seorang remaja kutu buku tidak sengaja menemukan sebuah buku misterius ditoko buku pinggir jalan yang membuatnya bertransmigasi kedunia fantasi dan mistis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacang atom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# Bab 29 Sarung tangan laba-laba
tiba-tiba seseorang berpakaian jas hitam rapi berjalan dari arah kerumunan orang menuju ke arah Julius dan Milla.
Sesampainya disana ia berkata "Turunkan pedang kalian!, apa kalian sudah tidak waras menodongkan senjata kalian pada seorang pelanggan" ucap pria berjas hitam itu.
Para penjaga itu menoleh ke arah suara tersebut dan kaget dan serempak berkata.
"Manajer James" ucap mereka.
Segera setelahnya mereka langsung menurun kan senjatanya dan membuka jalan bagi james untuk menuju ke Julius dan Milla berada.
"Tap tap tap" langkah kakinya.
segera setelahnya ia langsung menundukkan badan sambil berkata "kami mohon maaf atas kelancangan penjaga kami tuan" ucapnya.
"Tidak apa-apa asalkan tidak di ulangi" balas Julius masih nada sombong sambil mengamati pria berjas hitam bernama James tersebut.
"Terimakasih atas kemurahan hati anda tuan, dan jika boleh tau apa tujuan anda datang kemari tuan?" Ucap James dengan lembut yang tak memperdulikan sikap sombong Julius barusan.
"Aku hanya ingin masuk untuk membeli beberapa perlengkapan Ranker tapi para penjaga rendahan ini menghalangiku dan bahkan meminta indentitas ku".
"mohon maaf sebelumnya apakah anda bukan berasal kota Goldleaf?.
"Sudah kukatakan sebelumnya aku adalah bangsawan besar dari kerajaan Solomon" balas Julius berteriak.
"Oh jadi begitu ya tuan, maaf karena penjaga kami tidak tau etika kerajaan Solomon, karnanya saya sendiri yang akan memandu anda secara langsung untuk mencari perlengkapan Ranker sebagai tanda pemintaan maaf tulus kami" ucap james.
"Oh iya perkenalkan nama saya james, Saya bertugas sebagai manajer di kamar dagang starlight ini" ucap James tersenyum sembari memperkenalkan diri dan mencoba berjabat tangan dengan Julius.
"Robin Hood dari kerajaan Solomon" ucap Julius sambil membalas jabat tangan James lalu keduanya pun saling berjabat tangan.
'Hood? Aku belum pernah mendengar nama keluarga bangsawan ini sebelumnya' gumam James dalam hati.
Sedangkan Julius juga bergumam sambil menatap ekspresi wajah James 'mata terpejam dan senyuman itu!!! Orang ini ahli gumamnya.
Setelah berjabat tangan itu james berkata "mari tuan biar saya hantar" ucapnya
"Baiklah" balas Julius singkat.
mereka bertiga pun pergi dari kerumunan itu dan segera masuk ke dalam kamar dagang starlight.
- kamar dagang starlight -
didalamnya terlihat begitu estetik dan elegan yang terlihat seperti istana, sehingga membuat orang berfikir apa benar ini sebuah kamar dagang saat memasukinya.
' yang benar saja tidakkah ini terlalu mewah untuk ukuran sebuah kamar dagang saja' gumam Julius dalam hati setelah melihat kedalaman.
di lobi aula ruangan tersebut sudah terdapat beberapa pelayanan wanita cantik untuk menjamu para pelanggan masuk dan pada saat Julius dan yang lainnya masuk mereka menyapanya sambil membungkuk.
"Selamat datang manajer"
"Selamat datang tuan dan nyonya"
Ucap mereka serempak.
"Iya aku akan mengantar pelanggan ini dulu" balas James
"Baik manajer" jawab balik para pelayan itu.
"mari tn. Robin hood" ucap James setelahnya.
Melihat hal itu Julius bergumam dalam hati
'sepertinya ini semua sudah diatur sedari awal' gumamnya.
Lalu ia membalas "baik" ucap singkat sambil mengikuti James.
Setelahnya James, Julius dan Milla berjalan menaiki tangga yang dihiasi karpet merah cantik.
"Oh ya tuan jika boleh tau perlengkapan seperti apa yang anda cari?" Tanya James
"Peringkat 2 untuk jalur Bard" balas Julius.
"Oh jika begitu kita langsung ke lantai 2 saja".
Beberapa saat kemudian mereka sampai di lantai 2 dan terlihat banyak sekali perlengkapan dari jenis senjata maupun artifak tersusun rapi di setiap sudut ruangan.
"lebih banyak dari yang ku kira" ucap Julius spontan.
"Tentu saja tuan, kami berani jamin di seluruh kamar dagang yang ada di kota Goldleaf hanya disini yang memiliki perlengkapan terlengkap dan berkualitas terbaik" balas James bangga.
"Anda dapat melihat-lihat sendiri terlebih dahulu karna dibawah pajangan senjata atau artifak nya sudah terdapat deskripsi perlengkapan tersebut. Tapi jika untuk jalur Bard di tingkatan 2 saya hanya merekomendasikan silver bell dan shock stick ini" ucapnya sambil menunjukkan letak perlengkapan tersebut pada Julius dan Milla.
Mereka berdua pun mengikuti James dari belakang.
"Silver bell - jika dibunyikan dapat membuat suara dengungan yang tinggi hingga orang yang berada di jarak 10 meter darimu akan menutup telinganya karna suara dengungan itu.
Shock stick - tongkat yang dapat mengeluarkan gelombang listrik dari ujung tongkatnya." ucap James menjelaskannya.
"Ok aku ambil" balas Milla tanpa pikir panjang karna ia merasa perlengkapan itu sangat cocok untuknya.
"Baik nyonya" ucap James.
sedangkan Julius berkeliling ruangan tersebut membiarkan Milla dan James melakukan transaksinya.
"Tap tap tap"
Hingga ia berhenti ditengah ruangan tersebut karna terpaku pada sebuah sarung tangan hitam yang mempunyai kuku-kuku tajam di setiap bagian jari-jarinya terpanjang begitu indah ditengah-tengah ruangan tersebut seolah ia berkata bahwa akulah rajanya disini.
"Nama \= Black spider glove ( peringkat 2 )
Harga \= 380.000 koin emas
Kemampuan \= dapat menjerat musuh dengan benang tak kasat mata dan secara perlahan akan menguras energi spiritual lawan yang terjerat" ucap Julius membaca deskripsi sarung tangan hitam tersebut.
Karna begitu lama memandangi sarung tangan tersebut membuat James langsung menghampirinya dan berkata.
"Seperti yang diharapkan dari bangsawan besar dari kerajaan Solomon anda bisa langsung tau pada harta terbaik di ruangan ini" ucap James sambil bertepuk tangan.
'heh bangsawan besar apanya!!. sudah jelas jika harta yang paling berharga akan ditaruh ditengah-tengah ruangan untuk menarik perhatian para pelanggan' gumam Julius dalam hati lalu ia bertanya.
"Jelaskan lebih rinci tentang sarung tangan ini?" ucapnya.
"Sarung tangan ini adalah salah satu senjata magis peringkat 2 yang berada di di kota Goldleaf efek sampingnya adalah orang yang mengunakannya akan menjadi tertawa gila seperti psikopat karnanya harganya sangat murah" ucap James menjelaskan
'senjata magis ya ini sedikit merepotkan. menurut buku yang pernah aku baca sebelumnya di perpustakaan labirin. perlengkapan dibagi menjadi tiga jenis.
Senjata - perlengkapan dasar bagi para ranker yang memiliki kekuatan serta ketahanan dari monster yang menjadi bahan pembuatannya.
Artifak - perlengkapan pendukung bagi para ranker karna memiliki kemampuan khusus dari monster yang menjadi bahan pembuatannya.
Senjata magis - memiliki kemampuan dari senjata maupun artifak karna perlengkapan ini bermutasi akibat rasa benci yang mendarah daging dari monster kepada pembunuhnya.
Karnanya siapapun yang menggunakannya akan mendapat efek samping seperti kutukan.
Namun meski begitu kekuatan yang didapat juga akan melebihi tingkatannya contoh senjata magis tingkat 1 akan sama kuatnya dengan senjata atau artifak tingkat 2 lainnya begitu juga seterusnya' gumam Julius.
Setelah berfikir beberapa waktu akhirnya Julius pun membuat keputusan lalu berkata "baiklah aku akan membelinya" ucapnya.
"Baik tuan" balas James yang entah apa yang terjadi ia terlihat sangat senang.
Setelah melakukan pembayaran cash di kasir Julius dan Milla akhirnya pergi dari kamar dagang starlight tersebut.
"Terima kasih tuan atas pembeliannya. datang lagi lain kali" ucap James dari pintu masuk kamar dagang starlight mengantar kepergian Julius dan Milla.
"Iya kapan-kapan jika aku ke kota ini lagi soalnya malam ini aku pulang ke kerajaan Solomon" balas Julius.
"Oh jadi anda akan balik malam ini!!!. Ku do'akan semoga perjalanan anda lancar sampai tujuan"
Balas James.
"Terimakasih atas doanya dan selamat tinggal" balas Julius yang perlahan pergi bersama Milla.
James masih tersenyum memandangi mereka pergi namun saat mereka sudah berada di kejauhan raut wajahnya menjadi datar tanpa ekspresi lalu ia segera masuk kembali kedalam dan pergi ke lantai paling atas.
sesampainya ia dilantai tersebut ia kemudian mengetuk pintu sebuah ruangan.
"Tuk tuk tuk"
"Tn. Marco Ini saya James" ucap James.
"Masuk" balas sebuah suara dari balik ruangan.
James pun masuk kedalam ruangan tersebut dan terlihatlah pria berusia sekitar 30 - 40 an berambut hitam yang tersisir rapi kebelakang dan berkacamata hitam Monocle serta mengenakan setelan jas hitam berkemeja putih dengan dasi abu-abu tua yang duduk di meja kerjanya sambil membaca sebuah buku.
"Jadi bagaimana?" Tanya Marco.
"Namanya adalah Robin hood. Dia mengatakan bahwa ia adalah seorang bangsawan besar dari kerajaan Solomon meskipun saya tak begitu percaya karna saya belum pernah mendengar naman bangsawan bermarga Hood" ucapnya.
"Hood ya..?? Aku juga baru denger nama bangsawan dengan marga itu" ucap Marco.
"Bahkan tuan tidak tau!! Apakah itu berarti dia menipu" tanya James agak kaget.
"Tidak juga!!! Meskipun aku berasal dari kerajaan Solomon tapi aku dari laut selatan sedangkan kau tau sendiri bahwa kerajaan Solomon itu sangat besar dan luas makanya dibagi menjadi 4 lautan. mungkin saja ia berasal dari laut yang lainnya" ucap Marco menjelaskan.
"Tapi untuk memastikan lebih lanjut kirim surat ke gang blackcross untuk mencari informasi tentangnya" Marco melanjutkan.
"Baik tuan" balas James.
lalu James pun pergi dari ruangan tersebut.
Marco kemudian beranjak dari mejanya lalu memandang keluar dari jendela ruangan tersebut. ia masih dapat melihat Julius dan Milla yang berjalan dipinggiran jalan kota dari jarak 100 meter darinya menggunakan kecamatan monocle nya.
"Hoh... menarik meski wajahnya terlihat berusia sekitar 18 - 20 an tapi sebenarnya ia berusia 16 tahunan dan dari kelihatannya ia tidak menggunakan semacam penyamaran.. apa dia meminum air kehidupan ya? Emm menarik" Ucapnya menganalisis Julius.
disisi lain Julius merasakan danger sense nya aktif yang berarti ada yang sedang membuntuti nya atau mengamatinya dari jauh ia langsung menoleh ke arah belakang dan melihat ke arah gedung kamar dagang starlight.
Marco agak kaget sembari berkata "sungguh insting yang menakjubkan sepertinya ia berada di jalur Archer" ucapnya.
Melihat hal itu Milla bertanya "ada apa?...."
"Tidak ada apa-apa" balas Julius sambil menoleh kedepannya kembali dengan senyuman misterius.
Lalu mereka pun berjalan kembali dari sana.
- Kantor majalah dan berita -
dua orang sedang duduk di meja rapat yang satunya pria bertopi fedora dan yang satunya lagi wanita berkacamata dan berambut hitam panjang keriting sedang memandangi tumpukan informasi di meja rapat tersebut.
"Hemm.... banyak sekali informasinya namun sepertinya banyak kesamaan dari beberapa informasi ini" tanya pria bertopi fedora.
"Iya karna saya ingin memastikan informasinya benar dan akurat boss" jawab Margaret
"Kamu benar... tapi informasi yang ini apakah itu benar?" Tanya lagi sambil memberikan sebuah kertas informasi.
Margaret mengambilnya lalu membaca dan langsung tersenyum lalu berkata "iya boss awalnya saya juga kaget mengetahui ternyata pencuri itu adalah seorang pria" ucapnya.
"Dengan begini kita bisa menulis berita highlight besok boss" lanjut Margaret.
"Tidak kita simpan dulu informasi ini..!!".
"Kenapa boss?" Tanya Margaret bingung.
"Hidangan terlezat akan selalu dimakan paling akhir. Karnanya kita tuliskan berita seperti biasa besok setelah pencuri itu membuat kekacauan lebih parah dikemudian hari baru kita tuliskan semua tentangnya agak penjualan kita bisa meroket" ucapnya dengan seringai diwajahnya.
"Untuk sekarang kita hanya perlu mencari informasi sebanyak mungkin terkait pencuri itu" lanjut pria bertopi tersebut.
"Ok boss" balas Margaret.
- penginapan golden dawn -
Jam 18.00 sore hari Julius dan Milla sudah berkemas untuk meninggalkan penginapan tersebut.
"Terimakasih atas kunjungannya tuan dan juga nyonya" ucap Anna dari meja resepsionis.
"Sama-sama ini adalah penginapan terbaik yang pernah aku kunjungi selama di kota Goldleaf. Nanti jika aku ke kota ini lagi aku akan menginap disini kembali" balas Julius.
"Terimakasih atas pujiannya tuan semoga perjalanan anda lancar dan aman" ucap Anna
Setelahnya mereka berdua pun pergi dari penginapan tersebut.