NovelToon NovelToon
Rebirth: Moon Sword

Rebirth: Moon Sword

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Time Travel / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Huacheng Imut

Gu Yinchen, dijuluki sebagai Kultivator Pedang Bulan oleh Raja Iblis yang menyerangnya bersama dengan ribuan orang dari lima sekte ternama. Julukan itu diberikan usai Gu Yinchen mati setelah jantungnya berhasil dihancurkan oleh Raja iblis.

mungkinkah Gu Yinchen akan kembali demi membalaskan dendam rekan seperguruannya dan kelima tetua Sekte yang mati sia-sia demi membunuh Raja iblis yang memiliki lima jantung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Huacheng Imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 14 - DESA NANYAN

Desa Nanyan menjadi pemberhentian pertama mereka saat matahari tepat berada di atas kepala mereka. Panas dan debu semakin menyambut mereka saat sampai di desa Nanyan, yang ramai orang yang berlalu lalang. Meski tidak begitu kelihatan, Gu Yinchen bisa membedakan antara rakyat biasa dengan seorang ahli pedang yang biasa berkeliaran tanpa arah untuk mencari informasi.

Akan tetapi, para ahli pedang yang berada di desa ini tidak seperti ahli pedang yang biasa dilihat olehnya. Mereka tampak mencolok dengan pedang yang menggantung di punggung dan di pinggang mereka. Beberapa juga ada yang memiliki badan kekar dan besar serta tertutup oleh jubah hitam yang lumayan panjang. Mereka bukan berasal dari sekte manapun tetapi, jumlah mereka yang memenuhi desa Nanyan lebih dari 50 an orang bahkan hampir menyentuh angka ratusan.

”Ada apa ini? Kenapa semua ahli pedang berkumpul di desa?” gumam Gu Yinchen sembari memperhatikan mereka semua yang berjalan melaluinya.

”Entahlah. Pasti ada sesuatu yang ingin mereka rebutkan di desa ini. Kita jangan sampai mencampuri urusan mereka. Kita akan terus berjalan.” jawab Qing Luan sembari berjalan di depannya.

Saat itu, Qing Luan sama sekali tidak menyadari kalau Gu Yinchen berhenti sesaat untuk bertanya pada seorang pengemis yang kebetulan melewatinya. Dia memberikan pengemis itu satu koin emas di atas mangkuk lusuh yang terlihat sangat kotor dan tidak kayak pakai.

”Terima kasih, Tuan muda.” jawab pengemis dengan wajah terkejutnya melihat kepingan koin emas pertama kali.

”Hei! Kau tahu, ini semua tidak gratis. Sebagai gantinya, beritahu aku sesuatu.” ucap Gu Yinchen sembari berjongkok di depannya.

”Apa yang ingin Tuan muda tanyakan pada saya?” tanya pengemis.

Gu Yinchen tersenyum, penuh dengan niat tersembunyi. Sejak dulu, dia selalu mengandalkan informasi dari kelompok pengemis yang selalu memiliki banyak informasi karena mereka juga memiliki banyak telinga dan mata untuk mengawasi daerah sekitarnya. Kesempatan ini, dimanfaatkan oleh Gu Yinchen untuk bertanya tentang situasi yang saat ini sedang dihadapi oleh desa Nanyan yang didatangi oleh para ahli pedang.

”Apakah desa Nanyan menyembunyikan sesuatu? Kenapa ada banyak ahli pedang di sini?” tanya Gu Yinchen.

Pengemis itu terkejut mendengar pertanyaannya. Dia menilai ukuran tubuh Gu Yinchen yang terlihat seperti anak usia 10 tahun. Akan tetapi, dia terlalu meremehkan Gu Yinchen karena tahu Gu Yinchen mungkin akan terlibat dalam pertempuran para ahli pedang yang akan diadakan sebentar lagi di desa Nanyan. Dan tentu saja, pengemis itu sudah menebak kalau Gu Yinchen pasti akan kalah.

”Seorang pengusaha di desa ini mengadakan pertempuran para ahli pedang untuk merayakan pernikahan Putrinya. Aku dengar, berita itu tersebar ke beberapa tempat sampai semua ahli pedang datang kemari untuk terlibat dalam pertempuran itu. Lalu, pengusaha itu juga akan memberikan hadiah pada ahli pedang yang bisa bertahan sendirian.” jelas pengemis.

”Sungguh?! Hadiah? Berapa jumlahnya?!” kedua mata Gu Yinchen langsung bersinar terang seolah yang ada di kepalanya saat ini hanyalah uang.

Dengan ragu, pengemis itu menjawab, ”Hadiahnya, sekitar satu juta keping emas. Dia akan memberikan hadiah itu pada ahli pedang yang berhasil mengalahkan semua ahli pedang yang ikut serta.”

Seketika, Gu Yinchen langsung bersemangat. Satu juta keping emas sungguh tidak sedikit bahkan dia bisa membeli sebuah bangunan apartemen dan beberapa bangunan lainnya dalam sekejap. Bagi seseorang yang memilih mencintai uang dan emas seperti Gu Yinchen, kesempatan ini tentu tidak akan dilewatkan olehnya.

”Dimana tempatnya?! Aku harus tahu!” ucap Gu Yinchen antusias.

Pengemis itu menunjuk ke arah sebuah bangunan besar dan luas yang ramai dikunjungi oleh orang orang. Bangunan itu di di dominasi warna ungu terang dengan berbagai corak dan ukiran bunga yang ada di sekitar tembok pembatas. Gu Yinchen bisa melihat, satu persatu ahli pedang memasuki bangunan itu tanpa ada keraguan sedikitpun dengan disambut oleh beberapa dayang yang menjaga pintu gerbangnya.

”Tempat itu sungguh luas dan luar biasa! Benarkah itu hanyalah rumah biasa yang hanya dihuni beberapa orang?” Gu Yinchen tak bisa menahan rasa kagumnya pada rumah yang hampir memiliki luas setengahnya luas sekte Matahari.

”Tuan muda, Anda jangan berpikir untuk ikut dalam pertempuran itu. Anda pasti akan diserang secara membabi-buta oleh mereka.” pengemis itu mencoba memberi saran karena menurutnya, Gu Yinchen tidak akan menang melawan para ahli pedang yang usianya jauh lebih tua darinya.

”Aku pasti menang! Aku ini seseorang yang pernah menghancurkan satu jantung Raja iblis! Mana mungkin aku bisa kalah dari semut semut itu? Hahaha!” dengan kegembiraan dan kepercayaan diri yang luar biasa, Gu Yinchen segera berlari pergi memasuki bangunan besar yang ditunjuk oleh pengemis tadi.

Sementara itu, Qing Luan baru menyadari dia kehilangan Gu Yinchen saat dia akan memasuki sebuah rumah makan dan dia juga sempat menanyakan mau makan apa padanya.

Qing Luan menghela nafasnya saat dia tidak melihat keberadaan Gu Yinchen di belakangnya. Dia mulai menduga kalau, Gu Yinchen pasti mencari tahu informasi mengenai para ahli pedang yang berkumpul kemari untuk melakukan pertempuran. Kemungkinan buruk yang ada di kepala Qing Luan saat ini hanyalah membayangkan Gu Yinchen ikut terlibat dalam pertempuran yang tidak bisa dimenangkan olehnya.

”Anak itu mulai lagi! Apakah aku harus merantainya agar dia tidak kabur seperti ini?” pikir Qing Luan sembari berjalan berbalik arah.

Rumah itu adalah milik keluarga Xu, pemilik bisnis penginapan dan minuman terbesar yang ada di desa Nanyan. Halaman yang mereka miliki begitu besar dan luas bahkan mereka juga memiliki sebuah lapangan pelatihan yang terbuat dari batu marmer berkilauan. Mereka juga menanam pohon bunga Tabebuya yang berada di setiap sisi tembok pembatas yang sangat tebal. Tidak jauh dari lapangan pelatihan, berdiri sebuah panggung megah dengan empat kursi yang telah diduduki oleh tuan rumah termasuk kepala keluarga Xu dan istrinya.

Selain panggung besar di depannya, di sisi kanan dan kiri lapangan, tersedia beberapa kursi penonton yang telah ramai orang tanpa pembatas sedikitpun. Yang lebih mengejutkan lagi, semua penonton dan tuan rumah yang ada di sana terpaku melihat penampakan Gu Yinchen yang berdiri di tengah-tengah lapangan, bersama dengan puluhan ahli pedang lainnya yang tampak mengerikan.

”Apakah mereka juga mengikutsertakan anak kecil dalam pertempuran ini?” gumam salah seorang penonton.

”Dia terlihat masih berusia 10 tahun. Apakah dia mampu bertahan hidup melawan mereka?”

Semua penonton ragu begitu juga dengan Tuan rumah yang melihatnya. Mereka tidak tahu siapa yang mengizinkannya ikut serta akan tetapi, dalam pengumuman yang disebarkan oleh Kepala keluarga Xu, tidak ada batasan usia bagi seseorang yang ikut dalam pertempuran ini.

”Bagaimana ini Tuan besar? Ada anak kecil yang ikut terlibat dalam pertempuran ini.” ucap seorang pelayan pada kepala keluarga Xu.

”Biarkan saja. Lagipula, dia akan menjadi pemanis dalam pertempuran ini.” jawab kepala keluarga Xu.

”Tuan, apakah Anda ingin terjadi pertumpahan darah diantara mereka?”

Kepala keluarga Xu tiba-tiba tersenyum sinis dan menjawab, ”... Ya. Itulah yang aku maksud pemanis tadi. Kita lihat seberapa kuat anak itu sampai dia begitu percaya diri bisa mengalahkan salah satu ahli pedang yang mengerikan.”

1
Maz Tama
pantau
Buang Sengketa
bulan dan matahari. makin kuat la mc nya
Seorang Penulis✍️
Jangan lupa mampir ya kak di Novel Saya PERJALANAN YANG CHEN DIDUNIA LAIN
Ivy
Semangat terus kak🔥Mampir juga ke karya baruku "Story of Elementalist" makasih🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!