NovelToon NovelToon
Mengapa Harus Aku?

Mengapa Harus Aku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arion Alfattah

Tanggal pernikahan sudah ditentukan, namun naas, Narendra menyaksikan calon istrinya meninggal terbunuh oleh seseorang.

Tepat disampingnya duduk seorang gadis bernama Naqeela, karena merasa gadis itu yang sudah menyebabkan calon istrinya meninggal, Narendra memberikan hukuman yang tidak seharusnya Naqeela terima.

"Jeruji besi tidak akan menjadi tempat hukumanmu, tapi hukuman yang akan kamu terima adalah MENIKAH DENGANKU!" Narendra Alexander.

"Kita akhiri hubungan ini!" Naqeela Aurora

Dengan terpaksa Naqeela harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih demi melindungi keluarganya.

Sayangnya pernikahan mereka tidak bertahan lama, Narendra harus menjadi duda akibat suatu kejadian bahkan sampai mengganti nama depannya.

Kejadian apa yang bisa membuat Narendra mengganti nama? Apa penyebab Narendra menjadi duda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 - Gara-Gara Anjing!

Semenjak hari itu, Vaughan tak bisa tidur nyenyak, pikirannya sudah di sadap oleh bocah sedeng. 2 hari ini ia mencoba menjauh tak menunjukkan diri di depan gadis itu hanya untuk memastikan sesuatu dalam hatinya, jawabnya ada dia, semudah itukah? Aneh bukan.

Sepanjang perjalanan menuju apartemennya, senyum Vaughan tak pernah pudar, ia menggelengkan kepala teringat kembali ucapan Aqeela 2 hari yang lalu.

'Kenalin, aku masa depanmu.'

"Dia benar-benar unik, gak tahu apa kalau gue udah dewasa, kalau gue hilang kontrol gimana?"

"Wait! Wait! Lo kenapa, Ghan? Kesambet jin pantai lo?" pundaknya di tahan Dava, mereka berpas-pasan di lorong apartemen dan dia merasa heran sebab bos sekaligus temannya ini tidak menyadari adanya dia, bahkan terlihat seperti orang gila.

Vaughan mencebik, menepis kesal tangan Dava. "Ganggu lo."

"Lo udah edan, Ghan. Gue segede gaban aja gak kelihatan saking otak lo gak fokus. Kenapa lo?"

"Gue bilang bukan urusan elo. Elo urusannya kerjaan." Dia melangkah maju menuju pintu, siap membuka pintu.

"Gak waras lo."

"Bukan urusan lo!" sahutnya sembari masuk setelah berhasil membuka pintu.

"Gak biasanya dia kayak gitu? Hantu mana yang sudah buat dia macam orang gila? Ah bodo amat, itu bukan urusan gue."

***********

"Inikah namanya cinta, oh inikah cinta, cinta pada jumpa pertama, eh gitu gak sih lagunya?" oceh Aqeela melangkah riang menuju kamar hotelnya.

2 hari ini dia menikmati waktu liburannya bareng Mario, ya karena Zira dan Al selalu saja jalan-jalan berdua seakan lupa ada mereka disana.

"Habis darimana kamu, Qeel?" tanya Mario keluar kamar, kebetulan kamar mereka saling bersebelahan.

"Eh Bang Mario, habis jalan-jalan bang. Sekarang mau mandi dulu, terus makan terus nanti mau lihat sunset dipantai, sunset disini indah. Aku masuk dulu ya, Bang." Kemudian Aqeela masuk.

Mario menatap dalam adiknya. "Semoga kamu baik-baik saja, Qeel." Dia lanjut menghubungi seseorang, berjalan kembali menuju suatu tempat.

Sementara didalam kamar, Aqeela meraih handuk hotel, badannya gerah ingin mandi.

Sampai beberapa saat kemudian, ia sudah selesai membersihkan badan, masih mengenakan handuk melilit tubuhnya dan handuk kecil membalut rambut basahnya.

Ponselnya berdering.

"Ya hallo."

"Qeel kamu dimana?" dia Zira.

"Di kamar, kenapa?" tanya Aqeela sambil mengoleskan lotion ke kakinya.

"Temani gue jalan-jalan yuk, gue bosan di kamar terus."

"Kan pacar lo ada, kemana?"

"Dia tertidur, kecapean kayaknya."

Aqeela terdiam, perkataan Nazira terdengar ambigu.

Sementara di kamar Nazira, dia melirik Alvaro, laki-laki itu tertidur diatas kasurnya.

'Maafin gue Kak, lo harus jadi milik gue.'

"Gue tunggu lo di kamar gue, ya Qeel, gue mandi dulu, gerah banget. Kalau lo mau masuk juga gak papa, gak gue kunci kok."

"Ok, gue ke kamar lo sekarang juga."

*********

Sesuai perkataan Aqeela tadi, dia menuju kamar Nazira yang berada di kamar paling ujung. Karena sudah mendapatkan izin masuk, jadinya Aqeela nyelonong masuk.

"Berantakan banget." Beberapa pakaian berserakan dimana-mana, jantungnya berdebar memikirkan sesuatu.

Langkahnya begitu pelan langsung tertuju menuju ranjang, semakin dekat Aqeela makin melihat sosok yang ia kenal.

Matanya terbelalak, mulutnya menganga tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"ALVAROOOO!!!" Lengkingan suaranya khas Aqeela mengganggu gendang telinga Al.

"Apaan sih Qeel, gue ngantuk." Susah payah dia bangun mendudukkan tubuhnya, selimut pun terjatuh hingga memperlihatkan tubuh bagian atas.

"LO DAN NAZIRA HABIS NGAPAIN, HAH?" pekik Aqeela marah sekaligus kecewa ternyata hubungan mereka sudah sejauh ini padahal Zira masih sekolah.

"Aqeela, gue..." Alvaro menunduk, terkejut dengan apa yang ia lihat. Lalu kembali mendongak menatap mata Aqeela yang nampak kecewa terhadapnya.

"Qeel, gue gak tahu kenapa bisa seperti ini, gue gak paham, Qeel. Percaya sama gue."

Ceklek.

Pintu kamar mandi terbuka, sosok Nazira muncul mengenakan kimono dengan rambut basahnya.

"Zira!" suara Al tercekat, kok bisa mereka dalam kamar yang sama.

Sementara Nazira tersenyum. "Sudah bangun Kak, aku gak akan marah kok, aku gak apa-apa, mungkin tadi kamu sedang khilaf sampai kita berakhir di ranjang yang sama."

Biasanya seorang gadis akan marah jika seseorang mencoba melecehkannya, namun berbeda dengan sikap Nazira terlihat begitu santai. Hal itu pula membuat Aqeela mengernyit heran.

"Lo sehat, Zira? Harusnya lo marah ada cowok berbuat jahat sama elo tapi elo kelihatan baik-baik saja, jalan lo juga kok kelihatan santai," ucap Aqeela memicingkan mata.

Langkah Zira terhenti. 'Bodoh.' Lalu ia berbalik menatap sendu Aqeela. "Terus gue harus bersikap seperti apa, Aqeela? Meraung menangis karena kak Al sudah menyentuh gue? Gue gak bisa sedangkan disini gue juga menerima perlakuan kak Al. Gue terbuai, gue terlena, gue gak bisa nahan diri, dan gue .. Gue memasrahkan diri gue pada kak Al."

"Zira tapi aku tidak mengingat kejadian yang kamu katakan, aku tadi beristirahat di kamarku terus mandi, mau ajak kamu jalan-jalan, terus kamu nawarin aku minuman tapi anehnya aku malah merasakan kantuk berat," jelas Al berusaha mengingat-ingat kejadian.

"Memang benar dan setelah itu aku gak tahu apa yang sudah memasuki kamu sampai nekat menyentuhku, Kak. Lihat ini!" Zira menunjukan tanda merah di lehernya. "Ini ulah kamu, KAMU!"

"Cukup!" pekik Aqeela tidak mau mendengarkan penjelasan mereka. Sudah cukup dengan melihat keduanya dalam kamar yang sama meyakinkan Aqeela untuk tidak lagi menyukai Al, ia merasa kecewa salah satu panutannya tak sebaik yang dipikirkan.

"Aqeela," lirih Al menggelengkan kepalanya. Melihat reaksi Aqeela seperti itu membuatnya sakit, ia ingin menjelaskan kalau ini tidak seperti yang dipikirkan. Kenapa ia tidak mau Aqeela menatapnya kecewa, hatinya tidak ikhlas.

"Terserah kalian mau melakukan apapun juga, gue gak mau dengar, kayaknya gue salah berada disini, mungkin kalian mau lanjut lagi, silahkan. Gue keluar dulu." Aqeela melengos dari sana.

"Qeel, Aqeela, tunggu! Ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Aqeela!" teriak Al, terus beralih menatap Zira tajam. "Aku gak ingat apapun, Zira. Jangan coba-coba menipuku!"

Deg.

Zira salah lawan, rupanya Al tidak sebodoh itu.

********

"Sialan, kalian pikir gue akan peduli lagi? Enggak! Mulai hari dimana kalian jadian hari itu juga gue udah memutuskan untuk jalan lurus ke depan. Enggak peduli kalian mau ngapain juga terserah, itu artinya dia bukan jodoh gue."

Aqeela menggerutu, sedikit berlari ke luar melampiaskan kekesalannya dan rasa kecewanya.

Dia melepaskan sebelah sepatu slop kemudian melemparkannya asal. "Aakhhh gue gak peduli!!"

Puk.

Sepatu itu mendarat pada sesuatu.

Guk .. guk .. Guk..

Mata Aqeela terbelalak, tubuhnya mematung, perlahan mencari suara guk guk, selepas menemukanya tubuhnya mendadak kaku.

Mata anjing itu menatapnya, lidah menjulur panjang, warna hitam tanpa campuran warna apapun. Di samping anjing itu ada sepatunya.

Guk.. Guk ..

"RUN QEEL, RUN!!!" Pekiknya berlari menjauh ketika anjing itu mengejarnya.

"Aakkhhh!!!! Anjing sialan! tolooong!!! Anjing lo! Anjing ngejar!!" Aqeela berlari menghindari kejarannya, melepaskan sebelah sepatunya lagi kemudian melemparkannya lagi.

Guk .. Guk .. Guk..

"Enggak! Bukan gue yang nimpuk lo, anjing, tapi setan yang mirip gue, hus hus pergi lo!"

Guk .. Guk.. Guk..

Sesekali Aqeela menoleh ke belakang, sesekali juga menatap ke depan sambil berlari. Di jauh dekat pantai Aqeela melihat sosok pria yang ia kenal berdiri dipinggir pantai.

"ABANG TOLONG GUE!!"

Teriakan Aqeela terdengar oleh Vaughan, dia menoleh.

"Akkhhh!!" Aqeela loncat meraih tubuh laki-laki itu.

"Anjing!"

1
Siti M Akil
Nalendra hilang ingatan atau aqella muka nya berubah
Siti M Akil
🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!