NovelToon NovelToon
Istri Kedua Dokter Pram

Istri Kedua Dokter Pram

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Menikah Karena Anak
Popularitas:81.3k
Nilai: 5
Nama Author: AmiRas

dr. Pramudya Aryatama, Sp. An. harus terpaksa menikahi saudari sepupu dari mendiang istrinya karena desakan keluarga, juga permintaan terakhir Naina. Belum lagi putranya yang berusia 2 tahun membutuhkan kehadiran seorang ibu.

Bisakah dr. Pram menerima Larasati sebagai istrinya, sedangkan ia sendiri masih begitu terpaku pada kenangan dan cintanya pada mendiang istrinya? Lalu bagaimana Larasati harus menghadapi sosok pria seperti dr. Pram yang kaku juga dingin dengan status dirinya yang anak yatim piatu dan status sosial jauh di bawah keluarga pria itu.

Banyak hal yang membentengi mereka, tetapi pernikahan membuat mereka menjadi dua orang yang harus saling terikat. Bisakah benih-benih perasaan itu hadir di hati mereka?

Jangan lupa subscribe biar dapat notifikasi updatenya, ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AmiRas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Waktu Kita

Dokter Pram baru saja tiba di rumah setelah menjalani shift panjang di rumah sakit. Langit senja memancarkan cahaya jingga keemasan, menciptakan suasana tenang di lingkungan sekitar. Namun, pikiran Dokter Pram masih dipenuhi kekhawatiran. Langkahnya agak berat saat ia melangkah menuju halaman belakang rumahnya, tempat suara tawa ceria terdengar.

Di taman belakang yang luas, Laras sedang bermain kejar-kejaran dengan Bagas. Tawa dan keceriaan mereka mengisi udara, menciptakan suasana kontras dengan kelelahan yang dirasakan oleh Dokter Pram.

Dokter Pram berhenti sejenak di ambang pintu yang menghubungkan rumah dengan halaman belakang. Matanya menyapu pemandangan di depannya, memperhatikan setiap gerakan Laras dan Bagas. Meski terlihat datar dan cuek, ada sorot perhatian yang mendalam dalam tatapannya. Ia tidak bisa memungkiri bahwa Laras memang sangat menyayangi Bagas, namun rasa khawatirnya masih sulit dihilangkan.

"Kalian sedang apa?" seru Dokter Pram, suaranya terdengar tenang tapi tegas.

Laras menoleh dan tersenyum lebar.

"Mas, sudah lama sampainya?" tanyanya.

Bagas yang sedang berlari kecil ke arah Laras, berhenti sejenak dan memandang ayahnya dengan mata besar dan cerah. "Papa, ain sama dong!" teriaknya penuh semangat.

Dokter Pram menghela napas panjang, mencoba menghilangkan sisa-sisa kelelahan dari tubuhnya. Ia melepas jas putihnya dan menggantungnya di kursi terdekat sebelum berjalan mendekat.

"Baiklah, Papa akan ikut main sebentar."

Mendengar itu, Bagas melompat kegirangan. Laras pun tampak senang melihat suaminya bergabung, meski ia tahu betapa sibuknya pria itu di rumah sakit. Mereka mulai bermain kejar-kejaran lagi, dengan Dokter Pram yang sesekali berlari mengejar Bagas dan Laras, tawa ibu dan anak itu mengisi halaman belakang, Bi Darti yang memperhatikan keluarga kecil itu tersenyum bahagia.

Meskipun terlihat tenang dan tidak terlalu bersemangat, kehadiran Dokter Pram memberi rasa bahagia bagi Laras. Ia tahu bahwa pria itu selalu memperhatikan, meski ekspresinya datar dan sikapnya cuek. Baginya, itulah bentuk perhatian yang paling tulus dari seorang suami dan ayah yang selalu sibuk.

Waktu berlalu cepat ketika mereka bermain di taman. Keceriaan Bagas yang polos mampu mengusir sejenak semua kekhawatiran Dokter Pram. Namun, di balik senyum tipisnya, hatinya masih dipenuhi oleh kecemasan yang tak kunjung hilang. Ia ingat bagaimana Laras beberapa kali hampir membuat Bagas celaka karena kecerobohannya. Meski ia tahu Laras tidak bermaksud buruk, kekhawatiran itu tetap ada.

Saat mereka berlari ke sana kemari, tiba-tiba Laras tidak sengaja tersandung sebuah batu kecil yang terletak di tengah jalan setapak taman. Ia terjatuh dengan keras, dan suara teriakannya membuat Bagas berhenti seketika.

"Mas, tolong!" teriak Laras sambil memegangi lututnya yang mulai memar.

Dokter Pram segera menghampiri Laras dengan cepat, meskipun wajahnya tetap datar, matanya tampak menunjukkan kekhawatiran yang tak terlihat. Ia berjongkok di samping Laras, memeriksa lutut istrinya yang kini mulai membiru.

"Laras, bagaimana rasanya?" tanyanya dengan suara tenang, menekan sedikit memar di lutut Laras.

Laras meringis, mencoba menahan rasa sakit.

"Sakit sekali, Mas!"

Dokter Pram mengangguk, lalu dengan hati-hati membantu Laras untuk duduk lebih nyaman di bangku taman terdekat. Ia meminta Bi Darti mengambil kotak P3K di dalam rumah, dan wanita baya itu segera kembali dengan kotak P3K. Dokter Pram mulai membersihkan luka Laras dengan perlahan.

Bagas berdiri di dekat mereka, terlihat cemas melihat mamanya terluka. "Mam, akit ya?"

Laras mencoba tersenyum meski wajahnya masih meringis.

"Iya, Nak, tapi nanti Mama akan baik-baik saja. Papa sedang membantu Mama."

Dokter Pram tetap tenang saat membersihkan luka dan membalutnya dengan perban. Meski ekspresinya datar, ada perhatian mendalam di setiap gerakannya. Setelah selesai, ia menatap Laras dengan tatapan yang lebih tegas.

"Kamu harus lebih berhati-hati, Laras! Saya selalu khawatir setiap kali kamu ceroboh," ucapnya dengan nada datar dan tatapan tegas.

Laras mengangguk pelan, merasa bersalah. "Maaf, Mas. Aku akan lebih berhati-hati lagi."

Dokter Pram menghela napas panjang, lalu mengusap telapak tangan Laras dengan lembut.

"Yang penting sekarang kamu baik-baik saja," ucapnya lirih.

Dokter Pram membantu merangkul Laras masuk ke dalam rumah, diikuti Bagas dan Bi Darti di belakang mereka.

"Sudah sore, bersihkan diri. Kamu bisa jalan ke kamar mandi!"

Laras mengangguk, "masih bisa, Mas!"

Dokter Pram menghela napas, mengangguk dan membantu Laras masuk ke kamar mandi. Memberikan wanita itu handuk, dan ia pun berlalu dari sana.

"Kenapa sih deg-deg kan terus kalau dekat, Mas Pram!" gumam Laras lirih menatap pantulan dirinya di cermin yang tertempel di kamar mandi.

Hampir lima belas menit Laras di kamar mandi dan keluar dari sana dengan bathrobenya, ia melihat Dokter Pram yang sedang duduk di sofa kamar. Pria itu langsung menoleh padanya.

"Sudah?" tanyanya menghampiri Laras, membantu wanita itu duduk di pinggir ranjang dan mengambilkan stelan pakaian di ruang ganti.

"Terima kasih, Mas. Maaf jadi merepotkan, Mas!" ujar Laras merasa bersalah. Harusnya dia yang melayani sang suami yang baru pulang dari rumah sakit, ini malah jadi kebalikannya.

"Tidak apa-apa. Sebagai suami istri kita harus saling melayani, kan?" bisiknya menahan seringai, menggoda Laras yang sudah memerah wajahnya.

"Mas, masih sore!" ujar Laras menepuk lengan pria itu yang mengusap pipinya.

"Ya, memang masih sore. Saya mau mandi, segera ganti bajumu sebelum aku yang melucuti bathrobemu itu ...."

Laras melotot, segera mendorong pria itu menjauh. Dokter Pram menahan bibirnya agar tak senyum terlalu lebar. Pria itu melangkah ke kamar mandi dan terkekeh samar melihat wajah memerah Laras tadi.

"Dia masih saja malu, dasar!" gumamnya seraya melepas pakaian dan mengguyur diri di bawah shower.

"Mari jalani semuanya dengan perlahan ...."

...To Be Continue .......

1
Yus Warkop
terima kasih mbak ami .ras
Yus Warkop
alhamdulillah semoga laras dan kekuarganya bhagia selalu .
bikin cerita tentang anak"laras dan pram author .....
ariyan
lanjut Thor season ke 2
ig @amii.ras
ada season 2 dungs hehe 🤭 di lapak inilah ya aku nnti up, tunggu aja, agak slow up sdah aktif kuliah soalny
Kemal Chandra: oke thor ditunggu berikutnya y makasih
Suci Dava: Saya tunggu season 2 kak Author
total 3 replies
Melina Heri Indarwati
sudah ini thor? 😥😞
Melina Heri Indarwati: ow yess..💃💃
ig @amii.ras: ada season 2 di lapak inilah yaw
total 2 replies
Yus Warkop
alhamdulillah hikmahnya kebenatan terbuka
Noey Na Gondo
/Sob/
Melina Heri Indarwati
hmm..lemessss.....trus..trus...kenapa Laras ditukar thor??? apakahang sengaja kakak Leon yg menukarnya?
Tria Hartanto
semoga laras bisa memaafkan tante suci dan om leon
Tria Hartanto
ceritanya bahus alurnnya juga keren
LISA
Syukurlah ada hikmah di balik semua kejadian itu..sekarang Leon & Suci sudah mengetahui kalau Laras adalah putri kandung mereka..inilah kesempatan utk mereka berdua berubah..
Yus Warkop
lanjut up yg banyak thor
Yus Warkop
semoga leon tergerak hatinya untuk mendonorkan darahnya . laras kan anaknya
LISA
Mudah² an Leon bersedia mendonorkan darahnya untuk Laras
dyah EkaPratiwi
tambah lagi dong kak,ah penasaran banget
Melina Heri Indarwati
alamakk akak..kenapa kau potong secuil.beginiii??? ini kan membuatku tersiksaaa😭😭🤣🤣🤣
Melina Heri Indarwati: owalahh bep....setia menunggu deh 😥😥
ig @amii.ras: aku up 2 bab trnyata 1 babnya blom diacc msih review aja 😭
total 2 replies
*Septi*
👍🏻
Yus Warkop
masih belum ngerti🤔
Yus Warkop
kapan up thor
LISA
Rumit jg y kisah keluarga Daneshwara ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!