NOVEL INI MERUPAKAN SEKUEL
"MENJADI YANG KEDUA"
TAPI FLLL BISA JUGA DIBACA LANGSUNG KOK .
SEMOGA KALIAN SUKA 🙏🤗
OH YA BAGI SESAMA AUTHOR YANG INGIN PROMOSI NOVEL KALIAN, SILAHKAN DI NOVEL-NOVEL EMILY NGAK ADA LARANGAN 🤗 SENENG SEKALI RASANYA BISA SALING BANTU 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RESTU DARI KEVIN
VOTE LIKE KOMEN KOPI DAN BUNGA YA 🙏
Mobil yang di kendarai Axel memasuki area perusahaan Abraham groups. Ia sudah berjanji pada Arianna akan menjemputnya dan bersama-sama menemui ayah Arianna kemudian daddynya.
Mobil Axel berhenti di depan pintu lobby, laki-laki gagah itu turun dan memberikan kunci pada valet perusahaan.
"Selamat siang tuan Axel", sapa resepsionis saat melihatnya.
Axel yang di sapa menganggukkan kepalanya dengan sedikit senyuman.
Laki-laki itu langsung menuju lift khusus keruangan Arianna.
Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai di lantai lima puluh Abraham Tower, lift begitu ekspres bergerak ke atas.
Ting..
"Selamat siang tuan Axel", sapa sekertaris Arianna dengan ramah.
"Apa Arianna ada di ruangannya?", tanya Axel.
"Nona, Arianna masih meeting tuan. Sebentar lagi selesai", jawab sekertaris.
Axel menganggukkan kepalanya.
"Aku menunggu di ruangannya saja", ucap Axel.
"Baik tuan..
Axel membuka pintu ruangan kerja kekasihnya. Seketika harum Arianna memenuhi indra penciuman Axel. Ia memilih duduk di sofa sambil membaca email yang dikirimkan oleh bagas asistennya.
Juga beberapa email yang dikirimkan adiknya mengenai proyek pembangunan mall yang di ketahui banyak masalah di sana. Axel sudah mempelajarinya dan ia pun sudah berkoordinasi dengan Garffin tentang langkah apa saja yang akan diambil selanjutnya. Yang pasti keluarga Wijaya tidak mengenal ampun jika memberikan sangsi pada karyawan yang merugikan perusahaan dan orang banyak. Hukum lah yang akan mereka pakai.
Ceklek..
"Axel, kau sudah lama datang?", ucap Arianna yang terlihat selalu menawan seperti saat ini dengan stelan blazer berwarna off white.
"Lumayan lama, dua gelas kopi sudah aku habiskan", jawab Axel masih menatap pada iPad miliknya.
"Kenapa kau masih saja minum kopi Axel, lebih baik minum teh herbal saja. Itu jauh lebih sehat", ucap Arianna sambil mendudukkan tubuhnya di samping Axel.
"Mumpung kekasihku tidak ada, kau dia ada ia pasti sangat cerewet. Dan aku tidak akan meminum kopi yang di suguhkan sekertarisnya itu", ujar Axel menatap Arianna.
"Iss kau ini..Apa yang kau lihat, apa kau sibuk?".
"Tidak juga, aku hanya membaca email yang dikirimkan Garffin. Ia bekerja dari proyek pembangunan mall. Proyek itu banyak terjadi masalah dengan warga sekitar. Apa kau sudah siap, ayo kita pergi menemui ayah mu", ucap Axel mengusap lembut wajah Arianna yang ada didekatnya.
"Iya, aku sudah siap. Ayo kita pergi sekarang", ucap Arianna mengambil tas dan handphone nya.
*
"Bagaimana kabar mu nak?", ucap Kevin memeluk tubuh putrinya juga Axel. Ia duduk di sebelah istrinya.
"Baik pa", jawab Arianna.
"Kenapa kalian bersama-sama, apa kalian ada kerjasama berdua?", tanya Kevin membuat Naura menahan tawanya. Semalaman ia menceritakan Arianna dan Axel pada laki-laki paruh baya yang masih terlihat tampan dan energik walau di tubuhnya sudah bersarang penyakit komorbit yaitu jantung.
Arianna tampak tersipu malu mendengar ucapan papanya.
"Kami sudah menjadi sepasang kekasih paman, paman merestui ku tidak kalau aku menikahi putri paman Arianna", Ucap Axel to the points.
Naura semakin tidak bisa menahan tawanya. Ia sangat tahu pasti akan seperti ini suasananya saat Axel meminta restu pada mereka.
Lain halnya dengan Arianna, beberapa kali gadis itu melebarkan matanya, dan memukul pelan lengan Axel.
"Kau harus membuktikan keseriusan mu dulu, supaya paman memberikan restu itu".
"Kapan kau akan melamar Arianna?", tanya Kevin dengan serius.
"Secepatnya paman, saat ini juga aku siap. Tapi kami harus memberi tahu daddy juga. Setelah ini aku dan Arianna akan menemui daddy", ucap Axel sambil menggenggam jemari tangan Arianna.
Kevin tersenyum mendengar perkataan Axel. "Kalau begitu paman akan merestui mu menjadi pasangan Arianna", ucap Kevin menepuk pundak Axel saat Axel memeluknya.
Kevin sangat tahu siapa Axel, dari bayi hingga sekarang. Dari lubuk hati yang paling dalam ia dann Brian memang berkeinginan menyatukan salah satu anak-anak mereka.
Namun beberapa saat kepulangan Arianna dari Amerika, Kevin menawarkan pada putrinya yang kala itu niat pulangnya ke Jakarta hanya sesaat saja karena kondisi Kevin sakit. Arianna menetap di Jakarta mengurusi perusahaan atau boleh kembali lagi ke Amerika tetapi ia harus menikah dengan laki-laki pilihan Kevin dan Naura. Tentu saja laki-laki yang menjadi pilihan Kevin adalah Axel putra sahabat baiknya Brian.
Tetapi Arianna telah memilih, ia akan menetap di Jakarta dan mengurusi perusahaan peninggalan orang tuanya. Kevin dan Naura harus menghargai keputusan putrinya. Mereka tidak mengungkit lagi masalah perjodohan dengan Axel.
Namun semalam istrinya bercerita dengan wajah sumringah bahagia, mengatakan Arianna dan Axel sudah menjadi sepasang kekasih. Tentu saja Kevin senang mendengarnya. Arianna di tangan laki-laki yang tepat dan baik. Ibarat kata kalau jodoh takkan kemana, itulah pepatah yang tepat untuk Arianna dan Axel.
...***...
KARYA EMILY LAINNYA :
SERPIHAN HATI ELLENA
MENJADI YANG KEDUA
PENGANTIN PENGGANTI
AIR MATA SCARLETT
