Ada sebuah legenda yang mengatakan jika penguasa dunia akan bangkit kembali. Saat fenomena aneh membentang memenuhi langit. Dan naga abadi terbangun dari tidur panjangnya. Dia pasti kembali dari tempat persembunyiannya setelah ratusan ribu tahun meninggalkan dunia.
***
Ratusan ribu tahun berlalu begitu saja. Legenda yang telah menjadi sebuah cerita dongeng perlahan menjadi kenyataan. Hingga, bayi laki-laki kecil di temukan tanpa busana terbuang di bawah pohon yang telah membeku di ujung Utara. Yang selalu di sebut tempat terdingin di dunia. Seorang pemburu bersama anaknya yang masih berusia sepuluh tahun, menemukan bayi kecil itu kemudian membawanya pulang. Mereka memberinya nama Lie Daoming. Dan menjadikannya anak angkat. Selama sepuluh tahun, kehidupan mereka sangat tenang dan damai. Hingga pembantaian dan penculikan membuat Lie Daoming harus kehilangan keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pedang Phoenix legendaris
Monster itu mengeluarkan kekuatannya dan langsung menyelam ke dasar danau. Saat dia keluar, dia membawa sebuah pedang yang cukup tajam dan jernih. Kilatan pada ujungnya sangat sempurna. Dia berdiri di atas permukaan air menatap kearah semua anak yang ada di tepi danau. Belum sempat dia mengeluarkan kekuatannya untuk membunuh semua anak itu. Pedang yang ada di tangannya terasa sangat panas seperti terbakar api. "Aa..." melepaskan genggamannya.
Pedang terbang melayang kearah Daoming. Saat dia menangkapnya, kekuatan pedang langsung menyatu dengan kekuatan yang ada di dalam dirinya. "Aaaaa..." kekuatan yang mengalir di dalam dirinya seperti air yang mendidih. Sangat panas dan menyakitkan.
Su Zhou di bantu semua temannya membantu Daoming menekan kekuatan pedang yang terus mengalir.
Monster itu langsung mengeluarkan semua kekuatan agar dia bisa merebut kambali pedang yang telah ia dapatkan.
Bumm...
Kekuatan saling bertabrakan,
Tuan Hu datang tepat pada waktunya. Dia mengeluarkan pedang embun beku untuk menghadang kekuatan dari Monster yang ada di atas danau.
Air danau mulai bergejolak dan naik secara perlahan. "Kalian semua harus mati," kekuatan keluar dari tubuh Monster itu. Tubuh Monster itu juga semakin bertambah besar. Bahkan air di danau hanya sebatas lututnya.
"Daoming biarkan kekuatan itu mengalir di dalam diri mu. Jangan melawannya," Setelah mengatakan itu tuan Hu langsung terbang bersama dengan pedang embun beku yang ada di tangannya. Dia melaju cepat terus menahan serangan dari monster di hadapannya.
Bumm...
Dooorrr...
Dumm...
Kekuatan saling bertabrakan dengan getaran dan dentuman kuat.
Tangan Monster itu mengeluarkan kekuatan yang terus bertambah besar.
Tuan Hu juga sudah mulai kualahan. Kekuatannya telah terkuras, semanjak dia terus di buru orang-orang ibukota. Dia terus mengeluarkan kekuatannya. Saat ini dia sudah mencapai batas maksimal.
Buuurrr...
Darah keluar dari mulut tuan Hu.
Melihat hal itu gejolak yang ada di tubuh Daoming semakin kuat. "Kalian semua pergi. Menghindar dari tempat ini," ujarnya dengan suara pelan dan tertahan.
Semua temannya langsung menghindar masuk ke dalam penghalang kekuatan yang ada di rumah.
Semua kekuatan mengalir dengan bebas di setiap pembulu darah Daoming, "Aaa..." teriakan menyakitkan itu menggema.
Hingga,
Bummmm...
Kekuatan besar keluar dari tubuhnya. Pedang yang ada di genggamannya juga telah menyatu dengan jiwanya. Dia bangkit, cahaya keemasan menyelimuti tubuhnya. Pedang melesat bersama dengan dirinya yang penuh kemarahan.
Ssreengg...
Tebasan pertama terlihat seperti kilatan tanpa bisa di pastikan gerakan apa yang dia gunakan untuk menyerang.
Sreeenggg...
Sreeengg...
Tebasan terus berpindah dengan sangat cepat. Membuat Monster itu tidak bisa menahan atau pun menyerang balik.
"Aaa..." kekuatan besar semakin terlihat menyelimuti tubuh Daoming.
Jjlelepp...
Pedang masuk di jantung Monster itu.
Sspellpp..
Saat pedang di tarik kembali. Kekuatan hitam yang datang dari arah timur membawanya pergi.
Buuurr...
Darah menyembur dari tenggorokan Daoming.
Tuan Hu langsung menangkapnya agar tidak terjatuh di dalam danau. Dia membawa anaknya ke dalam rumah.
Semua teman Daoming hanya bisa menatap tanpa bisa percaya jika teman seusia dengannya bisa memiliki kekuatan yang sangat besar.
"Bagiamana dia bisa memiliki kekuatan sebesar itu? Apa ini ranah tingkat delapan? Ranah berlanjut?" ujar Zihan dengan penasaran.
"Tidak. Kekuatan ini lebih besar dari itu. Tingkat ini telah mencapai ranah alam hampa yang di katakan dalam legenda," saut Yuze. Dia mengikuti tuan Hu yang telah membawa Daoming masuk.
"Daoming, jangan tidur. Kamu harus tetap bangun," ujar tuan Hu dengan khawatir melihat anak keduanya sudah setengah sadar. Dia mengarahkan tenaga dalamnya kepada anak keduanya.
Kedua mata Daoming sudah hampir menutup,
Plakak...
Semua orang terkejut saat Su Zhou menampar wajah Daoming dengan kuat.
"Apa yang kamu lakukan?" Zihan menarik tangan Su Zhou.
"Bukankah dia harus bangun? Lihat dia sudah sadar kambali," jawab Su Zhou menunjuk kearah Daoming yang sudah sadar kembali.
Dari arah pintu masuk, pria tua dengan rambut yang sudah memutih berjalan mendekat. "Kalian semua bisa pergi," ujar pria itu dengan tatapan mata tenang.
"Siapa?" tuan Hu mengarahkan pedangnya menuju pria tua yang masuk ke dalam rumah begitu saja.
"Tubuhnya sudah tidak bisa bertahan. Apa kamu ingin membiarkannya mati?" kata pria tua itu membuat tuan Hu semakin khawatir.
Tuan Hu tetap tidak ingin menghindar. Justru dia semakin memaksa kekuatannya untuk keluar. Hingga darah kembali keluar dari mulutnya.
Pria tua itu menetap dengan tenang, dia hanya mengarahkan tangan kanannya kepada semua orang yang ada di ruangan itu. Tuan Hu dan anak-anak itu sudah tidak bisa bergerak kembali. Setelah semua situasi terkendali. Dia maju menatap wajah yang sangat ingin dia lihat. "Tatapan matanya sudah berbeda," ujarnya sebelum dia mengarahkan kekuatan yang keluar dari tangannya menuju Daoming.
"Aaaaa..." teriakan kuat menggema. Tubuh Daoming bergetar hebat dengan kekuatan yang terus mengalir cepat di seluruh tubuhnya. Setiap titik utama meridian telah terbuka. Setelah lima menit berlalu, akhirnya kekuatan yang ada di dalam tubuh Daoming kembali tenang.
"Sekarang kamu bisa tidur," ujar pria tua itu menarik kembali kekuatan miliknya. Dia melepas kekuatan yang telah menehan semua orang. "Kekuatan yang ada di tubuhnya masih belum bisa di gunakan dengan bebas sebelum dia bisa mencapai tingkat ketujuh ranah surga. Apa pun yang terjadi jangan biarkan dia memakai kekuatan secara berlebihan. Tubuhnya masih tidak bisa menahan lonjakan berlebihan dari kekuatan yang ada di dalam dirinya," ujar pria tua itu menatap tuan Hu.
"Baik. Saya akan mengingatnya," kata tuan Hu yang masih menahan rasa sakit di dadanya. "Jika saya boleh tahu. Siapa nama tuan?"
Pria tua itu menatap Daoming, "Aku hanya lewat di tempat ini. Dan tidak sengaja melihat pertempuran mematikan yang kalian alami. Aku hanya pengembara yang masih mencari jalan pulang," menghilang dalam hitungan detik.
"Kalian semua juga harus beristirahat," ujar Hu kepada semua teman anaknya.
"Baik," ujar Zihan yang langsung mengajak semua temannya keluar kamar.
"Ayah. Apa kakak sudah baik-baik saja?" kata Yang Rui.
"Kakak sudah baik-baik saja. Jangan khawatir," mengelus lembut kepala anaknya. "Kamu juga harus istirahat," menggendong anak keduanya untuk masuk ke dalam kamar.
***
Di ujung Timur kota Zailan,
Penguasaan kegelapan duduk di singgasananya menatap monster yang sudah tidak berdaya bersujud di lantai.
"Sepertinya kamu memang sudah tidak berguna," menatap dengan tajam. "Aku hanya membutuhkan budak yang kuat," ia arahkan kekuatan miliknya menembus tubuh Monster itu.
"Aaaaa..." jeritan rasa sakit menggema di ruangan itu. Sebuah cahaya keluar dari tubuh Monster itu, membentuk bola kecil yang langsung melaju masuk kedalam tubuh penguasa kegelapan. Setelah inti kekuatan terlepas dari tubuhnya. Monster itu langsung musnah.
Penguasa kegelapan tersenyum puas meski dia harus kehilangan pedang Phoenix legendaris. "Akan ada waktunya untuk aku merebut pedang itu kembali," ujarnya dengan seringaian menakutkan.
"Kamu tidak akan mendapatkannya," suara itu terdengar di barengi kehadiran pria tua yang telah berdiri santai di hadapan penguasa kegelapan.
Penguasa kegelapan mengibaskan tangannya,
Bumm...
Dentuman kuat terdengar saat dua kekuatan saling bersinggungan.
Penguasa kegelapan bangkit saat menyadari lawannya jauh lebih kuat. Saat dia akan menyerang kembali. Sebuah kekuatan langsung menekan tubuhnya hingga berlutut dan tidak bisa bergerak. Tubuhnya terkunci.
"Aku hanya ingin mengambil delapan puluh persen kekuatan yang kamu miliki. Tetaplah di tempat mu selama sepuluh tahun kedepan. Jika tidak ingin mati," pria tua itu mengerakkan tangannya dengan pelan.
Dem...
Kekuatan semakin besar menekan tubuh penguasa kegelapan. Kekuatannya di tarik paksa hingga terlucuti dari tubuhnya.
Pria tua itu pergi setelah menghilangkan delapan puluh persen kekuatan pemuda tampan yang telah berubah menjadi mengerikan.