Follow dulu sebelum baca
- up seharian - hari kecuali Sabtu
- up mood g bias nggak di up
Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya keluarga yang ia miliki di dunia.
Tapi bukannya sebuah kasih sayang yang ia dapatkan melainkan kekerasan yang ia sering dapatkan dari sang Ayah, tak membuat tekednya luntur karena hati kecilnya selalu yakin bahwa Ayahnya pasti akan menyayanginya suatu saat nanti.
Meski mental dan fisiknya sudah hancur ia terus menghujani sang Ayah dengan kasih sayangnya.
Sampai dimana satu kejadian menimpanya tepat di hari ulang tahun Ayahnya ia meninggal.
bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikut kisah ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ruby Lane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28: FAMLIY POSSSESSIV Ending ⋆ ˚。⋆୨ ୧⋆ ˚。⋆
Happy reading...!!!
...----------------...
Si mungil berlari bersembunyi dari kejaran ke tiga Abangnya, mata bulatnya mencari tempat persembunyian yang tidak mudah di temukan oleh Abangnya itu.
Beberapa kali bermain si mungil selalu saja tertangkap, ia tidak suka kalah. berakhir menjadi objek foto ketiga Abangnya lalu di suruh menggunakan kostum hewan hewan lucu yang membuatnya kesal bahkan sampai menangis dibuatnya.
Tangisannya bahkan tidak di hiraukan ketiga Abangnya semakin gemas terhadapnya, apa lagi ketika bibir kecilnya bergetar terlihat lucu di mata Alaska, Xavier, dan Aidan.
Wajah adiknya malah berkali kali lipat lucu di saat menangis. Hanya sebentar setelahnya mereka menghibur adiknya sebelum Srigala (Agasta) datang mengacau dan Singa (Ricard) mengamuk karena ulah mereka.
Bagimana lagi mereka begitu suka mengoleksi foto Anya di galerinya bahkan penuh dengan princessnya itu.
Berjalan mengendap ngendap di rumah kaca, kali ini ia harus menang. Suara abangnya yang menghitung mulai terdengar sayup sayup.
Beberapa bodyguard yang berjaga di sekitar taman tersenyum melihat tingkah menggemaskan Anya.
Tubuhnya yang pendek berjalan pelan dengan punggung yang di bungkukan supaya tidak terlihat abangnya, dengan jelas,
padahal tinggi tubuhnya saja yang kerdil sudah membuat ketiga Abangnya kesulitan menemukannya. tak lupa tangan mungilnya yang berada di bibir memperingatkan bodygoard untuk tidak bersuara.
"shuut Aman, jika Abang sini angan kasih tau yah! Shutt" ucapnya dan di balas anggukan dari mereka.
Setelah di rasa aman baginya dengan kepala menoleh ke arah segala arah Memastikan dirasa dirinya aman bibir kecilnya
"mulai menggerutu" punggung Anya pegel bungkuk jalan
"cepelti ini telus"
"Anya halus menang! Nanti bica beli memeng agi~" menepuk kedua tangannya bahagia. Kali ini ia yakin bisa menang dari Abangnya.
Jika berbicara tentang kucing satu tahun sudah berlalu, kucing di miliki si mungil sudah banyak sekitar 10 ekor, bahkan kucing milik Alaska berwarna hitam sudah di hak paten Oleh adik kesayangannya itu.
Alaska hanya bisa pasrah ketika kucing kesayangannya yang berwarna hitam saat itu di tarik dengan kepala yang di himpit di antara ketiak si mungil.
kucing hitam itu hanya diam mengikuti kemanapun langkah kaki kecil itu membawanya tidak memberontak sama sekali.
bagi Alaska kucingnya itu cukup galak terhadap siapapun kecuali dirinya tapi malah dengan mudahnya tunduk dan diam saat si mungil menggendongnya asal, hingga Badannya menjuntai kelatai.
Bahkan pernah satu tangan kucinnya itu di tuntun sedangkan tangan yang lain menginjak tanah persis seperti seorang ibu anak berjalan jalan.
Di sinilah tempat favorit si mungil berkumpul bersama kucing kesayangannya melupakan ketiga Abangnya yang tengah mencarinya.
"Sole" sapanya ketika kucing si mungil mendekat dan mengeong menghampiri tubuh pendek si mungil " Black,
"Koko, Ami, Miaw, jeli, Hanci, Cocoy, Miko, Temo. Anya! kalian lapal ndak?" ucapnya bertanya seakan mengerti bahasa hewan dengan aksen lucunya.
Ke sepuluh kucing berlomba menduselkan pada si mungil bersikap manja hingga membuatnya Anya jatuh tepat di atas tempat tidur menbuat kucing leluasa berkumpul untuk mendapatkan usapan.
Anya tertawa di buatnya karena bulu bulu kucing yang terasa mengelitik kulitnya. " hahahaha~"

"Sudah ketemu" ucap ketiganya menyeringai.
...----------------...
Kaki Agasta melangkah kearah jendela di sibaknya tirai putih itu, mata tajamnya mengedar mencari keberadan putrinya, yang sekarang ini di asuh oleh ketiga putranya bibirnya mengukir sebuah senyuman. Ketika asistensi putrinya terlihat.
Tawa putrinya begitu lepas, ketiga putranya tidak berhenti bergantian mengecup pipi yang semakin terlihat berisi itu sekarang.
Agasta bersyukur satu tahun berlalu setelah semuanya terbongkar, dengan pertimbangan yang sulit. Amarah, dendam dan kebencian di hari itu membuatnya menggila.
Azura, Azura istri dari adiknya itu melakukan pembunuhan berencana jangan tanyakan apa yang dia lakukan di hari itu, tentu saja nyawa harus di bayar dengan nyawa.
Meski mendapatkan penentangan dari Sean saat itu tidak membuat Agasta berhenti menyiksa Azura, penderitaan yang ia lalui tanpa istrinya begitupun putranya dia juga harus merasakannya.
Di hari kepergian Azura, hubungannya dengan Sean ikut merenggang, Sean terpukul dengan ke pergian istrinya meskipun ia tau kesalahan sang istri begitu besar dan dengan seizinnya Agasta boleh menghukumnya tapi bukan berarti menyiksa istrinya sampai kehilangan nyawa.
Agasta tidak meyesal melakukannya, Sean hanya kecewa padanya, adiknya tidak menyimpan dendam karena ia tau sifat adiknya itu.
Untuk kedua bocah laki laki, Teo dan juga Devano. Agasta memohon maaf kepada mereka yang tidak mengerti apapun atas apa yang terjadi.
Tidak ada pilihan lain baginya selain membunuh Azura, sebelum kematian Azura. Amarah Agasta semakin menggila meskipun wanita itu dalam genggamannya. kejahatan Azura berhenti di lakukan seakan ingin menantangnya Azura merencanakan menculik putrinya Anya, hingga keputusan final ia ambil untuk membunuh Azura.
Sudah cukup penderitaan yang ia lewati jangan sampai kejadian dulu terulang kembali karena keteledorannya dalam menjaga Elizabet membuatnya menyesal seumur hidup.
Kali ini Agasta bertekad menjaga hal berharga di dalam hidupnya, putrinya. satu satunya tempatnya untuk dirinya pulang.
Senyuman itu harus ia jaga
" Maafkan Ayah sayang demi ke amanatmu. Ayah membatasi dunia luar darimu, semua ini Ayah lakukan karena princess berharga di dalam hidup Ayah. Princess jantungnya Ayah"ujar Agasta dengam suara lirih.
Keposesifan Agasta dalam menjaga Anya sudah benar, trauma apa yang terjadi di masalalu membuatnya overprotektif begitupun dengan Ricard maupun Alaska, Xavier, Aidan.
Hari hari sulit telah berlalu begitupun dengan Sean yang memilih pergi keluar negri. Semua membutuhkan waktu baginya begitupun dengan kedua putranya.
Meskipun perpisahan mereka sempat di warnai tangis dan juga jeritan Teo yang tidak ingin berpisah dengan putrinya. Tapi pada Akhirnya mereka pergi dengan janji yang di buat oleh ke dua bocah itu pada putrinya.
...----------------...
"selamat pagi tuan" ujar salah satu pegawai menyapa dengan menunduk.
Pria dengan setelan jas hitamnya sekilas menatap pegawai yang menyapa, melanjutkan langkahnya di isi obrolan obrolan kecil dengan seseorang di sampingnya.
Duduk kursi kebesarannya netra hijaunya menatap foto foto kenangan bersama mediang putrinya. Rasanya benar benar hampa, tangan besar nan berurat itu menggapai salah satu bingkai foto di atas meja.
Air matanya menetes kenangan di dalamnya muatnya hatinya begitu sakit, wajah cantik putrinya yang mengenakan gaun putih di hiasi bunga, dan juga mahkota kecil di atas kepalanya tengah meniup kue dan juga dirinya di sampingnya.
"Maafkan Ayah sayang, yang tidak bisa menjagamu" tutur Arthur dengan bibir mengecup bingkai foto itu, di seratai air mata yang tidak berhenti menetes.
Hatinya berdenyut merasakan sakit mengingat kecelakaan yang di alami putrinya saat itu, kecalakaan karena ingin memberi kejutan untuknya namun naas mobil yang di tumpangi putrinya bersama sang sopir terjadi kecelakaan. Mobil milik putrinya di hantam truk yang ke hilangan kendali karena mengantuk.
"Sayang mengapa Ayah selalu merasa kau masih hidup di dunia ini di suatu gumam Arthur.
...----------------...
Aku memang menghilangkan ingatanmu Arthur dan Agasta, termasuk Anya putrimu. Membuat kalian seakan tidak pernah bertemu, kau berhasil meminta maaf pada putrimu di hari itu.
Waktu berhenti seketika, karena tujuanku membawamu ke dunia ini tak lain untuk menolong Meyra putrimu atau sekarang adalah Anya.
Aku ingin kau takdir Anya dari kejahatan Azura, hanya itu saja. Karena takdir Anya sudah terikat dengan keluarga Dirgantara dan tidak akan bisa berubah. Meskipun aku menghilangkan ingatanmu,
ketulusan hatimu dalam meminta maaf pada putrimu. Membuat perasaanmu begitu kuat tidak ingin melupakannya. Suatu saat nanti pasti kalian akan bertemu, dengan situasi tidak terduga.
Selamat menjalani hidupmu sebagai Arthur.
Agasta mengusap surai putrinya yang basah karena keringat, si mungil dengan erat memeluk Ayahnya menyembunyikan wajahnya dari ketiga Abangnya.
"Yayah tolong Anya dali sligala~" ucap Anya mendongak. la kalah lagi dalam bermain petak umpat.
Warna kulitnya yang putih terlihat memerah karena lelah tertawa, matanya memohon pada Agasta untuk Tawa Agasta mengudara saat ini betapa menggemaskannya putrinya ini.
Mencium hidung kecil putrinya" Srigala? Kenapa ketiga Abangmu di sebut srigala sayang?"
Anya menggembungkan pipinya lucu menatap ketiga Abangnya dengan menyipitkan mata, dengan badan di rapatkan di pangkuan Ayahnya bersebunyi.
Alaska bertopang dagu menunggu jawaban Anya, Xavier mengganguk dengan badan menyender pada kursi
sedangkan Aidan mengerucutkan bibirnya berpura pura sedih.
"milip sligala, yayah tidak lihat Abang itu sligala yang suka sekali mengganggu Anya?"
"sepelti film waktu itu yayah ingat? sligala suka ganggu anak pig" Agasta mengingatnya dan mengangguk melihat kesungguhan di mata putrinya.
"yah Abangmu srigala maka kita harus lari darinya" ujar Agasta membawa putrinya pergi di dalam gendongan koalanya.
Membuat ketiga putranya menatap punggung Ayahnya yang sudah menjauh dengan wajah datar, dasar. Sebelum beranjak pergi suara orang menyebalkan menyapa indra pendengaran mereka dengan teriakkanya.
"Princess Kakek datang membawa kucing!" ucap Ricard tak sabar meskipun baru membuka pintu dengan suaranya yang berisik.
...----------------...
500 vote + 100 spam nexnya.
Seperti biasa.
Votenya
See you nex time
Bubay bubay~!👋🏻
Bucinnya Anya bertambah.
izin mampir ya Thor 🙏