Tawanya, senyumnya, suara lembutnya adalah hal terindah yang pernah aku miliki dalam hidupku. Semua yang membuatnya tertawa, aku berusaha untuk melakukannya.
Meski awalnya dia tidak terlihat di mataku, tapi dia terus membuat dirinya tampak di mata dan hatiku. Namun, agaknya Tuhan tidak mengizinkan aku selamanya membuatnya tertawa.
Meksipun demikian hingga di akhir cerita kami, dia tetaplah tersenyum seraya mengucapkan kata cinta terindah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet Marriage 27
Setelah saling mengerti perihal isi hati dan perasaan masing-masing, Ravi dan Leina semakin terlihat layaknya pasangan menikah pada umumnya. Setiap pagi selepas subuh, Ravi mengajak Leina untuk berolah raga ringan. Kata dokter itu baik untuk fisik Leina. Tapi Ravi tidak mengajak Leina joging, ia hanya membawa sang istri untuk berjalan dan sesekali jalan cepat memutari komplek perumahan.
Keduanya saling berjalan sambil bergandengan tangan. Para tetangga yang melihat selalu memuji mereka sebagai pasangan baru yang manis dan harmonis.
" Mas mau aku mau beli sayur dulu tuh di tukang sayur. Kamu balik aja dulu ke rumah."
" Nggak, aku nemenin kamu aja."
" Ehmm kayaknya Mas balik dulu aja dulu deh. Aku beneran nggak apa-apa Lagian, nggak bebas tahu belanja ditungguin."
Ravi pasrah, sepertinya Leina memang ingin melakukannya sendiri. Ia pun akhirnya kembali ke rumah tanpa Leina. Lagi pula jarak tukang sayur yang sedang berhenti itu juga tidak jauh dari rumah mereka sehingga Ravi tidak harus khawatir.
" Belanja juga neng, waah masak sendiri ya? Hebat euy, meskipun kerja masih sempet masak buat suami." Salah seorang tetangga menyapa Leina yang datang dan memilih sayur.
" Aah iya, makasih ya buat oleh-oleh dati Mekkah nya, semoga selalu sehat dan segera dikasih momongan." Kali ini tetangga yang lain ikut bicara juga.
Sepulangnya Ravi dan Leina dari umroh, mereka memang membagikan oleh-oleh. Meskipun tidka mengadakan pengajian yang mengundang para tetangga, tapi beruntung mereka tidak ada nada bicara sumbang dari mereka.
" Terimakasih doanya ibu-ibu, maaf karena kami tidak mengadakan pengajian. Dan doa baik juga untuk ibu-ibu dan keluarga."
Jawaban Leina yang lembut dan ramah membuat ibu-ibu tetangga di komplek tersebut tersenyum ramah juga. Dan tanpa Leina sadari dia sudah ikut hanyut bercerita bersama mereka.
Rupanya waktu yang dihabiskan oleh Leina utuk berbelanja menjadi sedikit lama dari rencana semula. Awalnya dia hanya akan mengambil beberapa bahan masakan yang belum ada di rumah, tapi ternyata para tetangga mengajaknya berbincang.
Cekleek
" Haah Lei, baru aja aku mau nyusul kamu. Tahu nggak aku udah khawatir kamu kenapa-napa."
" Eh, hehehehe. Maaf Mas, tadi diajak ngobrol sama ibu-ibu. Lama ya? ya udah ayo masuk, ehmm jadi nggak masak deh pagi ini karena keasikan ngobrol tadi. Aah ada lauk yang dibawa Mama sam Ibu, aku angetin itu aja ya?'
" Udah aku angetin, yuk sarapan."
Ravi bernafas lega, sungguh tadi dia sangat takut jika terjadi sesuatu kepada Leina. Tapi dia bersyukur, Leina bisa akrab dengan para tetangga. Setidaknya jika nanti Leina memutuskan berhenti bekerja maka dia akan memiliki teman bicara saat dirinya tetap sibuk dengan urusan pekerjaan.
Meskipun Ravi memutuskan untuk merawat Leina sendiri, dia tidak mungkin bisa berada di sisi Leina full 24 jam. Karena dia punya tanggung jawab pekerjaan. Ravi tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya. Tapi bisa saja dia kembali memberikan jabatan itu kepada sang ayah, hanya saja berarti ravi harus mengungkapkan keadaan yang sebenarnya kepada Charles tentang Leina.
Saat ini hal itu lah yang membuat Ravi gamang. Sempat berpikir dia akan mengambil perawat, hanya saja pasti Leina akan menolak keras.
" Haaah, biarin itu diurus nanti. Lagian Leina masih dalam taraf sehat dan baik-baim saja. Ya, seenggaknya aku harus berpikir positif untuk saat ini."
Ravi bergumam pelan, ia berbicara sendiri sambil menunggu Leina membersihkan diri dan berganti pakaian. Hari ini Leina memutuskan untuk kembali bekerja setelah lumayan absen dari perusahaan. Dan Ravi pun tidak melarang kegiatan itu selagi Leina bisa memastikan dirinya baik-baik saja.
" Ehmm Mas, ada ucapan salah satu ibu tetangga tadi yang buat aku kepikiran."
" Ya? Apa itu."
" Momongan, apa Mas ingin kita punya momongan."
Degh!
TBC
😭😭😭😭😭😭😭
Bnr" nih author,sungguh teganya dirimuuuuu
Semangat berkarya thoor💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻
gara" nangis tnp sebab
😭😭😭😭😭
bnr" nih author
pasti sdh ada rasa yg lbih dari rasa sayang kpd teman,cuman Ravi blum mnyadarinya...
bab". mngandung bawang jahat😭😭😭😭😭
Mski blum ada kata cinta tapi Ravu suami yg sangat peka & diandalkan...
aq padamu mas Ravi😍