NovelToon NovelToon
Kebangkitan Zahira

Kebangkitan Zahira

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Pelakor jahat / Cinta Lansia
Popularitas:148.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

pernikahan selama 20 tahun ternyata hanya jadi persimpangan
hendro ternyata lebih memilih Ratna cinta masa lalunya
parahnya Ratna di dukung oleh rini ibu nya hendro serta angga dan anggi anak mereka ikut mendukung perceraian hendro dan Zahira
Zahira wanita cerdas banyak akal,
tapi dia taat sama suami
setelah lihat hendro selingkuh
maka hendro sudah menetapkan lawan yang salah
mari kita saksikan kebangkitan Zahira
dan kebangkrutan hendro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KZ 29

Zahira baru saja menapakkan kaki di halaman rumahnya. Ia menghela napas panjang. Hendro, Angga, dan Anggi sudah berada di sana.

"Zahira, cepat berkemas sebelum malam. Anak-anak dan aku harus bekerja," ucap Hendro tanpa basa-basi, langsung mengajak Zahira pulang.

"Iya, Mah, jangan kelamaan marahnya," ucap Anggi datar. Ia sempat hampir bilang “kami butuh Mamah,” tapi buru-buru mengoreksi, gengsi mengakuinya. "Mamah harus menjalankan kewajiban sebagai ibu. Jangan menelantarkan kami," lanjutnya. Bukan karena rindu, tapi karena dia tidak bisa mengurus hidupnya sendiri tanpa disediakan oleh Zahira ibunya.

"Iya, Mah… cepat berkemas. Besok aku ada ujian taekwondo, dan baju-bajuku belum disiapkan," ucap Angga dengan nada datar, tanpa sedikit pun menunjukkan rindu pada ibunya.

"Aku tidak akan pulang," ucap Zahira tegas, menatap mereka tanpa ragu. "Aku sudah memilih jalan hidupku sendiri, dan itu tidak lagi melibatkan kalian dalam keputusan-keputusanku."

"Zahira, jangan bersikap seperti anak kecil. Ingat, usiamu sudah 40 tahun," ucap Lesti yang entah kenapa ikut nimbrung. "Seharusnya kamu lebih mengutamakan keluarga daripada terus menuruti ego dan perasaanmu sendiri. Jangan lupa, kamu itu seorang ibu, bukan remaja labil."

"Aku tidak akan pulang, dan kita sudah bercerai, Mas. Masa kamu lupa?" ucap Zahira dengan nada dingin, menatap tanpa emosi, seolah semua rasa telah mati.

"Astaga, ternyata benar kata Romlah. Sekarang kamu sudah pandai bersilat lidah," ucap Hendro, menatap Zahira tajam. "Aku tidak pernah merasa menceraikanmu, Zahira. Kamu saja yang pergi dan meninggalkan semuanya begitu saja."

"Istighfar, Zahira. Perceraian itu perbuatan yang dibenci Allah," ucap Ustaz Karna lembut, mencoba menasihati meski tahu hati Zahira sudah terlalu lelah untuk sekadar mendengarkan.

"Ya, Mah, jangan asal bicara. Kapan Papah menceraikan Mamah? Mamah itu, kalau marah, selalu kabur seenaknya," ucap Anggi dengan nada kesal. "Aku sudah capek nungguin Mamah dari siang. Sudah, Mah, ayo pulang. Jangan bikin semuanya tambah ribet."

"Aku tidak mau pulang. Aku ingin tetap di sini," ucap Zahira dengan nada datar, tanpa ekspresi, seolah keputusannya sudah bulat dan tak bisa diganggu gugat.

"Zahira, jangan keterlaluan! Dulu aku rela melepaskan Mas Hendro untukmu, tapi kamu malah menyia-nyiakannya," ucap Romlah, ikut nimbrung dalam pembicaraan. "Mas Hendro itu suami baik, tapi kamu yang gagal menghargainya. Sekarang kamu menyalahkan semua orang, padahal salahmu sendiri."

"Ada apa ini? Kenapa mereka begitu kompak? Apa yang sebenarnya dijanjikan Mas Hendro kepada mereka?" gumam Zahira dalam hati, curiga dengan sikap mereka yang tiba-tiba seirama.

"Aku tidak mau. Kalian pulanglah, jangan buat keributan di sini," ucap Zahira tegas, tetap pada pendiriannya. "Lebih baik kita jalani hidup masing-masing. Jangan saling menyakiti lagi dengan harapan yang sudah mati."

"Benar kata anakmu, ya, Zahira. Kamu itu keras kepala dan kekanak-kanakan," ucap Lesti dengan nada seolah bijaksana. "Harusnya kamu lebih banyak bersyukur, bukan mengeluh terus. Hidupmu di kota sudah terjamin. Pulanglah, jangan cari masalah lagi."

"Kalian ini sepertinya tidak punya urusan lain, ya? Kenapa begitu sibuk mengurus rumah tanggaku?" ucap Zahira dengan nada mulai kesal, menahan emosi yang hampir meledak.

"Astaga, Zahira, kampung ini bisa tertimpa musibah jika ada seorang istri yang pergi dari rumah tanpa izin suaminya," ucap Ustaz Karna dengan nada khawatir, mencoba mengingatkan dengan cara halus.

"Iya, Zahira. Kampung ini akan terus tertimpa kesialan selama kamu masih tinggal di sini," ucap Romlah sinis, seolah menyalahkan kehadiran Zahira atas semua yang terjadi.

Zahira melangkah mendekati Romlah.

“Plak!”

Satu tamparan mendarat di pipi Romlah.

“Aaarrgh!” Romlah meringis kesakitan.

“Kamu gila, Zahira!” bentaknya, hendak membalas.

Zahira menatap sekeliling. Orang-orang mulai berkerumun di depan rumahnya.

“Oh, rupanya kalian memang ingin mempermalukanku di depan warga, ya?” gumamnya dingin.

Lalu ia menatap Romlah dan bertanya datar, “Gimana, sakit tidak?”

“Sakit! Aku sakit hati sama kamu, Zahira! Aku nggak salah, kenapa kamu menamparku?” teriak Romlah dengan mata berkaca.

Zahira menatap tajam. “Kalau yang menampar itu anakmu sendiri, bagaimana?”

“Akan kuberi pelajaran! Aku akan memukul anakku kalau dia kurang ajar pada orang tua,” jawab Romlah lantang.

Zahira menggeleng perlahan.

“Ternyata aku masih terlalu baik, Romlah. Kamu tahu? Aku juga pernah ditampar anakku sendiri... hanya karena berbeda pendapat. Tapi aku tidak membalas. Aku memilih pergi."

Kerumunan terdiam. Wajah-wajah berubah, simpati mulai muncul.

“Mamah itu pembohong! Aku nggak pernah nampar Mamah! Jangan memfitnah!” teriak Anggi dari kerumunan.

Zahira menoleh, matanya tenang.

“Ya, aku memang pembohong,” katanya pelan tapi tegas.

“Aku selalu bilang aku baik-baik saja saat kalian liburan dengan pacar Papah kalian.”

“Aku selalu bilang aku baik-baik saja saat kalian memperlakukanku seperti pembantu.”

“Aku bilang kamu sedang belajar kelompok, padahal kamu di kantor polisi karena tawuran.”

“Aku bilang kamu anak baik, padahal kamu menyakiti banyak orang.”

Zahira menghela napas panjang, suaranya lirih namun mengguncang.

“Aku ini memang pembohong. Tapi bohong yang kulakukan... cuma agar kalian tetap terlihat baik di mata orang lain. Sementara aku menanggung semua lukanya sendiri.”

Suasana mendadak hening antara simpati dan tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Zahira

"Astaga, Zahira... itu memang tugas seorang ibu. Seorang ibu harus melindungi anak-anaknya, apapun keadaannya," ucap Ustaz Karna dengan nada bijaksana.

"Pak Ustaz, tolong jangan ikut campur," sahut Zahira tegas. "Saya punya bukti. Mantan suami saya dengan sadar sudah menjatuhkan talak. Saya ini bukan istrinya lagi."

"Zahira, kamu memang pengarang ulung. Pandai menyusun kata-kata indah dan sistematis," ucap Lesti sinis. "Tapi seindah apa pun kata-katamu, itu bukan bukti sah bahwa suamimu telah menceraikanmu."

"Ingat, Zahira… perceraian itu tetap aib," lanjut Lesti, nadanya tajam menusuk.

Zahira mendekat pada Lesti

"Aku ingin bertanya padamu," ucap Zahira menatap tajam. "Andai kamu diceraikan suamimu, lalu anak-anakmu dengan bangga menyebarkan kabar itu ke tetangga, teman-teman, bahkan satu kampung tahu kamu sudah diceraikan... apa yang akan kamu lakukan?"

Pertanyaannya menggantung di udara, menyayat diam yang tiba-tiba terasa menusuk.

Suasana mendadak hening. Wajah-wajah bingung saling pandang, tak mengerti kenapa arah pembicaraan Zahira tiba-tiba melebar jauh—menyentuh luka yang tak semua orang siap mendengarnya.

"Omong kosong!" bentak Lesti, suaranya lantang. "Suamiku setia, dan anak-anakku patuh padaku. Kalau pun mereka berani melakukan itu padaku, maka seumur hidup, aku tak akan pernah mau menemui mereka lagi!" ucapnya penuh emosi dan ketegasan.

Zahira tersenyum sinis.

"Baguslah kalau begitu... berarti kamu masih punya hati," ucapnya pelan namun tajam.

"Itulah yang dilakukan oleh mantan keluargaku. Mereka mengumbar perceraianku ke mana-mana, seolah sejak hari itu mereka sudah terbebas dari sosok menjijikkan seperti aku. Dan yang paling aneh..."

Zahira menahan napas, lalu melanjutkan,

"...mereka justru memintaku untuk kembali, seolah tak pernah terjadi apa-apa."

"Mamah itu pembohong! Kapan aku pernah bilang ke banyak orang kalau Mamah sudah bercerai sama Papah?" ucap Anggi dengan nada tinggi.

"Pakai logika, dong! Kalau benar aku mendukung perceraian, ngapain juga aku repot-repot jemput Mamah ke sini?"

Ucapannya terdengar masuk akal, dan untuk sesaat membuat semua orang terdiam.

"Sudahlah, kalian pulang saja. Aku sudah memaafkan kalian," ucap Zahira tenang. "Hiduplah dengan damai. Kita jalani hidup masing-masing. Bagaimanapun juga, aku ini ibumu. Aku tidak ingin mempermalukanmu."

"Zahira, jangan memfitnah anakku!" seru Hendro, wajahnya memerah.

"Ayo kita pulang sekarang. Kamu tidak punya bukti apa pun bahwa aku sudah menceraikanmu!"

1
Hasanah
ya kok tamat Si thor
misna wati
terimakasih thor.
semngat ciptakan karya² baru
Haeiril Khadhramy
Ini jelas ATM punya karya author Yulianti Azis. Aku udah baca lebih dulu punya author Yulianti Azis. Aduh,, Thor kalau gak bisa buat cerita gak usah deh. kasihan ide author Yulianti Azis dicuri. Konfliknya jelas banget lho ini.
✍️⃞⃟𝑹𝑨 ••iind•• 🍂🫧: kemiripin dalam alur itu wajar tp hanya di BEBERAPA BAB SAJA!!. kalau secara rinci ini memang konflik dan plot twistnya sama semua. bisa dibilang ATM.
Kalau kamu memang penggemar Yulianti Aziz, tolong jangan rusak karyanya. Kalau kamu tergiur dengan hasil karya Yulianti Aziz yang memang karyanya laku, buat motivasi saja bukan buat diplagiat. oke!!!???
Haeiril Khadhramy: apa anda sudah minta izin sama penulisnya ? saya tidak berniat menutupi rezekimu. tapi jika cara anda salah, maka anda harus di hakimi. alur konfliknya saja sudah mirip, bahkan plot twistnya mirip sekali. untuk cerita Cinderela, memang banyak di adaptasi. tapi dengan pariasi, alur konflik yang berbeda dan plot twist yang berbeda. nah anda, sama konfliknya dan plost twistnya. dan itu hal yang memang salah. jika anda berbicara rezeki. kalau anda mencari rezeki dengan cara yang benar dan halal, maka ketika saya menutupi rezeki anda baru saya salah. masalahnya mencari rezeki dengan tidak halal, apakah anda minta izin sama penulis aslinya untuk ATM ? jadi mohon maaf aja yah, kalau ceritanya mirip. tetap saya rating bintang 1. kecuali anda buat cerita yang semuanya berbeda, alur ceritanya, konfliknya, plot twistnya. namun misalkan cerita anda buat tidak saya suka. tetap saya akan kasi bintang 5, tapi saya kritik.

tapi kalau ceritanya mirip, konfliknya mirip, plot twistnya mirip.
sori yah, saya harus memberi rating 1, biar anda itu belajar menghargai karya orang lain. dengan minta izin
total 4 replies
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis
Wow keren banget yaa kak. Tinggal ATM cerita saya. Emang gak bisa mikir yaa, sampai-sampai harus sama dengan cerita saya? Anak kembar? tertukar? Konfliknya jelas sama lho. 🤣🤣 lucu banget yaa.
Rita Wati
Puasss dech baca akhir kisah nya
Happy Ending....👍🥰🥰🥰🥰🥰
aliifa afida
luarrr biasaaaa....
Dessy Sugiarti
Yaaa TAMAT KAK BLOM KAN.....
Atika Sari
ancur smua keluarga ini!!!
mahira
lanjut bonchap kk
Jasni Tahir
ending yg bahagia tp mengalirkan airmata
Euis Maryam
kuleren
Euis Maryam
lanjut chapter nya dong thor
Liana CyNx Lutfi
Dan mereka akhirnya hidup bahagia
Annisa
terimah kasih thor untuk tulisaannya
bagus penuh cinga dan sangat menguras emosi
good job pokoknya
Liana CyNx Lutfi
Akhirnya senja dan langit sdh ditemukan
Liana CyNx Lutfi
pada akhirnya orang yg dianggap kampungan yg selalu dihina yg menolong tnpa minta balasan
Liana CyNx Lutfi
puas rasanya ratna di hajar angga ,kasian krn salah didikan mereka jd salah jlan
Rafika Jeef
karya yang luar biasa thor👍🏻⭐⭐⭐⭐⭐
FLA
ahhh part part terakhir yg bikin mewek, tapi berakhir dengan bahagia
Akbar Razaq
Andai ada bintang lebih lima maka akan aku beri buat othor bintang yg lebih banyak banyak lagi.

Ending yg melegqkan,dan berharap Angganjd ank ygnlebih baik lagi.Bagaimana pun juga dia korban dr salah asuh lingkungannya.papa,ibu kqndung dan neneknya.
Ok ku tunggu karya selanjutnya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!