai, Mas. Bagaimana caramu memintanya kembali?" Rani mencoba menahan amarahnya.

"Tapi Ran, aku merasa kehilangan. Walaupun awalnya aku tak berminat, kini separuh jiwaku seperti meninggalkan ragaku." Faris baru menyadari jika dirinya telah jatuh cinta dengan Anindya.

"Bukankah kemarin kamu mau memperbaiki hubungan kalian?" Rani masih berusaha mengendalikan amarahnya.

"Ya, aku mengatakan akan menceraikanmu dan memulai semuanya dari awal. Tetapi Anindya tidak mendengarkanku."

"Mas.. Itu berarti Anindya sudah tak lagi menganggapmu sebagai suaminya, untuk apa kamu mempertahankannya. Bahkan setelah menyandang status janda, ia tak ada mengabarimu mengenai anak kalian." Rani melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Faris.

"Aku disini untukmu, Mas. Aku juga istrimu." Faris menatap mata Rani.

"Ran, kamu tak marah aku berencana menceraikanmu?"

"Tak masalah, itu adalah caramu mempertahankan Anindya. Tetapi Anindya tidak ingin bertahan denganmu, kamu masih memiliki aku."

"Terima kasih, Ran!" Faris memeluk Rani.

Rani merasa menang kali ini. Ia pun mengeratkan pelukannya agar Faris bisa merasakan tubuhnya. Tak butuh waktu lama, Rani pun merasakan sesuatu dibawah sana. Dengan perlahan Rani melepaskan pelukannya dan mulai menuntun Faris untuk bermain.

"Ran, kita dirumah Ibu."

"Kita pasangan halal, Mas. Ayah dan Ibu, paham saja kebutuhan suami istri seperti apa." Rani sudah melepaskan kamisolnya.

Setelah berpikir sebentar, Faris pun mulai bermain dengan apa yang disuguhkan Rani. Rani sedikit menahan suaranya agar tak terdengar sampai keluar kamar. Mereka pun bermain dengan keringat dan menyatukan tubuh mereka. Tanpa tahu jika Ibu Faris mengetahui apa yang mereka lakukan.

"Mau aku larang pun, mereka suami istri." gumam Ibu Faris.

"Biarkan saja, aku sudah tak mau ikut campur! Terserah Faris mau meresmikan nya atau bertahan seperti itu." kata Ayah Faris yang memilih menemani Arka menonton televisi.

1
Ais Galby
sebnrnya anak nya anin itu nama nya arka apa ardio thor maaf cuma nanya aja
Meymei: Ardio kak, Arka anak Rani,, maaf typo
total 1 replies
Lee Mba Young
Kl ada lelaki suruh di teras saja, krn statusmu janda, mulut tetangga kn pedes.
Dian Rahayu
lanjut thor
Dian Rahayu
kapan nih up ya 😊
Lee Mba Young
semoga faris di pecat dr kerjaannya kl pengangguran mana mau si Rani.
orang macam faris itu sembuhnya kl jd gembel atau penyakitan
Lee Mba Young
bagus lah cerai saja tu bukti pernikahan buat jeblosin Faris ke penjara biar jd pengangguran. kl dah pengangguran mana mau tu si Rani. kl perlu viral kan jng smp km hancur sendiri, kl hancur semua juga hrs hancur termasuk Faris dan Rani.
Lee Mba Young
anindya lemah sih 😂 ntar hamil lagi repot habis enak enak ma lakinya.
kl pintar pasti cari bukti bawa ke pengadilan biar kena hukuman tu si Faris.
Alisa Erlani
duh thor kpn terbongkar nya enak bener jdi paris itu celup sana celup sini jijik banget🤑
Meymei: sabar ya kak.. 🤭
total 1 replies
Okto Mulya D.
Faris parahhh
Okto Mulya D.
piye tha..malah melirik istri orang yakkk
Okto Mulya D.
gelooo...istri dilihat orang malah dianya yang nafsuuu
Okto Mulya D.
Suaminya cuek bebek..
Okto Mulya D.
hehhh Faris, istri dianggap barang mainan..parahhhh..kasihan tohh
Okto Mulya D.
Nasibmu Anindya...
Nabilah
pengen q jambak😎
Nabilah
red flag tho!!
Nabilah
baru mulai sudah ada bau2 belut nih author!
Meymei: belut bau amis kak 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!