Greenindia Halmusd , gadis cantik yang memiliki mata coklat menyala indah dan memiliki julukan si pembuat onar di SMA DARMA BANGSA.
Namun kenyamanannya mendadak terusik ketika guru BK baru datang.
Guru tampan yang di gilai hampir semua murid perempuan di sekolahnya termasuk dua sahabat Green.
Tapi tidak untuk dirinya , baginya guru tampannya itu adalah musibah untuk ketentramanya.
Jonathan Vernandes , pria tampan yang mendadak jadi guru BK di sebuah yayasan milik keluarganya.
Dan bagaimana jadinya jika murid cantik si pembuat onar dan guru BK yang menyebalkan di pertemukan dalam sebuah acara keluarga , dimana mereka menjadi sepasang manusia yang akan di jodohkan.
" Kamu " teriak dua manusia bersamaan dengan tatapan begitu terkejut.
•••
" Kalau saja kau terus memperlakukan aku dengan sangat baik seperti ini , mungkin aku akan sedikit menyukaimu " ~ Greenindia Halmusd
" Kita lihat , seberapa kuat kamu bisa melawan pesonaku "
~Jonathan Vernandes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sary Bhieltha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Bodoh
Dengan wajah kesal Green menghampiri Amel dan Elin yang sedang fokus menonton pertandingan basket .
Ia duduk di sebelah Amel tanpa memperdulikan permainan basket yang berlangsung.
" Sial banget si gue hari ini " gumamnya dalam hati.
Dengan posisi masih duduk ia mengambil benda pipih milikny di dalam tas lalu mengechek adakah notif pesan atau panggilan masuk di dalam handphonenya.
Satu pesan masuk di aplikasi iphone terbaru milik Green.
" Green kenapa belum pulang ? " tulis isi pesan dari kontak masuk yang baru di buka.
Ia mengabaikan pesan yang di kirim oleh maminya karena masih begitu kesal dengan kejadian tadi pagi.
#Flashback
Pagi pukul 06.30 dirumah keluarga HALMUSD.
tok tok tok " suara ketukan pintu.
Karena sudah berapa kali mengetuk pintu dan tidak ada jawaban Fenita membuka pintu dan masuk kedalam ruang yang masih begitu gelap dengan gorden jendela yang belum di buka , di lihatnya seorang gadis yang masih tertidur nyenyak di balik selimut yang menggumpal pada tubuhnya.
Green " panggil Fenita lembut.
Masih tidak ada pergerakan untuk bangun dari Green , Fenita kembali mencoba memanggil anaknya.
Green " panggilnya setengah berteriak.
Gadis bermata coklat itu terperanjat dari tidurnya dan menemukan fenita yang sudah berdiri di sisi tempat tidur.
" Kenapa harus berteriak sih mi " kesal Green dengan suara serak bangun tidur.
" Kalau mami tidak berteriak kamu nggak akan bangun "
" iya ini udah bangun, " jawab Green beranjak dari tempat tidurnya.
"cepat mandi dan bersiap ke sekolah , semua orang sudah menunggu kamu di meja makan " jelas Nita lalu beranjak dari kamar Green menuju meja makan.
"emm.. " jawab Green setengah mengantuk.
~Di meja makan
" Mi , apa Green sudah bangun ? " tanya Martin ayahnya Green.
" sudah pi , tunggu sebentar dia akan segera turun " jelas Nita hati hati.
" Kenapa anak itu selalu saja terlambat dan harus di bangunkan setiap hari " gerutu Martin yang nampak kesal dari wajahnya.
" Sudahlah pi, itu memang sudah kebiasaan Green bangun terlambat " jelas Nita santaisambil menyendokan nasi goreng ke dalam piring Martin.
Tidak lama Dewina datang dan bergabung di meja makan , biasanya jika ada Najira anak tertua di keluarga Halmusd , dia yang akan lebih dulu berada di meja makan setelah Martin dan Nita tapi hari ini Najira sedang berada di luar kota karena tugas kantor yabg harus di selesaikan.
dan dia di percaya ayahnya untuk menjabat sebagai Wakil Direktur di perusahaan keluarganya , di umur yang masih terbilang mudah 27 tahun dengan otak yang sangat cerdas, Najira menyelesaikan sekolahnya dengan begitu cepat bahkan dia memiliki dua gelar , S1 Bisnis dan Manajemen dan S3 MBA ( Master of Bussines Administration)
di Oxford University , Inggris.
" Kenapa si pagi pagi sudah ribut " tanya Ina (nama panggilan Dewina) pada kedua orang tuanya.
" Apa lagi kalau bukan karena kakak kamu yang satu lagi " jawab Martin dengan nada setengah marah.
" emm.." saut Ina tanpa bertanya lagi , karena memang hampir setiap pagi Martin selalu marah marah dengan tingkah laku Green , ntah apa ulah kakaknya kali ini.
tak tak tak " suara langkah menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan.
" Pagi " sapa Green lalu duduk di kursi kosong samping Ina.
" Pagi kak " balas Ina tersenyum manis.
" Pagi , cepat sarapan nanti kamu terlambat " sambung Nira sambil menyedokkan nasi goreng dan menyodorkannya ke arah Green.
" Terimakasih mi " ucap Green sambil menyendokan nasi goreng ke dalam mulutnya.
" Kamu ngapain aja kalau malam , kenapa setiap pagi harus terlambat bangun " tanya Martin dingin.
" Nggak ngapa-ngapain " jawab Green singkat tanpa menoleh kearah papinya.
" Harusnya kamu bisa mencontoh adik dan kakakmu , bangun tanpa harus di bangunkan , belajar dengan rajin dan jadi anak yang baik " kata sambung Martin dengan nada setengah marah.
Green hanya diam , karena ia sudah cukup muak dengan omongan ayahnya , yang setiap hari terus membandingkan dirinya .
" kamu itu harus lebih rajin lagi belajar , ikutin semua les pelajaran di luar jam sekolah supaya kamu bisa seperti Najira dan Dewina , jangan keluyuran yang tidak jelas sudah tahu otak tidak pintar " lanjut Martin.
Dengan kesal Green menyudahi sarapannya , dan beranjak dari meja makan namun gerakannya terhenti karena suara Martin kembali terdengar.
" Mau kemana kamu ? " tanya Martin berteriak.
" Kesekolah pi , mau kemana lagi " sahut Green kesal.
" Kalau orang tua lagi bicara itu di dengerkan bukan main pergi, ini yang menyebabkan kamu jadi anak bodoh " sambung Martin.
" Kenapa dulu nggak di buang aja aku , biar nggak ada anak yang bodoh " kata Green sambil menahan isaknya.
" Green " teriak Nita.
" Sudahlah mi, aku capek kalau setiap hari harus medengar kalian membandingkan aku dengan Najira dan Dewina , seharusnya kalian tidak usah membesarkan aku kalau hanya akan membuat kalian malu.karena aku bukan anak yang pintar " saut Green sambil beranjak dan bejalan keluar rumah dengan ransel sekolahnya.
" Green " teriak Nita lagi sambil berlari menyusul anaknya.
" Selalu saja seperti ini " kata Ina sembari bangun dari duduknya.
" kamu mau kemana ? , selesaikan dulu sarapanmu " bentak Martin kepada adik Green.
" aku sudah tidak memiliki selera makan " jawab Ina.
" Makan " Bentak Martin.
" Pi nggak semua keinginan papi harus kita penuhi , kami cuma anak bukan alat yang harus menjadi kebanggaan papi " balas Ina setengah berteriak.
" Kalau setiap pagi masih terus seperti ini, aku tidak akan mau sarapan bersama " sambung Ina sambil mengambil tas sekolahnya.
Martin terdiam mendengar kata kata yang di lontarkan Ina karena tidak biasanya anak itu berbicara dengan nada tinggi seperti ini , Ina anak yang pendiam dan sangat penurut.
jangan lupa like dan coment sertakan sarannya ya guys😍
terimakasih🙏